TAMAT

531 36 6
                                    

"Thanks ya daaa" Prada hanya mengangguk kecil menanggapi.

Sudah enam bulan berlalu semenjak ia keluar dari rumah sakit, belum ada kabar lagi dari Sinta dan Nathan soal perkembangan Karin.

Hari ini dirinya berulang tahun yang ke23, karena sudah kebiasaan, inti King Starmoon dengan tak tau malunya meminta pajak ultah, dan dengan hati lapang Prada mentraktir semua anggota King Starmoon, (Biasa orkay mah bebas ya ga ya?)

"Eh Da, lo seriusan mau berhenti kuliah?" tanya Dafa di sela makannya.

"Hm, gak tau juga gue kayak gak fokus aja" jawab Prada sambil memainkan ponselnya.

"Kepala lo masih sakit?" tanya Vanila.

"Ya lo pikir aja" Prada malas menjawab, bayangkan saja sudah enam bulan berlalu, Vanila masih mempertanyakan kondisi kepalanya?ya pikir lah.

Entah mengapa dirinya dikit demi sedikit mulai terbuka dengan mereka, apa jangan jangan karena dirinya sudah tidak kuat memendam sendiri.

"Hih kan nanya doang" Vanila mendelik sebal.

"Dia mah emang sensian"ledek seorang cowok yang tengah memeluk Vanila dari samping.

Prada menatap cowok itu tajam, entah mengapa Vanila bisa terpincut sama cowok itu.

"Apa? Lo iri gak bisa peluk ayang lo? " tanya nya dengan nada julid di balas pukulan sikut oleh Vanila membuatnya meringis.

"Sakit"

"Gak boleh ngatain gitu, gitu juga dia bos kamu"

Ya,dia Aryo pangeran Adyaksa sepupu dari Prada, dia yang menjadi penerus jabatan Prada nanti, setelah inti Utama melepas jabatan di hari ultah King Starmoon yang ke 5 tahun.

Sikapnya sudah pasti jauh beda dengan Prada, Aryo berisik, Prada tenang, Aryo gegabah, Prada berhati hati, pokoknya sangat beda jauh.

Aryo juga adalah pemenang di hati Vanila, setelah bersaing dengan tiga orang laki laki yang sangat berambisi untuk mendapatkan hati Vanila.

"Gue aneh deh sama Lo Van"Hana bersuara, ia menatap Vanila dan Aryo bergantian.

"Kenapa?"Vanila menatap Hana penasaran dengan lanjutan nya.

"Ya tipe lo kok jadi ke bawah gitu"

"Weh, gak sopan lo! Gue tua ya disini"Aryo mendelik tak Terima, ia tau dirinya yang di maksud.

"Gue bukan ngomongin soal umur, tapi ngeliat lo Manja lebay kek gitu kayak bocah SMP yang lagi cinta Monyet" ledek Hana dihadiahi gelak tawa yang lain, kecuali Aryo nya sendiri.

"Sialan lo"Aryo hendak memiting kepala Hana, tapi berhenti kala mendengar dehaman dari kedua orang berbeda gender.

"Khem"deham Daren dan Vanila berbarengan.

Aryo hanya menyengir kaku, lalu kembali duduk di tempatnya, lalu terjadi keheningan.

"Daf Lusa udah siap kan?" suara Prada memecah kesunyian.

Dafa mengangguk, ia mengacungkan jempolnya.

"Beres Da, serahin aja sama gue dan Eca"

"Heh, kita berdua juga ikut bantu ya" Hana protes tak Terima membuat Dafa tertawa geli.

"Kirain gak nyadar orangnya"

"Da, Karin gimana?" tanya Ando di sela candaan mereka, membuat semua mata kini fokus pada sosok Ketua geng ini.

"Belum ada kabar lagi dari Tante Sin-" Prada mengambil ponselnya kala melihat nama Sinta tertera di layar.

"Halo Tan, gimana keadaan Karin? "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KARPRA {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang