5. Seleksi

67 21 0
                                        

***

Glynrie menunggu bosan sambil duduk di depan pintu Akademi Drainsyl. Tangannya memakan bekal yang Bundanya buat sedangkan kakinya yang ia luruskan digunakan Anna untuk tidur. Syukur saja kaki Anna yang terkilir tadi diobati oleh salah satu penyihir yang ada di rombongannya.

"Proses seleksi pemilihan murid Akademi Drainsyl segera dimulai, untuk para penyihir yang sudah mendaftar dipersilakan masuk ke arena pertandingan."

Glynrie langsung membereskan kotak makannya, lalu membangunkan Anna yang masih tertidur. "Anna bangun! Pintunya sudah dibuka."

Glynrie menggendong tasnya, lalu membantu Anna yang jalannya masih sedikit pincang. Glynrie dan Anna duduk di samping Shila, penyihir yang tadi mengobati kaki Anna. "Glyn, setelah mengganti baju dan mencuci mukamu, kau terlihat semakin cantik. Dan kecantikanmu itu yang membuatku bertanya bagaimana seorang perempuan cantik dan manis ini menghadapi singa seorang diri."

"Benar, kan! Aku juga tidak menyangka bisa menghadapi singa itu sendirian." Shila dan Anna sontak tertawa mendengar itu. Perhatian ketiganya teralihkan saat wanita cantik terbang dan turun dengan anggun di tengah-tengah arena.

"Wah, Glyn! Kau yang punya saingan atau dia yang akan punya saingan?"

Glynrie dengan kesal, mencubit paha Shila. Gadis itu benar-benar. Shila terkekeh sambil mendesis pelan merasakan cubitan kuat jari kecil Glynrie. Jari Glynrie boleh kecil, tapi kekuatannya jangan diragukan. Pantas saja singa kabur dibuatnya.

"Glyn, namanya Isha, penyihir perempuan terbaik dari akademi ini," ucap Shila dengan jarinya menunjuk perempuan yang berdiri anggun di tengah arena pertandingan itu. "Tapi itu baru yang terbaik. Jika kau ingin tahu penyihir perempuan terhebat dari akademi ini adalah Anela."

Tepat setelah Shila mengatakan itu, seorang penyihir perempuan yang kelihatan biasa saja berjalan pelan menuju ke lapangan. Tidak ada yang spesial, tapi tatapan matanya terlihat kosong.

"Apa dia Anela?" tanya Glynrie. Gadis itu menganggukkan kepalanya. Shila menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, lalu berkata, "Kau tahu apa? Dia buta."

Bukan hanya Glynrie yang terkejut, Anna juga terkejut. Orang tidak akan tahu Anela buta. Gadis itu berjalan seolah-olah dapat melihat dunia, tanpa bantuan tongkat sama sekali. Bahkan Anela berhenti tepat di samping Isha.

"Isha penyihir dengan elemen udara dan Anela penyihir dengan elemen air. Dulu mereka adalah sahabat. Tapi karena Anela yang selalu mendapat pujian, Isha iri dan akhirnya memutus tali persahabatan mereka."

Glynrie mengerutkan keningnya. "Bagaimana kau tahu cerita itu? Jangan bilang kau-"

"Ya, aku dulu bagian dari mereka. Shila, penyihir elemen tanah, meninggalkan ikatan persahabatan karena mengikuti keluarganya yang pindah ke kota Scylerion."

Glynrie menutup mulutnya yang sudah terbuka lebar. Mengapa sangat dramatis? Tapi hidupnya juga dramatis. Kalau Glynrie buka mulut sekarang, gadis itu yakin reaksi Shila akan lebih heboh darinya.

Glynrie mendekatkan kepalanya pada Shila. Bibir gadis itu tepat di samping telinga Shila, membisikkan sesuatu. "Tapi, mengapa tiba-tiba jadi banyak orang? Atau acara seleksi memang seperti ini setiap tahun?"

"Hm, aku tidak tahu, Glyn. Yang jelas mereka yang berada di kiri adalah perwakilan dari bangsa siluman, mereka yang paling kanan adalah perwakilan para peri, dan yang di tengah adalah perwakilan para penyihir."

Siluman?

Glynrie menoleh, menatap barisan perwakilan dari setiap siluman. Anehnya, seorang laki-laki menatapnya dari barisan itu. Tidak, dua orang ternyata. Tapi salah satunya terdapat luka sayatan di wajahnya. Dan Glynrie merasa akrab dengan luka sayatan itu.

Pedang CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang