***
"Memangnya siapa dia? Berani sekali menempatkan Kak Glyn di kelas tingkat satu!"
Glynrie memijat pusing kepalanya. Telapak tangannya masih saja terangkat di udara, menggerakkan air untuk menyiram Anna yang sedang marah. Sebenarnya tidak masalah jika Anna marah, yang menjadi masalah adalah, saat Anna marah, tubuh bocah itu mengeluarkan api, lalu apinya merambat ke seluruh benda di sekitarnya, tak terkecuali manusia.
Glynrie menopang pipinya bosan, sedangkan Shila damai dengan dirinya sendiri. Tangannya sedang menumbuk beberapa daun, lalu mencampurinya dengan air. Shila tanpa permisi menyiramkan air daun itu ke tubuh Anna.
Glynrie bernapas lega saat api dari tubuh Anna padam. Gadis itu menoleh, mengacungkan ibu jari untuk Shila. "Kau memang bisa diandalkan!"
"Untung saja ada beberapa daun yang tersisa di tasku," beo Shila. Walau api sudah padam, tapi amarah Anna masih tersisa di sana. "Aku akan ke ruangannya, dan berbicara dengan Pak Tua itu!"
"Lalu? Kau akan dihukum dan mendapatkan poin hukuman di hari penerimaanmu? Gila kau!" seru Glynrie. Anna cemberut mendengar itu. Glynrie menggeleng pelan melihat tingkah ajaib Anna. "Kelas itu memang yang terbaik untukku. Aku belum tahu apa pun soal sihir, Anna. Aku harus belajar dasar-dasar sihir di kelas tingkat satu."
Glynrie menghela napas panjang ketika Anna masih tampak tak terima dengan keputusan Norrey yang menempatkan Glynrie di kelas pemula. Gadis itu menatap malas ke arah Anna yang basah kuyup. "Daripada kau memikirkanku, lebih baik keringkan dirimu dan ganti bajumu sana!"
Anna dengan malas melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya. Karena Anna sudah mendekati tingkat 3, maka gadis itu mendapatkan kamar pribadinya. Glynrie kembali menggelengkan kepalanya sambil mengawasi Anna yang berbelok dan hilang dari pandangannya.
Shila terkekeh melihat reaksi lucu Anna yang tidak terima seorang Glynrie ditempatkan di tempat para penyihir pemula. Gadis itu kemudian menyentuh pundak Glynrie, membuat Glynrie menolehkan wajah kepadanya. "Kita juga harus bersiap, sebentar lagi kita akan mengelilingi akademi yang sangat besar ini."
"Sekarang?!"
"Ya sekarang."
***
Glynrie berjalan dengan rasa malas, mengikuti Shila dan Anna yang terlihat sangat bersemangat berjalan di depannya. Sedangkan Glynrie tidak tahu berjalan dengan siapa di sampingnya ini.
Tubuh Glynrie langsung tegap saat mereka hendak melewati ruangan para petinggi Drainsyl. Aura sihir yang berbeda dapat dirasakan Glynrie saat melewati lorong ruangan-ruangan itu. Apa lagi saat melewati ruangan pemimpin Drainsyl, aura sihirnya terkesan sangat berbeda.
"Argh!"
Semua murid yang sedang berjalan berhenti kala mendengar seseorang merintih kesakitan. Shila dan Anna langsung berlari saat sadar Glynrie yang merintih kesakitan. Tangan kanan Glynrie meremas bajunya, merasakan sakit luar biasa yang menjalar di dadanya. Seperti ada api yang menyala di dalam dada kemudian ditusuk beribu jarum.
Belum selesai dengan rasa sakit di dadanya, lehernya panas seperti dibakar. Glynrie tidak tahu ada apa dengan tubuhnya, yang jelas gadis itu terbaring lemah dengan Shila yang sibuk mencari tahu apa yang dialami oleh Glynrie. Kerutan di dahi Shila nampak timbul saat ia tidak menemukan sumber sakit pada dada dan leher Glynrie. Shila berusaha sekali lagi, tapi hasilnya tetap sama.
"Ada apa ini?"
Seketika kerumunan orang yang mengelilingi Glynrie terbelah mendengar suara berat seorang laki-laki. Mereka semua langsung menunduk, memberi tanda hormat untuk orang itu. Glynrie berusaha melihat dengan jelas laki-laki itu, namun pandangannya buram dan kepalanya sangat sakit saat diangkat terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Cahaya
FantasyNamanya Glynrie, seorang penyihir perempuan yang tinggal dan besar di sebuah keluarga manusia biasa. Saat berumur 17 tahun, gadis itu memutuskan untuk pergi ke akademi Drainsyl, sebuah akademi sihir terbesar yang ada di kota Xenopia untuk mencari ke...