5

2.5K 266 10
                                    

_KI_

"Tidur yang nyenyak anak Mama. Selamat malam," kata Marsha pada Miki yang sudah mulai memejamkan mata. Sedangkan Miko sudah lebih dulu tertidur. Memang Miki lebih rewel daripada Miko saat hendak tertidur. Miki harus merasa lelah agar cepat tertidur. Jika tidak dia harus mendengarkan dongeng yang sering kali Marsha bacakan, atau bahkan nyanyian dari Papanya sebagai penghantar tidur.

Setelah memastikan kedua anaknya sudah sama-sama tertidur, Marsha mematikan lampu kamar, hanya lampu kamar yang menyala diantara dua ranjang anaknya. Kemudian dia keluar menyusul suaminya yang masih betah menonton siaran bola ditv.

"Anak-anak sudah tidur?" tanya Zeefan sambil meletakkan gelas kopi yang baru saja di seruput, sebagai teman menontonnya.

"Udah," jawab Marsha. Tanpa meminta persetujuan Marsha duduk dipangkuan Zeefan dan meletakkan kepalanya dipundak nyaman suaminya itu. Zeefan yang tau kalau Marsha sedang mode manja lantas mengusap punggung Marsha memberi kenyamanan.

"Cape?" tanya Zeefan.

"Sedikit," jawab Marsha pelan. Hembusan napas Marsha yang teratur terasa di leher Zeefan.

"Hem, tidurlah. Nanti aku angkat ke kamar," kata Zeefan mempersilahkan Marsha jika ingin tidur dipangkuannya.

"Belum ngantuk. Aku cuma butuh tambahan energi aja," kata Marsha. Zeefan melirik Marsha, nampak pipi Marsha yang semakin menggemaskan. Dia yang tak tahan, mulai mencium gemas pipi yang sudah mirip seperti bakpo itu. "Ah, kamu jangan ganggu," rengek Marsha terdengar manja. Zeefan terkekeh mendengarnya.

"Abisnya gemesin."

"Gemesin mana aku atau Miki?"

"Miki dong." Terdengar decakan dari Marsha saat Zeefan menjawab. Zeefan tertawa dibuatnya. "Kamu ini sama anak sendiri masih aja cemburu," kata Zeefan.

"Kamu selalu muji Miki, aku ga pernah dipuji lagi."

"Sejak kapan aku ga pernah muji kamu? Tanpa aku ucapin kamu harus natap mata aku. Dimata aku ini penuh akan pujian tentang kamu sayang. Kamu jangan cemburu, terlebih ke anak kita sendiri oke?" Marsha masih cemberut. Dia membenamkan wajahnya di pundak Zeefan kemudian menggigitnya pelan. "Sekarang gantian aku yang tanya deh. Aku sama Miko gantengan mana?"

"Ganteng semuanya."

"Harus jawab salah satu."

"Salah satu."

"Ih bukan kayak gitu Marshayangggggg~" gemas Zeefan. Marsha tertawa berhasil membuat suaminya sedikit jengah atas jawabannya. Sedangkan Zeefan tersenyum mendengar suara tawa Marsha yang menjadi candunya.

"Miko ganteng kayak kamu, karna kamu Papanya. Kurang mirip apa lagi coba kamu sama Miko? Jadi aku jadi bingung mau milih siapa," jelas Marsha.

"Kalau menurut aku sih kamu akan tetap milih aku," kata Zeefan.

"Kenapa gitu?"

"Karna aku yang bakal nemenin kamu terus sampai di hari tua. Sedangkan anak-anak? Mereka pasti akan dewasa, menikah dan mempunyai keluarga sendiri. Mereka akan pergi ke rumah mereka masing-masing. Dan hanya aku yang akan nemenin kamu nantinya," jelas Zeefan.

"Ah jangan bahas masa tua dulu. Aku ga siap dengernya. Ga siap kalau nanti anak-anak mulai dewasa. Kita nikamtin dulu waktu anak-anak kita yang masih unyu-unyu ini," balas Marsha.

"Hahaha... iya deh."

"Mama minta kita buat main ke sana. Katanya pengen ketemu cucunya," ungkap Marsha dengan suara yang mulai serak. Sepertinya dia mulai mengantuk karena usapan Zeefan dipunggungnya.

"Iyakah? Nunggu anak-anak libur sekolah, nanti kita ke sana," jawab Zeefan.

Setelah kejadian terakhir dulu, hubungan Marsha dan keluarganga sudah kembali membaik. Tak ada lagi sikap dingin yang Marsha tunjukkan pada keluarganya. Marsja kembali menjadi Marsha yang hangat dan kembali mau berbicara dengan santai. Tidak ada lagi Marsha yang dingin, murung dan lebih suka menyendiri.

"Kamu kepikiran pengen punya anak lagi ga sayang?" Celetuk Zeefan. Namun, kemudian dia memekik karena kembali mendapat gigitan dipundaknya karena Marsha.

"Anak-anak masih kecil, jangan dulu punya bayi lagi. Kasihan anak-anak kalau sampai kurang kasih sayang, karna kita punya baby lagi."

"Aku cuma tanya sayang. Kalau kapannya kan urusan nanti."

"Kalau ditanya mau punya anak lagi atau nggak, aku siap-siap aja kalau Tuhan nitipin anak lagi ke kita. Tapi nanti ya, tunggu anak-anak lebih besar lagi, jangan sekarang," ungkap Marsha. Zeefan mengangguk paham kemudian dia mencium pipi Marsha lagi. Lagian dia tadi hanya iseng bertanya saja.

"Kamu belum ngantuk?" tanya Zeefan lagi. Marsha menggeleng. Sebenarnya Marsha sudah mulai mengantuk, tapi dia tak mau tidur lebih dulu, dia mau tidur barengan sama Zeefan.

Dia buatku nyaman
Dalam hangat pelukan
Dia peras yang mengerti yang kurasa
Hanya dia

Kan ku arungi tujuh laut samudra
Kan ku daki pegunungan himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hati

Kau dan aku sempurna
Semoga ada cara tuk terus bersama
Selalu ku tunggu
Tak mau berlalu
Kau dan aku

Kan ku arungi tujuh laut samudra
Kan ku daki pegunungan himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hatiku

Zeefan dengan sengaja menyanyikan beberapa lagu bait untun mengantarkan Marsha tidur. Dan itu berhasil. Nafas Marsha sudah teratur tandanya dia sudah tertidur. Zeefan mematikan tv kemudian perlahan berdiri dengan Marsha yang masih setia digendongannya. Hari sudah malam, mereka perlu istirahat sekarang.





















Pasutri mau turu, kalian juga turu gih. Dripada berharap diajak malming🙊

Dah gitu aja maap buat typo.

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang