7

2.2K 249 11
                                    

_KI_

"Yeeey! Papa pulang~ Papa pulang~" Miko dan Miki kompak menghampiri Zeefan yang baru saja memasuki rumah, baru pulang kerja. "Papa gendong!" Pinta Miki. Zeefan membungkuk lalu menggendong Miki di depan.

"Mama mana sayang?" Tanya Zeefan, seraya melabuhkan ciuman di pipi gembul putrinya. "Mama di kamar," jawab Miki.

"Papa itu apa," tanya Miko, melihat dua kresek yang Zeefan pegang.

"Oh iya, ini Papa beliin pensil warna seperti yang kalian mau. Dan ini martabak, Mama tadi pesen pengen martabak," jelas Zeefan.

"Miko mau lihat pensil warnanya!" Seru Miko. Zeefan memberikan kresek yang berisi pensil warna keinginan anaknya.

"Ayo masuk dulu," titah Zeefan. Miko lebih dulu berlari sambil membawa kresek itu, sedangkan Miki masih setia berada digendongan.

Sampai di ruang tengah, Miki berontak ingin turun. Setelah Zeefan turunkan, Miki bergabung dengan Miko melihat pensil warna yang Papanya belikan. "Wahh banyak banget warnanya Pa," kata Miko kagum melihat deretan pensil warna berbeda.

"Biar kalian bisa mewarnai dengan banyak warna," jawab Zeefan.

"Makasih Papa," ucap Miki. Dia kembali mengahmpiri Papanya dan memeluk tanda terima kasih. Tak hanya Miki, Miko pun melakukan hal yang sama.

"Papa cari Mama dulu ya."

"Oke Papa. Miki, kita mewarnai yuk," ajak Miko.

"Ayuk!" Jawab Miki semangat. Mereka bergegas mencari buku mewarnai yang masih kosong tanpa warna.


Di dalam kamar, Zeefan melihat istrinya yang sedang melakukan rutinitas yang sering perempuan lakukan, yaitu merawat wajah. Marsha terlihat mengoleskan berupa serum di wajahnya. Zeefan tersenyum lalu menghampiri sang istri, kemudian dia dengan sengaja membungkuk dan memeluk leher Marsha dari belakang. Dengan iseng dia mencium bahkan menyesap leher Marsha yang nampak menggoda iman.

"Heyy, sebentar aku lagi sibuk," kata Marsha sambil berusaha menjauhkan lehernya meskipun gagal.

"Kamu cantik banget sih," puji Zeefan melihat Marsha dari kaca.

"Udah berapa kali kamu bilang kayak gitu," balas Marsha. Meskipun dia merasa tersanjung atas pujian yang Zeefan berikan, tapi Marsha heran apa suaminya itu tidak bosan selalu bilang cantik kepadanya.

"Sehari aku bilang seribu kalipun juga aku jabanin. Karna kamu emang cantik bangettt," kata Zeefan.

"Heleh, sana mandi. Kamu bau asem."

"Masa sih?" Zeefan mengendus bau badannya sendiri, tapi tidak mencium bau busuk apapun selain parfumnya. "Wangi gini kok."

"Kalau kamu yang nyium ga bakal bisa cium bau badan kamu sendiri Zeefan."

"Kalau gitu kamu cium aku dong."

"Dasar modus," ucap Marsha. Zeefan terkekeh setelahnya.

"Aku udah beli martabak pesenan kamu. Ada di bawah," ungkap Zeefan sambil dirinya melucuti baju atasnya. Dia akan bersiap untuk mandi.

"Martabak telor doang?" tanya Marsha.

"Sama martabak manis," jawab Zeefan.

"Bagus deh. Anak-anak kamu juga suka martabak manis, kalau kamu ga beli yang ada mereka ngambek."

"Aku inget kok sayang. Aku mandi dulu, tolong siapin baju ya." Kemudian Zeefan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri yang terasa lengket, setelah seharian beraktivitas. Sedangkan Marsha setelah selesai dengan kegiatannya, dia menyiapkan baju untuk Zeefan.

Di ruang tengah Miki dan Miko sedang asik mewarnai buku bergambar. Mereka berdua mendapat pensil warna masing-masing satu, jadi punya sendiri sekarang tanpa harus berbagi.

"Rautannya mana Miko? Miki mau pakek," tanya Miki.

"Aku ga tau, tadi kamu yang pakek," jawab Miko sambil asik mewarnai gambar mobil dengan warna merah.

"Tapi selesai aku pakek, kamu yang pakai," kata Miki.

"Aku ga tau."

"Ih Miko hilangin rautan punya aku!" kesal Miki.

"Aku ga hilangin. Cari dulu dong, jangan marah dulu," balas Miko.

"Ada apa sih?" tanya Marsha yang kini bergabung dengan anak-anaknya. Dia duduk disofa lalu membuka kresek yang berisi martabak.

"Miko hilangin rautan Miki, Mama," adu Miki.

"Kok aku? Miko ga hilangin Mama," jawab Miko.

"Dicari dulu nak, jangan bertengkar," titah Marsha. Dia juga ikut membantu mencari. Kemudian rautan itu ketemu dibawah meja. "Nah ini apa?"

"Tadi Miki udah cari ga ada Ma," kata Miki. Padahal dia tadi sudah mencari kemana-mana, tapi tidak ketemu.

"Sudahlah, ini pakai." Marsha memberikan rautan itu pada Miki. Marsha mengeluarkan kotak martabak telur dan membukanya. Bau mertabak langsung menyeruak sangat lezat.

"Mama itu apa?" tanya Miki seraya mendekat.

"Martabak telur sayang," jawab Marsha.

"Miki mau yang manis," ucap Miki penuh harap.

"Papa beli dua kok," jawab Marsha. Dia mengeluarkan martabak manis rasa coklat kacang untuk anak-anaknya.

"Horee~ martabak manis, Miki suka," sorak Miki.

"Miko mau juga?" tawar Marsha.

"Mau!" Jawab Miko. Dia ikut mendekat melihat isi martabak itu.

"Makanlah," titah Marsha.

"Suapin. Nanti tangan Miki kotor, Miki kan mau mewarnai," pinta Miki.

"Miko juga mau disuapin," imbuh Miko.

Marsha menuruti keinginan sang anak. Dia mengambil satu potong martabak itu, kemudian menyuapkan satu gigitan pada Miki lalu beralih pada Miko. Setelah mendapat suapan, Miko dan Miki kembali melanjutkan mewarnai. Mereka mewarnai sambil menerima suapan dari Marsha. Marsha juga sesekali menyuapkan untuk dirinya sendiri, tapi bedanya dia martabak telor.

"Aku juga mau dong," ucap Zeefan yang tiba-tiba sudah berada di samping Marsha, ikut bergabung.

"Mau yang mana?" tanya Marsha.

"Mau kamu boleh ga?" tanya Zeefan balik sambil menampilkan senyuman yang aneh. Marsha yang paham menggeleng kecil. "Nanti malem," jawab Marsha. Kemudian dia menyuapkan martabak manis dengan ukuran cukup besar pada Zeefan.

























Double utk hari ini.

Dah gitu aja maap buat typo.

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang