8

2.5K 257 6
                                    

_KI_

Hari berlalu. Cuaca sedang cerah pagi ini. Namun, meskipun begitu Marsha tetap memilih berdiam diri di rumah. Menikmati hari dengan secangkir teh dan tontonan berupa Anime yang ditampilkan di tv. Karna waktu pagilah dia bisa menguasai tv tanpa harus berebut dengan anak-anaknya.

Miko dan Miki memang hari ini sekolah. Tetapi Zeefan setelah mengantar kedua anaknya akan kembali lagi ke rumah, tidak langsung ke kerjaan seperti biasa, karena dia sedang malas katanya. Dia ingin menghabiskan waktu berdua bersama sang istri di rumah.

Marsha yang sekarang rebahan di sofa sambil memperhatikan tv, tiba-tiba pengelihatannya terhalang oleh tubuh seseorang. "Ish, Zeefan awas!" Usir Marsha karena Zeefan, dia tak bisa melihat tontoannya. Zeefan yang merasa terusir pun, berpindah posisi. Kini dia melepas sandalnya lalu mengambil tempat di atas Marsha. Kepalanya bersandar di dada Marsha, menikmati empuknya tubuh istrinya. "Ih, Zeefan kamu berat!" keluh Marsha.

Namun, Zeefan tak peduli. Dia tetap berada di atas Marsha, meringsek diketiak istrinya. "Anak-anak udah sampai sekolahkan?" tanya Marsha yang akhirnya pasrah. Dia membelai rambut Zeefan yang mulai panjang.

"Udah," jawab Zeefan.

"Zeef-"

"Panggil aku selain Zeefan," sela Zeefan.

"Emang kenapa? Nama kamu kan Zeefan."

"Iya, tapi aku pengen denger kamu panggil yang lain, sayang kek atau apa."

"Kan udah sering aku panggil kamu, sayang."

"Kalau gitu jangan sayang, coba panggil nama yang lain," pinta Zeefan. Dia mengangkat kepalanya, menatap Marsha.

"Papa mau apa hem?" tanya Marsha dengan suara yang teramat lembut. Hingga Zeefan tak bisa menuntupi kesalah tingkahannya. Dia kembali membenamkan wajahnya didasa Marsha, malu. "Ah, aku malu banget," ungkap Zeefan. Dia yang minta dia juga yang malu.

Marsha tertawa melihatnya. Anime yang dia tonton tak lagi menarik, karena adanya Zeefan yang terus saja bertingkah, mengambil atensinya. "Serius, kamu mau apa?" tanya Marsha lagi.

"Mau kamu," jawab Zeefan.

"Kan semalem udah. Sampai pagi kita baru tidur ya," balas Marsha.

"Nambah lagi dong."

"Enak aja, ga mau. Aku cape mau istirahat," tolak Marsha. Yang benar saja mau lagi, mereka sudah melakukan semalaman yang membuat energu Marsha terkuras habis. Jika saja dirinya tidak hampir pingsan semalam, mungkin suaminya itu belum akan berhenti. Entah energi dari mana yang Zeefan dapatkan hingga bisa menggempur dengan begitu kuatnya dalam waktu semalam. "Btw, kemarin kak Indah manager aku ke sini."

"Oh ya? Kok kamu ga bilang ke aku?" tanya Zeefan menanggapi.

"Ini bilang."

"Kenapa ga bilang kemarin?"

"Aku lupa."

"Huft, jadi Kak Indah ngapain ke sini?" tanya Zeefan.

"Cuma main, ngobrol biasa. Terus dia kemarin nawarin job lagi ke aku," jelas Marsha.

"Kami terima jobnya?"

"Belum. Aku ga mungkin nerima gitu aja tanpa rundingan sama kamu dulu."

"Kamu mau jadi model lagi?"

"Model itu cita-cita aku Zee. Tapi karna sekarang aku udah berkeluarga, aku juga ga boleh egois mentingin kerjaan. Toh juga aku ada kamu, apapun yang mau aku lakukan harus minta persetujuan kamu. Kalau kamu ngebolehin ya aku mau terjun ke dunia model lagi," kata Marsha.

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang