_KI_
Hari-hari terus berlalu. Tanpa terasa besok adalah hari ulang tahun pernikahan Zeefan. Namun, nampaknya Zeefan lupa akan itu. Karena jika biasanya Zeefan akan bersemangat merencanakan ini itu disaat mendekati hari itu. Akan tetapi, kali ini Zeefan seakan lebih sibuk mengurusi pekerjaanya. Namun, memang benar beberapa hari ini ada sedikit masalah di salah satu cabang restaurant Zeefan, sampai membuat Zeefan pergi langsung ke lokasi yang jaraknya cukup jauh untuk menyelesaikannya.
Marsha tentu merasa sedih jika Zeefan sampai melupakan hari istimewa itu. Namun, dia masih berpositif thinking kalau Zeefan itu ingat, tapi ga bilang aja. Marsha kali ini menyiapkan makan untuk Zeefan. Sedangkan suaminya itu sedang membetulkan jam tangan milik Miko. "Mau kangkung juga?" Tanya Marsha.
"Boleh. Nah, nih jamnya udah tepat. Gak kelambatan lagi." Kemudian Zeefan memasangkan jam itu ditangan kecil Miko.
"Sepertinya batre jam ini mau abis Pa," pikir Miko.
"Kayaknya. Nanti kita beli lagi," balas Zeefan dengan entengnya. Melihat di depannya kini piring sudah diisi makanan oleh Marsha, dia pun tentunya berterima kasih. "Makasih sayang," ucap Zeefan.
"Sama-sama sayang. Anak-anak segera makan, lalu kita berangkat ke sekolah," titah Marsha.
"Anak-anak biar aku aja yang anter sekalian," kata Zeefan sembari memasukkan sendok berisi nasi ke mulutnya.
"Serius ga papa?"
"Ya ga papa dong sayang." Marsha mengangguk setuju akhirnya. Kemudian dia berpikir untuk memancing sebuah pertanyaan. "Hari ini hari apa?" tanya Marsha.
"Rabu. Kenapa?" tanya Zeefan balik.
"Kalau besok?"
"Besok kamis lah."
"Kamis tanggal berapa?"
"Ha? Kamu kenapa tiba-tiba tanya hari?" Bingung Zeefan.
"Ih, jawab aja deh."
"Mama kenapa? Mama lupa sama nama-nama hari ya? Sampai-sampai nanya ke Papa hahah...." Miki, anak itu malah mengejek Mamanya sendiri. Semkain hari Miki suka sekali menggoda Mamanya. Apalagi kalau soal Zeefan, mereka berdua sudah seperti perempuan yang memperebutkan satu crush yang sama.
"Diem deh kamu," sahut Marsha sambil mendelik sini. Miki hanya menjulurkan lidah mengejek.
"Ssst, jangan mulai. Lagi makan juga," pisah Zeefan. Marsha akhirnya diam sambil menusuk-nusuk makanannya tanpa selera. Suaminya itu sepertinya benar-benar lupa dengan hari esok.
Selesai makan mereka bergegas ke mobil untuk berangkat. Marsha mengikuti mereka sampai halaman. Miko dan Miki lebih dulu masuk ke dalam mobil setelah melakukan kegiatan berpamitan dengan Marsha. Zeefan masih di luar memperhatikan wajah Marsha yang manyun seperti bebek.
"Kamu kenapa sih? Lagi dapet ya?" Tanya Zeefan. Meskipun dia tau kalau seharusnya masa menstruasi Marsha masih lama, tapi siapa tau tanggalnya maju?
"Nggak," jawab Marsha singkat tanpa minat.
"Terus kenapa? Lagi pengen tas? Pengen baju? Perhiasan? Mobil? Motor? Atau rumah? Bilang aja, aku bakal turutin. Suami kamu ini kaya, jangan sungkan," kata Zeefan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Impian [END]
Teen FictionMemiliki anak yang lucu-lucu membuat keluarga kecil Zeefan dan Marsha semakin terasa bahagia. Di tengah kesibukan mereka masing-masing, mereka tetap memperhatikan anak mereka, mengasuh dan menyayangi dengan sepenuh hati. Zeefan dan Marsha ingin kelu...