15

2K 234 14
                                    

_KI_

Hari-hari berlalu. Marsha sudah mulai sibuk dengan pekerjaanya. Zeefan pun sama. Namun, ditengah kesibukan mereka berdua, Miko dan Miki tetap mereka pikirkan. Mereka selalu meluangkan waktu agar Miko dan Miki tetap bisa merasakan kehangatan sebagai keluarga. Zeefan dan Marsha tak lupa dengan peran orang tua.

Miko dan Miki tengah libur sekolah. Marsha berencana untuk mengajak mereka berdua ke tempat kerja yang kali ini di outdoor. Karena jadwal pemotretannya nanti tidak terlalu padat, maka dari itu Marsha berniat untuk mengajak Miko dan Miki. Kedua anaknya tentu sangat senang mendengar akan diajak ke tempat kerja. Rasa ingin tau bagaimana Mamanya bekerja semakin tinggi.

"Mama, Mama nanti Miki boleh main di sana ndak?" tanya Miki sambil melihat Marsha yang memoleskan blush on dipipi.

"Boleh, tapi jangan menganggu orang lain ya. Nanti kalian main ditemenin sama Bi Siti, jadi jangan nakal," jelas Marsha.

"Bi Siti ikut Ma?" Kini Miko yang bertanya.

"Iya, Bi Siti yang akan jagain kalian di sana selagi Mama nanti kerja. Mama harap kalian jadi anak yang baik, tunjukin ke temen-temen Mama, kalau kalian anak Mama yang baik dan ga nakal, oke?"

"Oke Mama!" Jawab Miki dan Miko serentak.

Setelah bersiap mereka menaiki mobil dan pergi ke tempat kerja Marsha dengan pak supir yang mengemudi. Selama diperjalanan Miki dan Miko terdengar sangat ceria, seperti mengungkapkan rasa ingin tau dan apa yang ingin mereka lakukan nanti di tempat kerja Mamanya.

Tak lama mobil berhenti, mereka turun dari mobil. Miko dan Miki nampak antusias melihat taman yang ternyata di sekitar ada permainan seperti ayunan dan jumpat jumpit. Di sana sudah ada Indah manager Marsha yang lebih dulu sampai.

"Mama, Miko ingin main ayunan," ungkap Miko.

"Sebentar ya sayang, kita ketemu sama tante Indah dulu, dia katanya kangen sama kalian berdua. Ayo." Miko dan Miki lebih dulu jalan berdua di depan Marsha diikuti Bi Siti.

"Tante Indah!" Panggil Miko dan Miki bersamaan. Mereka langsung menyerbu Indah dengan pelukan.

"Halo anak-anak Marsha. Kangen deh tante sama kalian berdua ini," ungkap Indah. Dia dengan gemas meninggalkan kecupan dipipi Miko dan Miki. "Kalian mau lihat Mama kerja iya?" tanya Indah.

"Iya Tante, Miki ingin lihat bagaimana Mama bergaya saat difoto. Pasti cantik, karena Miki juga cantik," kata Miki.

"Hem, Miko juga mau jagain Mama biar ga diganggu sama om-om genit. Kalau ada nanti, Miko aduin ke Papa, biar Papa pukulin mereka," imbuh Miko.

"Kalian ini kompak banget buat jagain Mama ya?"

"Iya dong tante."

"Kalian gemes banget sih."

"Makanya kak, buruan nikah sama Ollan biar cepet punya anak juga," celetuk Marsha.

"Doain aja, otw ini," jawab Indah.

Miko dan Miki setia menemani Marsha yang kini sedang bersiap. Mereka memandang kagum setelah Marsha berganti baju. Mama mereka terlihat seperti menjadi lebih muda. "Mama cantik banget. Miko pengen nanti punya istri kayak Mama," ungkap Miko.

"Hey, kamu masih kecil. Sekolah yang rajin," kata Marsha.

"Kata Papa kalau Miko udah besar nanti akan menikah dan punya istri. Miko ingin yang seperti Mama."

"Iya, tapi kamu jangan mikirin hal itu sekarang ya. Masih lama Miko, kamu lebih baik fokua bermain sama sekolah aja," kata Marsha lagi. Dia tak habis pikir dengan Zeefan yang sudah memberi materi kepada anaknya tentang seseorang saat dewasa nanti.

"Tau tuh Miko, kamu ini sekolah aja ndak usah mikirin nikah dulu. Miko masih kecil," sahut Miki ikut menasehati saudaranya. Miko hanya menunjukkan wajah mengejeknya pada Miki. Nampak mengesalkan memang.

"Sudah, kalian bisa duduk di sana tungguin Mama, atau main dulu sama Bi Siti. Mama akan bekerja dulu," kata Marsha. Miko dan Miki mengangguk paham. Tak lupa mereka memberi semangat pada Mamanya. Diawalan memang Miko dan Miki nampak antusias memperhatikan setiap pergerakan Mamanya, tapi lama kelamaan mereka bosan dan memilih untuk bermain ayunan di taman yang tadi mereka lihat.

"Ayo dong Miki dorongin ayunan Miki," pinta Miki, pasalnya sedari tadi Miko hanya bersedekap dada tak menuruti keinginan saudaranya.

"Ga mau, aku cape. Sekarang gantian dong kamu yang dorongin ayunan aku. Dari tadi aku mulu yang dorong, ga adil!" Kata Miko. Mereka hanya berdua. Bibi Siti sedang izin ke kamar kecil. Karena di tempat ini ramai, banyak staf yang sudah tau kalau Miko dan Miki adalah anak Marsha pun, tak membuat Bibi Siti terlalu khawatir. Karna bisa dibilang banyak yang ikut menjaga.

"Nanti kamu biar didorong sama Bibi Siti, sekarang kamu dorongin aku, Miko. Kamu harus berbuat baik pada perampuan biar bisa punya istri seperti Mama," kata Miki.

"Tanpa aku dorongin ayunan kamu juga nanti perempuan seperti Mama akan datang menghampiri karna aku, anak Papa Zeefan yang tampan," ungkap Miko bangga.

"Iuh! Lebih tampan Papa daripada kamu," celetuk Miki.

"Aku tampan seperti Papa. Kalau aku besar nanti akan lebih tampan lagi dari Papa," ungkap Miko.

Seorang laki-laki berpawakan tinggi dan tampan datang menghampiri Miko dan Miki. Sebenarnya dia sudah memperhatikan kedua anak kecil ini. Bibirnya tersenyum melihat interaksi keduanya. Dia dengan dua tusuk es krim datang menghampiri Miko dan Miki. "Hei anak kecil, ada apa dengan kalian? Seperti sedang berdebat."

Miko dan Miki terdiam dan memperhatikan lelaki yang ada di hadapan. Miki turun dari ayunan dan berdiri di belakang Miko meminta perlindungan. Mereka tak mengenal siapa lelaki itu, mereka takut kalau di hadapan mereka adalah orang jahat.

"Om siapa?" Tanya Miko.

Lelaki itu tersenyum lantas berjongkok menyamakan tingginya dengan Miko, Miki. "Om ada es krim buat kalian," katanya sambil menunjukkan dua es krim itu.

"Kata Mama ndak boleh menerima barang dari orang asing. Kamu ndak bisa menerima om," kata Miki. Meskipun dengan suara pelan, suara Miki masih bisa didengar.

"Om buka orang asing. Om teman Mama kamu. Nama Om adalah Luhan. Kalian bisa tanyakan ke Mama kalian, pasti dia tau siapa Om," dia tersenyum penuh arti setelahnya. Ya, dia adalah Luhan. Lelaki yang dulu pernah naksir dengan Marsha dan pernah mengejar-ngejar Marsha. Dia memang tidak ada kerjaan di sini, tapi dia hanya ingin melihat-lihat situasi saja, dan melihat Marsha, mungkin(?) Berhubung fotografer yang bekerja sekarang adalah temannya, yang membuatnya lebih mudah untuk ikut melihat situasi di sini. Toh juga dia salah satu model, jadi tak akan ada yang melarangnya kalau ikut hadir di sini.

"Om beneran teman Mama?" tanya Miko.

"Iya, tanyain Mama kamu kalau tidak percaya. Ini es krim buat kalian, terimalah. Om harus segera pergi, karena ada kerjaan." Dengan ragu Miko menerima es krim itu lebih dulu, kemudian mengambilkan es krim untuk Miki.

"Terima kasih Om," ucap Miko dan Miki. Luhan tersenyum dan memgangguk. Lalu dia berdiri hendak pergi, tapi sebelum itu dia menoleh memperhatikan Marsha yang masih berpose di depan kamera.

Masih cantik seperti dulu. Batin Luhan.
















Sorry baru bisa up. Gw sibuk betullllll, maapkeun😓🙏

Dah gitu aja maap buat typo.

Kalian bisa follow ig wp.ka_des, karna gw kadang post spoileran di sana.

Keluarga Impian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang