_KI_
Zeefan naik ke atas kasur setelah selesai mandi. Hari sudah malam, Zeefan dan Marsha sudah memakai piama serasi. Miki dan Miko sudah tertidur di kamar mereka. Zeefan mengambil tempat dipangkuan Marsha sebagai bantalan. Marsha tersenyum melihat wajah sumringah dari suaminya.
"Aku udah siap sekarang," ucap Zeefan. Marsha mengaduk masker wajah yang encer di dalam wadah kecil. Kemudian mulai mengoleskan perlahan kewajah Zeefan. Memang rencana mereka setelah mandi akan maskeran bersama.
"Kamu jadi ambil job model lagi?" tanya Zeefan yang memejamkan mata, menikmati olesan masker yangterasa dingin saat mengenai kulit wajahnya.
"Nungguin dapet baby sitter dulu, biar aku bisa lega ninggalin anak-anak di rumah dan bisa fokus saat bekerja," jawab Marsha.
"Oh iya, aku udah dapet daftar yang mau jadi baby sitter. Nanti kamu bisa pilih. Ada beberapa foto yang dikasih temen aku," ungkap Zeefan.
"Aku mau lihat," balas Marsha.
"Selesaiin dulu maskerin akunya. Masa belum selesai udah aku buat jalan-jalan. Jelek dong nanti muka aku keliatan cemong." Marsha terkekeh mendengarnya. Dia melanjutkan kegiatannya hingga selesai. Setelah itu Zeefan bangkit mengambil sebuah amplop dari tas kerjanya, yang berisi daftar beberapa baby sitter. "Nih."
Marsha menerima amplop itu dan mulai membukanya. Satu persatu Marsha melihat beberapa foto. Banyak yang usianya tidak terlalu muda, tapi juga tidak terlalu tua. Zeefan ikut melihat sari samping tubuh Marsha. "Ini nih bagus sayang," ucap Zeefan sambil menunjuk salah satu foto seorang perempuan yang masih mudah dan cantik.
Mendengar pilihan Zeefan, Marsha lansung menampilkan wajah garang dan menatap Zeefan dengan teramat tajam. "Kamu ngomong apa tadi?!"
"Ha? Anuu." Zeefan gelagapan mendapat tatapan tajam dari Marsha.
"Ini bagus?!" tanya Marsha sambil menunjukkan foto perempuan yang Zeefan tunjuk.
"Maksud aku, kayaknya dia cocok soalnya dari wajahnya dia suka sama anak-anak, gitu. Untuk lebih lanjut itukan ada biodatanya juga yang, jadi bisa kami pertimbangin lagi," jelas Zeefan duduk.
"Halah alesan! Iya tau aku ga secantik dia! Makanya kamu milih perempuan ini," sewot Marsha. Dia membuang foto itu ke arah Zeefan.
"Aduuh, nggak gitu yang. Kamu yang paling cantik kok, kan kamu istri aku. Dia ga ada apa-apanya sama kamu. Aku ga jadi milih dia deh, nih aku buang nih. Kita cari yang lain aja," kata Zeefan. Dia memasukkan kembali foto dan data perempuan yang dia pilih tadi ke dalam amplop. "Maafin aku sayang." Zeefan memeluk tubuh Marsha, dengan perasaan takut.
"Lepas! Ga usah peluk-peluk," ketus Marsha. Tentu dia kesal. Dia tak akan terima jika baby sitternya adalah perempuan muda. Marsha takut kalau Zeefan tergoda dengan perempuan lain.
"Aaa..sayang ga lagi-lagi deh. Aku nurut pilihan kamu aja," kata Zeefan.
Marsha masih memilih baby sitter lain yang mukanya pas-pasan dan usinya lebih tua. Dia mau yang terbaik untuk anaknya, dan terbaik agar tak bisa menganggu rumah tangganha. Pilihan Marsha jatuh pada perempuan berumur 40 tahun. Dari data yang Marsha baca, perempuan itu sudah biasa menjadi baby sitter. Dan beberapa hal yang membuat Marsha memilihnya. Akhirnya keputusan Marsha jatuh pada perempuan yang bernama Siti.
"Aku mau yang ini aja. Dia sepertinya cocok ngasuh Miko, Miki," kata Marsha sambil menunjukkan foto dan data pada Zeefan. Suaminya itu membaca beberapa hal yang tersedia data. Zeefan manggut-manggut tanda setuju setelah membaca. "Okelah, aku juga setuju. Kayaknya dia cocok kerja di sini. Besok aku konfirmasi sama temenku, dan tanya kapan dia setuju buat persyaratan kerja," sambung Zeefan.
"Cuci muka kamu. Udah kering juga," perintah Marsha.
"Kamu ga jadi maskeran?" tanya Zeefan, karena wajah Marsha masih bersih.
"Nggak. Aku udah males," jawab Marsha.
Zeefan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka. Wajahnya terasa lebih segar setelah maskeran. Dia keluar dengan senyuman kemudian naik ke atas kasur memeluk Marsha yang sudah posisi tiduran. Namun, Marsha berontak saat Zeefan memeluknya. "Lepas! Kamu peluk aja perempuan tadi, ga usah peluk-peluk aku," kata Marsha. Dia ngambek pada Zeefan.
"Alah sayang maafin aku. Aku ga bermaksud kayak yang kamu pikirin. Jadi maaf ya," ungkap Zeefan.
"Sana-sana." Sepertinya Marsha tak mau mendengarkan apa yang Zeefan jelaskan. Dia berbalik memunggungi Zeefan dan memejamkan mata, ingin tidur. Zeefan mengerucutkan bibirnya karena dipunggungi. Meskipun mendapat penolakan, Zeefan tetap memeluk Marsha erat dari belakang.
Maaf baru bisa up. Gw sibuk banyak tugas, lagi asts juga. Maafin ya.
Dah gitu aja maap buat typo
Follow ig wp.ka_des
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Impian [END]
Teen FictionMemiliki anak yang lucu-lucu membuat keluarga kecil Zeefan dan Marsha semakin terasa bahagia. Di tengah kesibukan mereka masing-masing, mereka tetap memperhatikan anak mereka, mengasuh dan menyayangi dengan sepenuh hati. Zeefan dan Marsha ingin kelu...