Yushi tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Semuanya terlalu tiba-tiba untuk dirinya cerna sendirian. Di depan ruangan ICU itu, dirinya terduduk melamun.
Setelah ia sadar bahwa Ayana tidak sadarkan diri di pundaknya, panik melanda Yushi. Beruntung ada tetangganya yang mendengar teriakan pemuda itu dan membantu Yushi untuk memanggil ambulans.
Tangannya saling menggenggam, menyalurkan kekhawatiran yang menggebu di benaknya. Dan kepala yang tertunduk dalam dan sunyi membuat remaja itu kian terlihat menyedihkan.
Derap langkah terdengar ramai berlari ke arahnya. Membuat Yushi mencari arah yang benar ke mana ia harus menoleh. Sampai sebuah pukulan keras mengenai rahangnya, membuat Yushi yang tidak memiliki persiapan lantas terjatuh begitu saja.
"Cowok buta sialan! Kau apakan tunanganku, hah?!"
Yushi diam. Kepalanya belum lagi mencerna dengan baik mengenai Ayana yang tiba-tiba tak sadarkan diri, sekarang dirinya sudah mendengar hal yang lebih mengejutkan.
"Jawab aku! Kau apakan kekasihku, buta?!"
Yushi kembali diam. Dirinya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Siapa laki-laki yang sekarang ada di atas tubuhnya dan menarik kerah bajunya? Siapa yang dia maksud tunangannya? Dan, kenapa laki-laki itu harus berbicara dengan nada sekasar itu padanya? Apa salahnya?
Deru napas dari tubuh yang ada di atasnya terdengar menggebu. Cengkramannya di kerah Yushi serasa makin kuat, membuat dirinya kian tercekik.
"Dasar buta!"
"Riku, berhenti!"
Yushi kenal suara itu. Meskipun baru sebentar ia mendengarnya, tapi ia mampu merekam suara itu untuk ia kenali di kepalanya.
Tubuh yang tadi terhimpit, sekarang sudah melega. Arini menarik Riku untuk bangkit, dan membantu Yushi yang tergeletak di lantai untuk berdiri. Tangannya yang gemetar mengusap ujung bibir Yushi yang ternyata terluka.
"Kamu tidak apa-apa, nak?"
Yushi hanya mengangguk pelan. Sedangkan Arini tersenyum simpul atas respons itu.
Dibawanya tubuh yang masih kaku dan linglung itu untuk duduk di sebelahnya. Membiarkan pemuda lainnya berdiri dengan pandangan tidak suka menguar ke arah mereka. Lalu dengan lembutnya Arini menggenggam tangan Yushi yang dingin.
"Maafkan Riku karena sudah sembarangan memukulmu, ya?"
Yushi diam. Ia tidak memberi respons atas permintaan itu. Kepalanya sibuk memikirkan ucapan laki-laki bernama Riku itu padanya. Jika Arini mengenal pemuda itu, bahkan menjadi perantara untuk meminta maaf, apakah tunangan yang dimaksudkan tadi adalah Ayana? Gadis yang dirinya kenal?
"Dia siapa, Tante?" tanya Yushi begitu pelan.
"Kau tuli, ya? Kan sudah kubilang, aku itu--"
Riku tidak melanjutkan ucapannya karena Arini menatapnya dengan tegas. Jadilah ia hanya mendesah kasar sebagai pelampiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Star
FanfictionSejak kecelakaan yang merenggut penglihatannya, dunia Yushi mendadak berubah. Ia dibanjiri oleh perasaan kasihan oleh orang-orang. Yushi lelah dengan pandangan iba yang selalu mengarah padanya. Ia hanya ingin hidup normal. Tanpa iming-iming dan pand...