"Dan kubisikkan, asal kau tau bagaimana rasanya bahagia sepenuhnya sampai ku merasa lega, kau merasa lega."
— Nadin Amizah —————————————————————————
Kata orang, waktu akan terasa begitu cepat berlalu jika dilewati bersama orang-orang terkasih. Dan, sepertinya itulah yang terjadi dan dirasakan oleh Yushi. Si laki-laki buta yang akhirnya menemukan cahayanya.
Sudah banyak mimpi yang berhasil hidup kembali setelah bertahun-tahun mati. Banyak hal yang berhasil kembali setelah bertahun-tahun pergi. Semua hal baik sudah terjadi dalam kehidupannya yang sunyi dan temaram. Yushi dipertemukan dengan lilin yang cahayanya berhasil menuntun anak itu keluar dari lorong gelap dengan perlahan.
Kehadiran Ayana memberikan banyak perubahan pada gambar-gambar tanpa warna yang berhasil Yushi terka. Gadis itu bagaikan krayon yang mewarnai kehidupan Yushi yang hanya penuh dengan putih yang menyilaukan dan hitam yang menakutkan.
Dan karena kehadiran gadis itu pula, Yushi akhirnya menemukan sebuah perasaan yang baru dalam hidupnya. Jatuh cinta. Cinta pertama yang terasa begitu mendebarkan sekaligus menyesakkan. Karena hati sialannya yang tergoda pada seseorang yang sudah dimiliki orang lain.
Namun, untuk sekali dalam seumur hidupnya, Yushi akhirnya berpikiran egois. Ia menetapkan Ayana menjadi miliknya, hanya miliknya. Setidaknya sampai hari ini berakhir saja. Yushi ingin mengatasnamakan Ayana sebagai kekasihnya, orang yang dia miliki sepenuhnya.
Dan betapa beruntungnya pemuda itu karena sang gadis yang menyambut baik keinginannya.
Setelah adegan ciuman yang mereka lakukan, keduanya terjebak dalam suasana canggung yang ketara akan perasaan malu-malu. Itu ciuman pertama, jadi wajar jika remaja yang baru beranjak dewasa itu sedang malu sekarang.
"Yushi."
"Ayana."
Keduanya termangu, suara mereka beradu untuk memanggil satu sama lain. Membuat sebuah senyum tipis penuh geli terlukis di bibir keduanya.
"Itu ciuman pertamaku," monolog sang gadis dengan suara yang begitu pelan, seolah sedang berbicara pada angin.
Yushi tersipu, karena itu juga ciuman pertamanya. Pipi pemuda itu memerah, sama merahnya dengan milik sang gadis yang lebih jelas terlihat karena kulit pucatnya. "Aku juga....baru pertama kali."
"Terima kasih." Ayana menoleh, menerima sambutan senyum dan tatapan kosong itu dengan alis yang bertaut.
"Terima kasih untuk apa? Kamu banyak sekali berterima kasih jika bersamaku," kekeh gadis itu.
Yushi hanya tersenyum atas pernyataan itu. Dirinya juga menyadari bahwa di setiap kesempatan bersama Ayana, dirinya selalu mengucapkan kata itu. Kata terima kasih yang selalu saja mengudara dari bibirnya. Yushi begitu karena memang ia sangat berterima kasih atas kehadiran Ayana dalam hidupnya. Atas semua perasaan dan perayaan yang gadis itu sajikan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Star
FanfictionSejak kecelakaan yang merenggut penglihatannya, dunia Yushi mendadak berubah. Ia dibanjiri oleh perasaan kasihan oleh orang-orang. Yushi lelah dengan pandangan iba yang selalu mengarah padanya. Ia hanya ingin hidup normal. Tanpa iming-iming dan pand...