sekumpulan remaja wanita yang mengadu kekuatan mereka dengan cara bertarung dan membentuk suatu gengs, untuk mencapai puncak!
Adu jotos? Konflik anak sekolah? Gangster? Bahkan bullying? Nah mungkin cerita ini cocok buat kalian!
Writer : Indra
Auth...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penderitaan Zee tidak cukup sampai disitu. Hari ini, ia didatangi oleh Gracia, teman dari kakaknya itu ke rumahnya ini.
Wanita yang lebih tua 5 tahun itu menghajarnya brutal tanpa belas kasih. Zee hanya bisa pasrah dipukuli dikamarnya sendiri tanpa bisa melawan.
BUGH
"Lo tuh ngga tau diri..! "
BUGHH
"Pembawa sial, ngga berguna! "
BUGH
Gracia mencengkram kerah baju Zee dengan kasar, " Kenapa bukan lo yang mati hah?! "
BUGH
"Kenapa lo selalu jadi beban buat Shani..!!! " Teriak Gracia. Ia benar benar merasa tidak terima akan takdir yang telah terjadi.
"Gre.. Cukup... "
Gracia melepas cengkraman tangannya pada Zee dan menghempaskan-nya kuat. Ia menoleh, memberikan tatapan tajam pada Jinan yang baru saja datang. " Apa hah..!? "
"Pemakaman Shani bakal segera dimulai.. " Ucap Jinan dari ambang pintu kamar Zee.
Gracia memberikan tatapan tajam pada Zee yang tersungkur di depannya kemudian beranjak pergi dari kamar itu.
" Gue tunggu lo di pemakaman, jangan sampe ngga dateng..! " Ucapnya mengancam pada Jinan.
Jinan mengangguk mengiyakan. Tidak ada yang bisa ia lakukan pada Gracia saat ini.
Setelah Gracia pergi, Jinan memasuki kamar Zee. Membantu adik sahabatnya itu untuk berdiri. " Ayo... Gue obatin luka lo... "
Luka pada tubuh Zee sangat parah, baru kali ini Jinan mendapati Gracia mengamuk seperti tadi. Untung saja dirinya datang tepat waktu, alhasil amukan membabi buta Gracia terhenti.
Zee menurut saat Jinan mengobati luka luka pada tubuhnya itu, Jinan begitu telaten mengompres lebam di wajah Zee layaknya seorang ibu pada anaknya. " Nah udah.. Sekarang kamu istirahat dulu... "
Jinan beranjak dari duduknya, namun tangannya ditahan oleh Zee yang menatap-nya seakan menuntut penjelasan.
"Ci Shani. Dia ngga kenapa napa kan? Ci Gree bohong kan? Cici aku masih hidup kan? " Tanya Zee dengan mata yang berkaca kaca.
Hati Jinan bergetar, siapa yang tahan dengan momen sedih ini? Ia mendekat, memeluk Zee dengan erat. " Maaf... " Ucapnya.
Jinan menarik nafas berat, " Sekali lagi ini bukan salah lo... "
Suara isakan tangis Zee terdengar, ia menangis diceruk leher Jinan. "Hiks.. Kenapa kak, kenapa harus Ci Shani... "
"Ini udah takdir oke, jangan salahin siapapun... " Jinan bingung harus berkata apa saat ini, kematian Shani juga sangat memukul hatinya.