Air Mata Tinta Hitam

25 3 0
                                    

Karya: Makhluk Sastra

Duduk bersandar pada pekat realita
Buku mulai berdebu tanah sengketa
Pojok ruang mulai gelap tanpa cahaya
Suara rintik hujan temani tetes air mata

Gelapnya kembali bertandang dengan tegur sapa
Tentang masa kelam dituang tinta hitam
Perlahan senyum tenggelam palung mariana
Tersisa harap dalam derap penuh duri tajam

Lekat ingatan tentang air mata tinta hitam
Ujung celurit dipandang sebagai titik terang
Tajam, siap merobek dengan kata hantam
Itulah isi pikiran dalam gelapnya ruang

Ruang Gelap: Ketenangan dalam HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang