Apa Pohonku Akan Berbuah Manis?

5 1 0
                                    

Karya: Makhluk Sastra

Pada mawar yang tampak di ujung mata
Izinkan aku titipkan sebongkah rasa
Pada pahit kopi yang diseduh tanpa gula
Karna ingin beradu dengan hitamnya pena

Dari ufuk timur engkau menyapa
Terlena mata, dibuat tak berdaya
Merah jingga tak kalah dari sang senja
Beradu indah dalam jiwa gelap gulita

Percuma..
Kini aku berada di balik tirai
Langkahku tak telihat
Suaraku pun tak berbunyi
Ada cerita yang tak terungkap
Dia bergerak dalam bayang tanpa menapak

Punah harap untuk petik buah yang dulu ditanam
Harusnya, pohonku sudah berbuah manis
Daunnya layu
Pohonnnya mengering
Akarnya membusuk
Mati, tak ada harap untuk kembali
Perih, lihat manusia petik buah manis
Sedangkan aku?
Hanya bisa menahan tangis

Rasa ini mengakar dalam jiwa penuh luka cakar
Bertahan, dengan tanam pohon pengganti
Tenang, dalam bimbang rasa buah yang baru
Pahit biji kopi atau manis madu asli

Layaknya tulisan ini
Patah bukan?
Dua bait indah tersaji, tersusun rapi
Lihat..!!
Puisi ditutup dengan matinya pohon berbuah manis
Diganti dengan pohon berbuah kebimbangan rasa

Ruang Gelap: Ketenangan dalam HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang