37. menukar kebahagiaan, Xavier

1.4K 80 5
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
YANDI YANG TYPO

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 😁😁
MAU NYA SIH DI FOLLOW JUGA 😁😁😁

****

"Kalo Lo punya kekurangan, terus yang lain ngatain Lo
Lo gak usah dengar
Cukup bilang dalam hati
Lo itu spesial, Lo itu istimewa
Gak ada yang namanya kekurangan
Paham cantik!"

_XAVIER REZA AL-GHIFARY DEKANTARA_

*****

Ariska memperhatikan Xavier yang sedang sarapan seorang diri, ada rasa gundah di hatinya memberikan Formulir pendaftaran ini.

Sudah lima menit Ariska berdiri di anak tangga, tapi ini demi kedua putranya, Ariska yakin Xavier tidak akan kenapa-kenapa.

Ariska berjalan ke arah Xavier, dengan kasar nya Ariska memberikan Formulir tepat di depan wajah Xavier.

"Itu apa Bun?"

Ariska menatap manik Xavier cukup lama, "kamu tau kan Zero dan Revandi di hukum sama Papa, fasilitas nya di cabut."

Kening Xavier mengerut tanda tidak tahu maksud omongan sang Bunda. "Iya Vier tau."

"Baca formulir itu!"

Xavier membaca nya, setelah Xavier selesai membaca kedua matanya melotot sempurna saking kagetnya Xavier langsung berdiri dari duduknya.

"Maksud Bunda apa?"

"Menang kan pertandingan itu! Uang nya buat kedua kakak kamu! Kakak kamu menginginkan motor tapi fasilitas nya Papa cabut."

Xavier menatap mata sang Bunda, kalo saja ini perlombaan Balapan Xavier akan setuju, masalahnya di formulir itu Tinju, yang artinya Xavier harus mengikuti lomba tinju.

Xavier tinju? Dengan keadaan sakit? Ginjal Vier cuma satu ginjal adalah separuh hidup manusia belum lagi jantung nya, Tinju dan tauran jelas berbeda.

"Vier gak bisa Bunda." Lirih nya.

Ariska memegangi tangan Xavier, matanya berkaca-kaca. "Pliss mau yah?"

Xavier terkekeh dengan miris, begitu sayang nya Bunda dengan Zero dan Revandi, sehingga harus mengorbankan Xavier.

"Bunda udah Daftarin Vier?"

Ariska mengangguk, "besok pertandingannya."

"Bunda Daftarin Vier tanpa sepengetahuan Vier?"

"Kalo kamu mau ikut Bunda akan menghabiskan waktu bersama kamu seharian, ini yang kamu mau kan?"

Reflek Xavier melepaskan tangan Ariska, saking kagetnya, "bunda serius?"

"Iya."

Senyum di bibir Xavier terbit begitu saja, baru ingin mengatakan iya tapi Xavier teringat sesuatu.

"Gue rindu Bunda."

Omongan sang Kembaran terlintas di kepalanya, Xavano juga merindukan sang Bunda, Xavano juga menginginkan menghabiskan waktu bersama sang Bunda.

LUKA, END {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang