54. Penyesalan And perubahan

1.4K 84 6
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
Tandai YANG TYPO

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 😁😁
MAU NYA SIH DI FOLLOW JUGA 😁😁😁

*****

"Jangan Nyerah!
Lo udah ada di titik ini.
Titik di mana yang gak mudah untuk dilewati.
Tambah lagi tenaganya 💪💪
Gue yakin pasti Lo kuat.
Capailah kebahagiaan Lo!
Sabar. Semuanya akan indah pada waktunya
Lo kuat ."

I love you, cantik nya V

*
*
*
*
*
*
*
*


Rizal terus berusaha menyelamatkan Xavier, keringat dingin sudah membanjir pelipisnya,, menggunakan alat delibrilator. Menekan beruang kali alat itu, ditempelkan pada dada Xavier.

"200 Joule."

Tubuh Xavier mengejat saat dadanya bersentuhan dengan alat itu. sesekali suster yang menamai Rizal mengelap keringat yang berada di pelipis Rizal.

"250 Joule."

"Ayah mohon, bertahan."

"Kamu kuat."

Mati-matian Rizal berusaha menyelamatkan Xavier dibantu oleh tenaga medis lainnya.

****

"Vier udah yakin mau ikut Oma?"

Xavier mengangguk antusias, matanya berbinar-binar, ini yang di tunggu-tunggu oleh Xavier. "Mau! Vier mau!"

"Ayo kita ikut Oma."

Cucu dan Nenek itu saling menggenggam tangan satu sama lain, berjalan bersama, baru saja Xavier akan memasuki sebuah pintu, tapi tangan kanannya sudah ada yang mencekal nya, refleks Xavier menoleh ke kanan.

Cowok berpakaian putih kokok, wajahnya yang menampakkan cahaya yang indah, tersenyum manis pada Xavier.

Xavier terpena dengan senyuman itu, senyuman termanis yang pernah Xavier lihat.

"Kamu siapa?"

"Jangan dulu, kamu masih bisa kembali." Orang itu mengelus pipi Xavier.

"Maksudnya?" Xavier menoleh kearah sang Oma, gandengan mereka sudah terlepas, Oma yang melepaskannya.

Oma tersenyum melihat kedua remaja itu, Oma tau siapa remaja itu, walaupun dulu tidak dekat, tapi Oma tau siapa pemuda itu, sahabat kedua putra kembar nya.

"Kamu harus ngerasain apa yang gak pernah Om rasain."

Xavier mengerutkan keningnya, kenapa orang itu memangil dirinya dengan Om? Bukankah remaja didepan nya ini masih muda? Kalo di liat-liat sekitar 19 tahun atau 20 tahun, masih muda kan?

Oma terkekeh mendengar omongan Remaja tersebut. "Seharusnya gini kamu ngomong 'kamu jangan ngerasain yang gak pernah Om rasain."

LUKA, END {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang