20. tinggal serumah

1.4K 79 0
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
YANDI YANG TYPO

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 😁😁
MAU NYA SIH DI FOLLOW JUGA 😁😁😁

******

"Tuhan itu punya rencana yang indah
Lo harus yakin, ke ingin Lo pasti terwujud
Walaupun gak sekarang, tapi nanti
Tuhan akan mengabulkan doa Lo
Asalkan ujian yang Tuhan berikan pada Lo
Lo harus sabar, semangat, berdoa terus
Jangan nyerah."

_XAVIER REZA AL-GHIFARY DEKANTARA_

****

Xavano mengeringkan rambutnya pake handuk, saat cowok itu terbangun tidak melihat sang Kembaran, hidung nya mencium aroma yang sedap, jadi tambah lapar kan, karena dirinya bangun jam 11, jadi melewati makan pagi, menaroh handuk dan berjalan ke arah ruang makan.

Sesampainya di ruang makan dekat dapur, Xavano melihat Xavier yang sedang menyiapkan makanan.

"Kebetulan Lo udah bangun, yuk makan."

"Hm."

Xavier hanya masak sederhana saja, sayur Sop, sayur kangkung, telur balado dan prekdel.

"Ayah! Ayah sama budhe udah makan?" Xavier memikik saat netra nya melihat sang Ayah dan Sinta.

Satria dan Sinta datang ke dapur karena mencium aroma makanan yang sangat sedap, Sinta ikut duduk bergabung.

"Kebetulan kita belum makan, karena nungguin kalian."

"Kebetulan Vier masak banyak." Memberikan senyum terbaik pada Sinta, tapi tidak dalam hatinya, hati nya tersenyum getir.

"Mereka makan aja solidaritas, sedangkan gue, main di tinggal aja."

Satria menyipi makanan Xavier, mata nya membulat sempurna, bukan hanya sekedar enak, tapi masakan ini sangat enak persis masakannya, tidak ada bedanya, ini mirip masakannya, tapi Satria tidak pernah mengajarkan Xavier masak.

"Ini masakan kamu mirip banget sama Satria, wah-wah bener-bener ikatan anak Dan Ayah nya gak main-main, gak pernah di ajarkan masak, tapi masakan bisa mirip, gak kaya Vano yang gak bisa padahal di ajari terus."

"Masa sih Budhe mirip? Vier baru tau Ayah jago masak."

"Iya bener."

Sementara Xavano hanya diam, bukan iri pada Xavier walaupun di bandingkan, justru Xavano senang, makan siang ini di penuhi dengan kehangatan, pertma kalinya Xavier merasakan seperti ini.

***

Selepas makan siang, Xavier menuju panti, melihat anak-anak yang sedang bermain di sana. "Hallo anak-anak, Kakak boleh ikutan main gak?"

"KAK VIER!?"

"BOLEH SINI KAK."

Pada akhirnya Xavier bergabung dengan anak-anak panti, Xavier ceria, bener-bener seperti beban nya hilang begitu saja.

"KAK VANO SINI."

Salah satu anak panti memanggil Xavano, mau tidak mau Xavano nyamperin.

LUKA, END {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang