10.

1.2K 143 18
                                    

'Ada 4 orang anak sekitar umur 10 tahun yang di temukan dalam gudang dekat pembuangan limbah, Kap.'

Seungwoo memberi titah pada seluruh anggotanya untuk bergegas, radio talkie terus berbunyi dengan suara sersan May dan anak buahnya yang sudah sampai dilokasi. Para korban di evakuasi dengan segera, katanya banyak sekali luka-luka yang tertutupi oleh kotornya lumpur, di duga para korban di seret dan di pukul karena memberontak. Tubuh ke 4 korban itu melemah, bahkan saat di tanya oleh salah satu polisi yang bertugas mereka tidak bisa bersuara. Wajah ketakutan mereka terekam jelas didalam ingatan para polisi, rasa iba terlebih saat tahu bahwa para korban ini termasuk anak hilang yang dicari-cari oleh maraknya media saat ini.

"Maniak sialan." Umpatan Jake terdengar datar, membuat Gaeul yang berada disampingnya bergidik ngeri.

Masa lalu Jake memang sangat di tutup oleh Seungwoo, tapi bagi Jake jika di beritahu ke teman-teman terdekatnya bukan masalah bagi Jake. Karena mau seburuk apapun masalahnya, setidaknya Jake masih bisa bertahan untuk lepas bayang-bayang trauma itu. Sejujurnya saat Jake masuk ke dalam unit 118, orang tuanya dan Jay di hubungi oleh Seungwoo. Sang Kapten dapat petuah dari ketua organisasi Damkar ini, sama seperti Seungwoo ketika ingin menjadi Kapten disana, kehidupannya dicari dengan detail. Mungkin terjadinya penculikan Jake kecil tidak di kota ini, tetapi Seungwoo yakin kejahatan seperti itu tidak terjadi hanya di satu tempat saja.

"Kalau bukan maniak dia tidak akan berbuat seperti ini, Jake." Lelucon Heeseung di balas tawa hambar Jake, yang lain tidak ingin ikut campur dalam hal ini. Memang benar jika Heeseung yang bisa membuat suasanya cair dan tidak menegang seperti ini.

Jika banyak kejadian menghebohkan seperti ini tidak aneh bila radio talkie mereka berbunyi terus, banyak suara yang berdatangan dan berkomunikasi dengan rasa panik dan juga ketegangan. Tidak semua unit LAFD akan menerima info dari LAPD yang bekerja di lokasi tugas yang di jalankan bersama. Setiap unit pasti akan mempunyai tugas yang berbeda, sama seperti pendampingnya di LAPD. Jadi tidak heran jika unit LAFD banyak punya kenangan baik buruk dengan polisi yang bertugas di tempat kejadian, karena bagaimanapun 911 hanya mampu bisa menghubungkan operator mereka dan juga cara kerja dengan nomor dan kode setiap daerah yang berada di maps untuk kebutuhan mereka.

"Wow, kumuh sekali." Alis kanan Jake terangkat dengan gumam terkejut melihat gudang di pinggiran kota ini, bau limbah begitu tercium pekat. Korban yang di evakuasi segera mereka datangi dan di cek lebih lanjut dengan bantuan medis. Dasarnya ia suka dengan anak-anak, Jake begitu cekatan membersihkan kotoran yang menempel di salah satu lengan korban. Periksa luka sekecil apapun dengan suara nya yang begitu lembut. Sesekali ia bertanya dengan senyuman kecil, walau tak dapat jawaban yang ia ekspetasikan karena para korban ini seperti bungkam.

Rasa trauma dan takut yang begitu mendalam ketika Jake menatap kedua matanya, seorang anak kecil bergender perempuan. Rambut blondenya kusut, kedua mata birunya yang indah bergetar takut. Jake jadi ingin menangis melihatnya, kedua matanya berkaca-kaca. Sejujurnya Jake tidak sanggup jika harus berhadapan dengan hal ini, tapi ia harus profesional. Selang beberapa saat luka-lukanya di balut kasa dan kapas, begitu juga berbagai ringisan dari para korban terdengar di telinga mereka. 

"Kita pastikan kamu dan yang lainnya pulang kerumah dengan selamat ya? kumohon bertahanlah."

Tangan jake terulur untuk menggapai, tetapi anak perempuan itu beringsut mundur dengan isakkan lirih di mulutnya. Membuat Jake urung niat dan dia hanya tersenyum seraya menghampiri Sunghoon yang masih membalut luka di kaki seorang anal laki-laki. 

"Hoon..."

Sunghoon berdehem kecil, dia tahu kok Jake menghampirinya karena sesuatu. Kedua matanya tidak pernah lepas dari Jake, jadi apa yang Jake lakukan tadi terekam di otaknya juga.

LAFD || Sungjake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang