6. Full Sungjake.

1.7K 178 22
                                    

Setelah berjam-jam menelusuri rak barang di supermarket, yang Sunghoon lihat ialah banyaknya varian ice cream di troli keranjang mereka. Tidak habis pikir sebegitu addict nya Jake dengan ice cream sama seperti Jungwon. Si kecil benar-benar aktif, ia bahkan tak segan menarik Jake kesana kemari beserta Sunghoon untuk mencari apa yang dia mau. Bahkan sesekali anak imut itu menghilang dari pandangan keduanya dan saat menghampiri mereka, banyak mainan bersegel baru di tangannya. Dengan cengiran khasnya, tetapi Sunghoon dan Jake menggelengkan kepala secara bersamaan. Menolak apa yang ingin di beli oleh Jungwon.

Tidak dapat dipungkiri, banyak sekali segerombolan anak remaja atau ibu-ibu memandang mereka dengan berbagai tatapan. Kadang dengan jahil mereka ingin menyentuh pipi gembil Jungwon yang mana langsung di gendong oleh Jake dan dibawa pergi dengan senyuman kecil. Ditolak halus, Jake memang tidak suka jika ada yang ingin menyentuh Jungwon. Cukup dirinya dan Sunghoon saja hump!

Sesekali juga Jake menatap tak minat yang jatuhnya seperti jutek pada perempuan yang terang-terangan menatap minat pada Sunghoon. Mau cemburu, Jake juga tahu diri. Tapi kalau tidak di lihatin balik, Jake rasanya panas hati!

Tapi untungnya Sunghoon tidak menoleh bahkan melirik sekitar, fokusnya cuma bahan - bahan yang berada di tangan Jake ketika mereka berdua membandingkan harga dan beratnya. Iya, seperti suami istri memang. Nyatanya Jake seneng-seneng aja pas pinggangnya di rangkul Sunghoon ketika ada orang yang slengean jalannya melewati mereka—hampir mengenai tubuh Jake dan Sunghoon tidak suka itu.

Enak saja, masa orang lain duluan yang bikin Jake lecet, aturan Sunghoon dong yang pertama bikin Jake lecet pas diranj-

EH.

Sunghoon itu suami-able, jelas pasti. Pakaian santai yang dipakai Sunghoon sangat cocok di tubuh tegapnya itu. Kalau Jungwon ingin di gendong Ayahnya, pasti gantian Jake yang dorong troli. Tapi mungkin tangan Sunghoon gatal kali ya, udah mah gapapa nganggur gak pegang apapun tapi ujung-ujungnya ngerangkul mesra pinggang Jake. Udah kaya keluarga cemara bahagia.

Tiap mereka pindah-pindah tempat dan posisi berdiri di depan rak, Sunghoon selalu membuat Jake mepet ke depan rak nya. Bilang aja Sunghoon lebay, gapapa katain. Yang penting dia pasang badan kalau Jake mau kena senggol duluan badan dia yang disenggol troli orang. Atau anak-anak kecil yang lepas dari kandang orang tuanya. Lari-larian, teriak-teriak sambil jahilin pembeli lainnya disini. Untung saja Sunghoon selalu mendidik Jungwon dengan 'lembut' maka dari itu didikkannya selalu terekam di otak Jungwon hingga sebesar ini, tak pernah berbuat ulah kecuali ya disekolah. Sunghoon cukup memaklumi hal itu karena dia dulu juga nakal.

"Sudah?"

Sunghoon menatap Jake dengan lembut, tangannya tak henti mengelus pinggang Jake yang begitu ramping di pelukan lengannya. Ia sempatkan melirik pada beberapa pasang mata, kebanyakan wanita. Menatap terang-terang pada dirinya.

"Sayang, sakit."

Mata puppy itu menatap memelas padanya, bibirnya merengut lucu seraya tangan besar milik Sunghoon dibawa menuju perutnya yang sedikit buncit. Karena habis sarapan tadi kok, bukan aneh-aneh.

"Kenapa sayang? mual lagi hm?"

Gila, akting Sunghoon patut di acungi jempol. Jake merinding sekaligus ada rasa senang dihatinya. Entahlah, kalau dia wanita mungkin wanita-wanita yang menatap Sunghoon sudah ia jambak satu satu.

Hey, sadar. emang kau siapanya dia Jake👊

"Iya, mau cepat-cepat ke mobil. Dede bayinya kesal Ayahnya di lirik terus."

Pfft, Sunghoon ingin tertawa tapi ia menahan diri dengan wajah cool. Ia menarik kepala Jake untuk bersandar padanya. Tangan kanannya masih menggendong Jungwon, tubuh bongsor putranya tidak main-main. Sama seperti dirinya ketika berusia 10 tahun.

Setelahnya mereka bergegas pulang, Jungwon tertidur di gendongan Jake. Sedangkan Sunghoon memegang banyak kantong belanjaan mereka menuju bagasi dan menaruhnya. Selama di perjalanan kedua mata Sunghoon tak hentinya menatap dua malaikat disampingnya. Sambil tertidur pulas, lengan Jake memeluk erat si kecil dan menyandar nyaman ke belakang.

Kalau disuguhi pemandangan seperti ini setiap harinya, Sunghoon rela mengantar Jake kemanapun asal bersama Jungwon.

Jangan tanya bagaimana perasaan Sunghoon saat ini, begitu meluap hingga rasa-rasanya ia terlalu banyak tercengir sampai giginya kering.

Sepertinya dia tidak butuh apapun selain Jake, karena bagaimanapun Jake seolah melengkapi apa yang kurang dan apa yang dibutuhkan Sunghoon.

Beruntung sekali ia bertemu Jake, beruntung ketika ia memiliki keberanian menarik atensi Jake walau di awal hanya dengan kekesalan yang didapatnya. Pikirannya membuncah, ia selalu high ketika menyentuh Jake. Mungkin faktor ia tak pernah menyentuh siapapun setelah kematian istrinya. Iya benar, Jake bukan pelarian semata untuk nafsu Sunghoon.

Terkadang apa yang dirasakan Sunghoon benar-benar menyesakkan dada, ia ingin berbicara lantang pada Jake bahwa ia bukan sekedar menyukai Jake. Tapi, ia mau semua berjalan tanpa hambatan. Ia tak pernah main mata, ia bisa bersumpah bahwa saat ini hanya Jake yang benar-benar menarik hatinya. Dari awal perkenalan pun, matanya hanya tertuju pada Jake. Tidak bisa berpaling sedikitpun.

"Um...hoon, sudah sampai belum?"

Kedua mata sayunya memandang Sunghoon yang menatapnya lekat, ia sempatkan melirik ternyata sudah sampai. Ia bergerak ingin membuka pintu disampingnya, tetapi Sunghoon menahannya.

"Ap-"

Bibirnya terbungkam, ciuman Sunghoon begitu lembut. Hangat dan membuat hatinya terbuai. Jake tak berani menggerakkan tubuhnya, ia pasrah menerima pagutan mesra yang Sunghoon berikan.

Remasan kecil Jake berikan pada kemeja bagian depan milik Sunghoon, kecupan halus samar terdengar. Membuat pipi Jake merona hebat, ia menatap Sunghoon dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Bukan ia sedih karena Sunghoon terus menerus menciumnya.

Bukan itu.

Tetapi karena Sunghoon memberi kalimat tanpa suara yang hanya 2 detik saja Jake paham dan mengerti.

"Aku mencintaimu, Jake."

Begitu lugas dan berani, walau tanpa suara karena takut membangunkan Jungwon. Tapi Jake berani bertaruh, keseriusan tatapan mata Sunghoon membuatnya tak berkutik. Lidahnya kelu, tetapi hatinya berteriak. Berteriak bahwa Jake juga merasakan hal yang sama walau masih terbilang abu-abu, setidaknya Jake tahu apa yang dia rasakan pada Sunghoon. Jake bukan lagi anak-anak yang begitu polos bahasa cinta bagaimana. Atau bagaimana ia bereaksi terhadap seseorang yang ia sukai sedangkan dia sendiri tidak tahu rasanya menyukai seperti apa.

Jake mengerti apa yang hatinya mau, mungkin Sunghoon akan menjadi laki-laki pertama yang Jake kencani. Atau menjadi laki-laki terakhir yang akan terus menemaninya.

Jake ingin tertawa keras, pikirannya selalu saja ada hal random yang terlintas. Tapi sejujurnya Jake sedikit berharap, semua hal ini tidak hanya sebentar. Jake rela memberikan segalanya agar bisa ditukar dengan bahagia sederhana yang Sunghoon ciptakan untuk dirinya bersama Jungwon.

Yang pasti, Sunghoon mengerti apa reaksi tubuh yang Jake reflek berikan padanya.

Ia akan memerjuangkan Jake, menyakinkan lelaki manis itu. Bahwa ia tak salah pilih. Dan Jake layak dicintai olehnya.

LAFD || Sungjake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang