1.

2.1K 210 49
                                    

Alarm berbunyi nyaring memenuhi markas unit 118, semuanya bergegas turun. Semua anggota mengambil peralatan yang ada menuju mobil khusus paramedis dan khusus mobil besar. Sebut saja Fire truck, semua orang pasti sudah bisa mengenal bagaimana mobil besar tersebut digunakan sebagai pemadaman api.

Setelah semuanya bersiap, bunyi sirine mobilnya dinyalakan. Dalam satu mobil besar terdiri dari 6 orang tentunya, disamping pengemudi ada Seungwoo yang terus berbicara lewat radio talkie dengan 911 yang memberitahu lokasi kejadian. Dimana ada seorang kakek tua, mengerjakan proyek rakit sebuah bom untuk penyelesaian study. Berakhir tragis, bom tersebut meledak secara tiba-tiba sebelum masuk ke dalam proses tes peledakan. Mengakibatkan kakek tua itu, terkena serangannya.

Selama di perjalanan, Jake sesekali melirik ke arah Sunghoon lalu beralih ke arah Gaeul. Lalu Heeseung, sebagai pengemudi mobil damkar tersebut terkekeh kecil melihat suasana canggung dibelakang kemudi nya. Melalui spion tengah, ia melihat betapa santainya Sunghoon selaku anggota baru.

"Jadi, kau tidak ingin perkenalan ulang kepada kami?" Nada bersahabat dari Gaeul membuat Jake dan Sunghoon langsung menoleh ke arahnya.

Yang ditatap hanya menaikkan alis kanannya, seakan menjawab 'ada yang salah?'

"Kalian cukup panggil aku Sunghoon saja." Jawab Sunghoon dengan nada datarnya, di mata Jake seakan dia enggan untuk berbicara lebih lanjut. Kobaran api di dalam hati Jake belum mereda. Ia menggeram kesal melihat sikap dingin Sunghoon yang menyebalkan.

"Kau datang darimana?"

Nada ketus yang Jake berikan membuat Sunghoon memandangnya, seringai kecil terbit di bibirnya. Ah pria kecil ini, Sunghoon akui wajahnya tampan perpaduan cantik. Lihat saja mata puppynya yang lucu itu, hidung mancung serta bibirnya yang terlihat tanpa ada senyuman sedikitpun padanya.

"Afghanistan, dulu aku seorang tentara disana."

Mendengar perkataan Sunghoon barusan, membuat Heeseung dan Seungwoo langsung menoleh singkat. Tertarik akan pembahasan yang Sunghoon berikan.

"Wow! Keren sekali. Menjadi Tentara disana melawan negara Amerika atau bagaimana? Kudengar dari banyaknya berita politik, Afghanistan dan Amerika tak pernah akur sedikitpun." Jawab Gaeul dengan nada tak percaya, lihat saja wajahnya yang melongo dengan mulutnya yang membulat.

"Kalau aku melawan tentara Amerika, sepertinya Los Angeles akan menendangku saat ini juga ketika aku sampai di bandaranya."

Benar juga, Los Angeles masih sebuah kota di bagian California. Mana mungkin pihak bandara tidak memeriksa data detail milik Sunghoon kan?

"Lalu kehidupanmu disana bagaimana?" Tanya Jake yang cukup tertarik dengan pembahasan ini.

Diam-diam Seungwoo terkekeh kecil dengan suara pelan. Lihat saja, akan ia buat mereka berdua akur. Karena dia tidak mau anggotanya bertengkar sampai menggangu pekerjaan seteam.

Sunghoon menatapnya sambil tersenyum tipis, pikirannya melalang buana ke beberapa tahun belakang.

Sunghoon merupakan salah satu Tentara Amerika yang melawan Afghanistan, lalu kenapa ia berada di Afghanistan? Tentu jelas karena beberapa anggota tentara yang di tugaskan setelah berperang mengambil salah satu wilayah disana akan menetap beberapa tahun sampai semuanya bersih. Dalam artian, Amerika merdeka atas wilayah tersebut.

Kehidupannya begitu tertata sebenarnya, sebagai Tentara ia mengusahakan yang terbaik untuk anggotanya. Banyak yang ia lalui dengan kepahitan hidupnya yang berlangsung selama ia bertugas, luka-luka perjuangannya bahkan tak membuahkan hasil baik ketika ia pulang menuju kampung halamannya, Meksiko.

"2 kali, aku mendaftar ulang disana. Dan Puji Tuhan nya aku di terima lagi. Sayangnya, setelah aku diterima. Aku hidup penuh dengan keegoisan, aku meninggalkan anakku seorang diri dirumah tanpa pengawasan siapapun. Bahkan aku tidak ingin merepotkan kedua orang tuaku hanya untuk menjaga cucunya."

LAFD || Sungjake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang