Hehe maaf aku tripel up hari ini yaa
Nadira tidak paham dengan apa yang ia rasakan saat ini, hatinya merasa tidak nyaman dengan kedekatan Alvaro dan juga Keysha, padahal Keysha adalah sahabatnya.
Nadira berusaha menepis perasaannya, saat ini ia berada di dalam taksi menuju rumahnya setelah menunggu lumayan lama di taman sampai taksinya datang.
“Gila lo, Nad! Masak cuman gara-gara cowok lo mau ngejauhin sahabat lo!” rutuknya pada diri sendiri.
Di sisi lain setelah kepergian Nadira, Keysha dan yang lainnya dilanda kebingungan. “Nadira ngapa sih? Aneh banget,” ujar Keysha sebelum menyuapkan kembali potongan buah ke dalam mulutnya.
“Beneran ada urusan kali,” sahut Maura.
Sebenarnya mereka bertiga, Maura, Jihan, dan Clara mempunyai firasat mungkin saja Nadira cemburu? Apalagi tadi Nadira baru mengungkapkan perasaan mengenai Alvaro.
Tapi ya mereka harus tetap berpikir positif karena yang mereka tahu Nadira itu tidak mungkin membenci Keysha karena hal itu. “Lo kenapa bisa sakit, Key?” Keysha menoleh melihat Jihan yang bertanya padanya.
“Banyak dosa,” jawab Keysha asal.
Jihan mendelik mendengar jawaban Keysha. “Iya sih lo emang banyak dosa tapi gue heran lo sakit mulu. Gak capek apa yang di atas ngurangin dosa lo.”
”Yee, Allah kan sayang sama gue,” balas Keysha kemudian mengunyah kembali buah yang ada di mulutnya.
“Sayang? Kalo sayang kenapa gak diambil-ambil ya?” sahut Maura bercanda.
Kini giliran Keysha yang mendelik. “Dih, entar gue diambil, nangiss,” ujarnya.
Maura memutar bola mata malasnya. “Bayar utang dulu makanya biar gue gak nangis.” Sebenarnya bukan hutang, Maura juga sudah ikhlas. Keysha itu sering meminta ditraktir ya anggap saja itu hutang untuk saat ini.
“Ya elah, besok kalo gue udah ngepet lagi,” balasnya.
“Jangan-jangan om Kalandra kaya hasil pesugihan ya?” Clara berspekulasi mengingat kekayaan Kalandra.
“Bisa jadi Keysha yang jadi tumbal.” Jihan melanjutkan asumsi itu sembari terkikik.
“Sialan, punya temen gini amat!” Mereka bertiga tertawa melihat Keysha yang habis dinistakan.
“Eh, gue baru inget nanti mau ngedate sama Jhosua,” ujar Clara melihat jam di ponselnya.
“Gue juga ada janji sama Gio.” Mereka semua dengan kompak menatap Maura yang juga tengah memainkan ponsel berbalas pesan dengan orang yang mereka tebak adalah Gio.
“Ya karena kita ke sini satu kendaraan jadi kita pulang bareng aja,” sahut Jihan yang tengah memakan buah Keysha.
“Yah padahal gue pengen jadiin kalian babu di sini,” gumam Keysha yang didengar oleh mereka bertiga. Mereka sontak menatap tajam Keysha. Dan itulah akhir dari percakapan mereka, sebelum pulang mereka juga menyempatkan diri untuk berpamitan ada Kania, kebetulan Kalandra tidak ada di rumah karena ada urusan di kantor.
Malamnya, Jack dan Della datang berniat melihat keadaan Keysha sembari melepas infus Keysha. “Lain kali minum obatnya, Key.” Keysha mengangguk menanggapi Jack.
Jack mengusap surai Keysha sembari tersenyum. “Awas aja kalo kamu gak minum obat, kakak kurung di rumah sakit.”
Keysha mendelik tak terima, “minimal kalau kurung Key itu harus punya modal besar. Snack harus ada, internet harus terjamin, semua kebutuhan Key pokoknya harus terpenuhi.”
“Banyak mau ih tahanan abang ini.” Jack mencubit kedua pipi Keysha dengan gemas.
“Kakak tadi bawain sesuatu buat kamu,” ujar Jack sembari melepas infus dari punggung tangan Keysha.
Keysha mengalihkan pandangannya dari tangannya, melihat Jack yang tengah fokus. “Kakaknya mana? Kok nggak ke kamar Key?” tanyanya.
“Tadinya mau ke sini tapi diculik sama bunda kamu,” balas Jack membuat Keysha mendengus kesal, bundanya itu selalu memonopoli istri abangnya jika mereka ke sini.
“Bunda mah.” Jack terkekeh mendengar rengekan Keysha, kebetulan ia sudah selesai melepas infusnya.
“Mau ke bawah? Abang gendong ayok,” tawarnya membuat Keysha menggeleng cepat, ia sudah sehat kok.
“Key bisa sendiri, udah sehat juga!” ucapnya dengan penuh keyakinan.
“Yakin? Coba berdiri,” titah Jack.
Keysha menurunkan kakinya mencoba untuk berdiri namun oleng, hampir saja tengkurap di lantai jika Jack tidak menahannya. “Ini yang katanya kuat?” ejek Jack membuat Keysha mengerucutkan bibirnya.
“Ih, Key cuman butuh pegangan, gak usah digendong.” Jack tertawa pelan namun tetap menuruti ucapan Keysha. Mereka berjalan menuju ruang keluarga dengan Keysha yang dipapah oleh Jack.
Saat akan menuruni tangga Keysha berhenti sejenak membuat Jack mengerutkan keningnya. “Kenapa?” tanya Jack menatap khawatir Keysha.
“Abang, tiba-tiba Keysha kepikiran gimana kalau Keysha jatuh dari sini ke bawah.” Perkataan lirih itu mempu membuat Jack menatap tajam Keysha namun itu tak berselang lama.
“Hust, jangan mikir hal aneh. Ayo!” Jack kembali menuntun Keysha menuruni tangga menuju ruang keluarga yang di sana sudah ada Kalandra, Kania, dan Della yang terlihat tengah berbincang.
Kalandra yang melihat putrinya pun segera berdiri dan menghampirinya, Jack menyerahkan Keysha pada Kalandra. Kemudian mereka duduk di sofa dengan Keysha di tengah-tengah Kalandra dan Kania sedangkan Jack dan Della duduk di seberang berdampingan.
“Abang bilang kakak bawain Key sesuatu, beneran?” Della mengangguk dengan senyum manisnya.
Della menyerahkan sebuah amplop pada Keysha membuat gadis itu kebingungan, apa Della memberikannya uang? Kenapa tidak transfer saja?
“Ini apa?”
“Buka makanya biar gak penasaran,” sahut Kania membuat Keysha segera membuka amplop itu.
Di dalam sana ternyata hanya terdapat selembar kertas yang bergambar tidak jelas. Keysha menatap lekat gambar itu sedetik kemudian ia matanya membola. “Kakak hamil?!” tanya Keysha dengan tak santainya bahkan Kania dan Kalandra sampai terkejut yang ada di sampingnya.
Della mengangguk semangat, Keysha berdiri loncat-loncat saking senangnya. “YEY, KEY BAKAL JADI RICH AUNTY!!” teriaknya gembira sampai lupa bahwa ia baru sembuh.
“Aw,” ringisnya merasakan nyeri kembali di kepalanya karena loncat-loncat. Kalandra dan Kania segera memegang bahu Keysha menuntun anaknya kembali duduk.
“Siapa suruh loncat-loncat kayak tadi?” tanya Kalandra dengan penuh intimidasi.
Keysha menghela napas kemudian mengerucutkan bibirnya kesal. “Saking senengnya, Ayah. Key bakal jadi aunty!” ujarnya senang memandangi hasil USG Della.
Ya, wanita itu dinyatakan positif hamil dan sekarang sudah berjalan 4 minggu.
“Key bener-bener seneng bangett!” ujarnya membuat mereka semua ikut senang melihat Keysha.
Keysha menghampiri Della dan duduk di samping wanita itu. “Key boleh pegang?” tanyanya meminta izin untuk menyentuh perut Della.
Della mengangguk, Keysha menyentuh perut Della dengan perasaan gembira. “Hai, Rio, ini aunty kamu yang paling cantik dan juga imut. Nanti pas kamu lahir pokoknya aunty harus jadi orang pertama yang gendong kamu!”
“Kenapa manggilnya Rio, Sayang?” tanya Kania bingung.
“Ya kan masih berbentuk embrio, Bun.” Mereka tertawa mendengar ucapan Keysha, bisa-bisanya kepikiran sampai sana.
“Ada-ada aja kamu ini. Terus kamu bilang mau jadi orang pertama yang gendong? Kamu mau mendahului dokternya nanti?” ujar Kania menuntut jawaban.
“Iya, nanti Key dorong dokternya,” balas Keysha masih senantiasa mengusap perut Della yang masih datar.
“Nanti Key peluk cium dedek bayinya.” Della dan Jack terkekeh, Jack mengusak surai Keysha.
“Key harus sabar nunggu 9 bulan,” ujar Della pada Keysha.
“Pasti!”
Semoga aja di kasih kesempatan …
Masih open PO nih siapa tau ada yang berminat gituuu hehe
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND FOLLOWW!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI | TERBIT
Teen FictionMengapa begitu sulit membedakan ilusi dengan kenyataan? Keysha Arasya Barata, layaknya manusia seperti biasanya, tidak ada yang spesial pada diri Keysha. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan bukan? Begitupun dengan Keysha. Keysha i...