Hi
Satu minggu berlalu, hubungan Keysha juga Alvaro kian dekat layaknya sepasang kekasih. Tepat hari ini akan diadakan pertandingan antar sekolah, dan Alvaro ikut serta di dalamnya. Pemuda itu benar-benar ikut ekstrakulikuler basket sehari setelah ia meminta pendapat Keysha untuk ikut basket.
Tentu saja hal yang sulit untuk meyakinkan pembina ekskul basket agar ia bisa ikut dalam pertandingan terlebih ia member baru. Namun, karena tekadnya dan kerja kerasnya pada akhirnya ia bisa meyakinkan pembina basket.
Alvaro bersatu dengan Gio, Reza, Gani, dan Kelvin membuat siswa-siswi berteriak histeris. Siswa-siswi dari sekolah lawan juga ikut datang untuk mendukung sekolah mereka yang memang pertandingan dilaksanakan di SMA Gelora Bangsa.
“Hati-hati ya, muka mereka keliatan galak semua.” Gio mengangguk mendengar ucapan kekasihnya, Maura. Bukan tanpa alasan Maura mengatakan hal itu, terlihat dari wajah-wajah orang yang akan dilawan oleh anggota basket sekolah mereka memang terlihat cukup menyeramkan.
“Jangan tebar pesona.” Gio terkekeh kemudian mengangguk sembari mengusak rambut Maura.
“Dih, pocecip banget, Ra,” ejek Clara yang sedari tadi sudah muak dengan pemandangan di depannya. Sebenarnya ia tak masalah namun karena ia sedang kesal juga dengan kekasihnya ya berakhir tidak mood. Hei, ia sejak tadi menunggu kekasihnya namun belum juga datang, ia sudah mengiriminya pesan namun Jhosua membalas ‘iya nanti, aku lagi beol’.
“Iri lo? Kasian pacarnya belom dateng,” balas Maura balik mengejek.
“Heh, Manusia! Diem ya lu pada,
pertandingan mau dimulai dan sono lo pada masuk lapangan!” Jihan menjadi penengah dan menyuruh Gio, Alvaro, Reza, Kelvin, dan Gani untuk masuk ke dalam lapangan.
Mereka menurut dan masuk ke lapangan kecuali Gio dan Alvaro. “Kamu gak mau ngasih aku semangat?” tanya Alvaro yang memang sejak tadi menunggu kata semangat keluar dari mulut Keysha.
Keysha memutar bola mata malasnya. “Semangat,” ucapnya dengan senyum paksa.
“Kok kayak gak ikhlas gitu?”
Keysha tersenyum lebar, mengepalkan kedua tangannya. “Semangat Aroo!” ujarnya membuat Alvaro terkekeh kemudian mencubit hidung Keysha membuat sang empu mendengus.
“Heh, Curut! Gak usah mesra-mesraan! Sono lo tanding!” Lagi-lagi Jihan berkata dengan kesal yang tertuju pada Keysha dan juga Alvaro.
“PERTANDINGAN DIMULAI SEBENTAR LAGI, DIMOHON UNTUK PARA ANGGOTA BASKET BERSIAP!” suara MC terdengar membuat Gio juga Alvaro pergi dari sana menuju anak-anak basket lainnya yang sudah berkumpul di tengah lapangan.
Keysha dan teman-temannya duduk di tribun paling depan. “Key, hubungan lo sama Al udah sejauh mana?” tanya Nadira yang duduk di sebelah Keysha.
Keysha yang sedari tadi melirik ke sekitar langsung menatap Nadira. “Kita cuman temen, Nad, kenapa emang nanya gitu terus?” bingung Keysha, pasalnya Nadira hampir setiap hari menanyakan hal yang sama.
“Nggak, penasaran doang.” Keysha menghela napas pelan, saat ia tanya mengapa selalu saja itu jawabannya, seolah Nadira menyembunyikan sesuatu darinya.
“Kirain lo naksir sama Aro,” ucap Keysha memancing Nadira.
Nadira terdiam cukup lama, hingga berkata, “kalau gue naksir gimana?”
Kini giliran Keysha yang terdiam, ia tahu pasti maksud Nadira. Keysha harus menjawab apa jika seperti itu? Sahabatnya menyukai orang yang akan dijodohkan dengannya, bagaimana ini?
“Nad?” panggil Jihan dengan tatapan tak percaya.
Nadira menoleh, “lo bilang lo gak masalah soal kedekatan Key sama Al. Kok sekarang kayak sebaliknya?” sahut Jihan dengan penuh tanya.
Nadira menatap malas Jihan. “Han, setiap orang berhak berubah.”
Mereka semua mengerutkan kening mendengar ucapan Nadira, mereka merasakan bahwa yang berbicara dengan mereka saat ini bukanlah Nadira yang mereka kenal. “Maksud lo gimana? Lo mau nikung sahabat sendiri?” tanya Clara dengan pandangan tak percaya.
“Bukannya Key yang nikung gue ya?” Sontak ucapan Nadira membuat mereka benar-benar dibuat tak habis pikir.
“Udah! Kenapa malah berantem gini! Fokus dukung sekolah kita! Jangan kekanakan gitu!” tegas Maura yang tak ingin memperpanjang masalah, ayolah ini bukan saat yang tepat dan bukan tempat yang tepat untuk berdebat.
Keysha memandang ke depan dengan pikiran kosong, ia merasa bersalah. Apa yang sebaiknya ia lakukan agar Nadira tidak berubah terhadapnya juga yang lain? Apa ia harus membujuk orang tuanya untuk membatalkan pertunangan yang bahkan akan dilaksanakan minggu depan? Keysha rasa membatalkan pertunangan ide yang buruk.
Ia akan membuat orang tuanya, Alvaro, Alex, dan Azila kecewa. Namun jika pertunangan ini tidak dibatalkan maka Nadira lah yang kecewa padanya dan berakhir membencinya.
Keysha tidak ingin dibenci, tapi Keysha juga tidak mungkin membuat banyak orang kecewa. Keysha menghembuskan napas dengan pelan, melihat pertandingan basket yang sudah berlangsung beberapa saat yang lalu.
Di sana ada Gio yang mengoper bola pada Alvaro yang diterima baik oleh pemuda itu. Alvaro mendribble bola sambil berlari mendekati ring lawan, kemudian melempar bola ke arah ring.
Masuk! Sorakan terdengar melihat SMA Gelora Bangsa lagi-lagi mencetak score. Kini sudah tercatat SMA Gelora Bangsa meraih 18 point dan SMA Garuda 14 point, beda tipis.
Hingga pertandingan berlangsung semakin panas diiringi sorakan-sorakan yang begitu ricuh dari dua kubu berbeda. Pertandingan diakhiri dengan kemenangan SMA Gelora Bangsa dengan score 35-33.
Tim basket mendekat ke pinggir lapangan untuk menyegarkan tenggorokan mereka. Alvaro, pemuda itu bukannya ikut berkumpul dengan timnya malah berbelok menuju Keysha menghampiri gadis yang ia lirik sejak bertanding tadi.
Tangan kekarnya menarik Keysha membuat gadis itu terkejut karena tidak fokus, namun tetap mengikuti ke mana Alvaro menariknya. Hal itu dilihat oleh semua orang yang ada di tribun.
Alvaro tidak peduli, ia hanya ingin menghilangkan rasa lelahnya dan dengan berdua bersama Keysha itu cukup menghilangkan lelahnya, abaikan saja sikapnya yang berlebihan. Mereka sampai di rooftop sekolah, di sana tidak ada orang karena semua orang tengah menonton pertandingan selanjutnya yakni futsal.
“Kenapa?” tanya Alvaro tiba-tiba.
Keysha membalas tatapan Alvaro dengan tatapan bingung. “Kenapa apanya?” bingung gadis itu.
“Kenapa kamu ngelamun terus dari tadi? Ada masalah? Atau kamu sakit? Apanya yang sakit?” Alvaro berubah khawatir membolak-balikkan badan Keysha.
“Ih! Gue gak pa-pa, Aro.” Ini bukan sekali dua kalinya Alvaro bersikap berlebihan. Pemuda itu khawatir karena setiap minggunya ada saja hari di mana Keysha tidak enak badan.
Ia tak ingin kecolongan lagi, ia takut keadaan Keysha memburuk hanya karena dirinya. “Terus kenapa tadi ngelamun terus?” tanya Alvaro meminta kejelasan.
Pemuda itu merebut air minum milik Keysha yang tinggal setengah lalu meneguknya hingga habis membuat gadis itu mendengus kesal. “Siapa yang ngelamun coba? Gue itu lagi liat cara main kalian, ya siapa tau nanti gue bisa ikut tanding basket putri,” ujar Keysha dengan wajah meyakinkan.
Alvaro mengangguk paham walau di dalam hatinya ia tak percaya dengan ucapan Keysha, ia akan mencari tahu sendiri nanti.
“Key, Aro capek banget,” ucap Alvaro dengan nada mungkin sedikit manja.
Keysha menatap Alvaro dengan tatapan ngeri, “ih, kayak anak kecil aja,” balasnya mengejek.
Tak mengidahkan ejekan Keysha, Alvaro segera menarik Keysha ke dalam pelukannya. “Biarin gini dulu, aku mau isi energi.”
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND FOLLOWW!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI | TERBIT
Teen FictionMengapa begitu sulit membedakan ilusi dengan kenyataan? Keysha Arasya Barata, layaknya manusia seperti biasanya, tidak ada yang spesial pada diri Keysha. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan bukan? Begitupun dengan Keysha. Keysha i...