R.U.M.A.H #8

20 4 0
                                    

🦋🦋🦋

"hmm engga aku Cuma kecapean aja kok. Its okey aku aman. Btw makasih ya buat bajunya. Tadi kata perawat kamu yang bawin baju buat ganti. Walaupun warnanya pink tapi makasih deh hehe."
"Oh gasuka warna pink cal ahahaha sorry tadi buru—buru sih takut kamu masuk angin. Iya sama-sama cal. Yaudah ayok aku antar kamu pulang ya ? urusan mobil aku udah suruh temen buat antar mobil kamu ke rumah. Jadi aman kok."
"serius ?! bukan komplotan pencuri kan ? takut aja mobilku dibawa pergi hahaha..." canda cala
"hadehh ya engga lah. Emang mukaku tampang pencuri apa."
"hmm iya segini.." jawab cala sembari menunjukkan ujung jari kelingkingnya sambil tertawa
"bisaa ya sakit masih jail. Yaudah ayok pulang, kamu bisa jalan kan cal ? apa perlu bawa kursi roda ?"
"IHH kavi ! aku masih normal Cuma sakit pala doang."
"yaaaa kan kirain hehe" jawab kavi terkekeh

Cala dan kavi menelusuri lorong rumah sakit. Antara mereka tidak saling berbicara. Karna masih sama-sama bingung mau bahas apa. Saat melewati ruang inap anak-anak, cala melihat ada gadis kecil duduk dipinggir taman dengan raut wajah sedih.
"eh berenti dulu kav." Ucap cala segera menghampiri gadis kecil itu
"Hai adik cantik... lagi apa ? kok sendirian ?" tanya cala

Gadis kecil itu hanya diam, menatap cala lalu berkaca-kaca. Cala langsung memeluknya, memberi tempat ternyaman. Karna cala tau gadis kecil ini ingin menuangkan kesedihannya. Benar saja, gadis kecil itu menangis sejadi-jadinya dipelukan cala. Kavi yang sedari tadi berdiri disebelah cala pun mencoba menenangkan gadis kecil itu. mereka berdua menunggu hingga ia benar-benar tenang.

"cantik hei.. kenapa nangis ? kamu boleh cerita sama kakak. Oiya kenalin ya nama kakak cala dan ini teman kakak namanya kavi. Adik cantik namanya siapa ?"
"Namaku cila kak." Jawab gadis kecil itu dengan isakan tangis
"wahh nama kita hampir mirip. Kalau boleh tau cila usia nya berapa ? trus Orangtua cila kemana ?"
"10 tahun kak. Orangtua cila sudah meninggal kak, cila hanya sama nenek. Nenek lagi pulang buat ambil baju. Cila sedih karna cila sakit. Cila juga kangen sama orangtua cila."
Seketika  cala menatap kavi sendu dan kaki terasa lemas, mendengar ucapan cila si gadis kecil cantik itu.
"kalau boleh tau cila sakit apa sayang ?"
"kata dokter leukimia kak. Tapi cila gatau itu apa, kakak tau ?" tanya cila dengan polosnya

Lagi, cala menatap kavi. Kali ini air matanya lolos membasahi pipi. Tidak ada sepatah kata pun dari kavi dan cala. Cala membalikkan tubuhnya, ia menangis. Namun tidak mau gadis kecil ini melihatnya menangis. Kavi segera menggantikan posisi cala dengan berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada cila. Ia mengusap kepala cila dan tersenyum hangat.
"Cila.. cila anak cantik anak pintar. Jangan sedih ya, cila pasti sembuh. Cila harus kuat dan tersenyum, supaya orangtua cila disurga bahagia liat cila." Ucap kavi
"iya kak kavi. Oiya kak cala kok nangis, kenapa ? sakitnya cila parah ya kak ? cila bosen kak sudah 2 minggu diumah sakit."
"sayang.. engga kok kak cala ga nangis. Kelilipan aja tadi mata kak cala. Cila gaboleh bosen ya, karna disini kan mau hilangin penyakit cila. Harus sabar ya sayang, kalau cila semangat nanti sakit ditubuh cila bisa sembuh. Bener kata kak kavi. Cila harus buat bahagia orangtua disurga, jadi harus sembuh okeyy." Jawab cala sembari  mengelus pipi gadis kecil itu

"cal bentar ya aku keluar sebentar aja, nanti aku balik kesini." Ucap kavi, cala mengangguk.
Tidak berselang lama kavi datang dengan membawa dua balon bentuk ikan nemo berwarna merah dan orange. Cila berteriak antusias karna sangat senang diberi balon oleh kavi.
"waaahhhh balonnya bagus kak kavi. Kaya gambar dibaju cila nihh ikan nemo. Tapi kok 2 ? cila mau satu aja deh."
"gapapa cila, sengaja kak kavi beli dua karna yang warna merah ini ayah nemo dan warna orange ibu nemo. Dan cila adalah anak nemo karna lagi pakai baju gambar ikan nemo hehehe." Jawab kavi terkekeh
"Kav.. makasih banyak ya. Kamu baik banget, aku terharu cila seneng banget."
"iya cal aku juga seneng cila bahagia banget. Oiya semoga karna ada balon ini cila jadi ga kesepian ya. Karna ditemani sama ayah dan ibu nemo."
"terima kasih ya kak kavi dan kak cala. Cila sukaaaaa banget." Jawab cila tersenyum sambil membawa dua balon itu
"iya sayang sama-sama. Oiya kalau gitu kakak pamit pulang dulu ya." Ucap cala
"yah.. kok cepet banget kak ? hmm gapapa deh, tapi lain kali main kesini ya kak. Cila sayaangg banget sama kak kavi dan kak cala." Jawab cila dengan raut wajah sedih. Sebenarnya ia tidak ingin ditinggal oleh kavi dan cala.
"iya sayang, kakak pasti bakal main lagi kesini nemuin cila. Tapi cila harus janji semangat untuk sembuh ya.." jawab cala
"siappp kak cala, yaudah cila masuk ke kamar dulu ya kak. Byebye kakak baik hati..." ucap cila berlari kekamar dan melambaikan tangannya
Kavi dan cala membalas lambaian tangan gadis kecil itu. mereka pun melanjutkan perjalanan pulang kerumah.

Disepanjang jalan, cala hanya diam dan melamun.
"cal, are you okey ?" tanya kavi
" emm aku okey kok kav. Cuma sedih aja ngeliat cila anak sekecil itu yang harus menanggung beban bahkan diusia dia yang masih 10 tahun. Ujiannya sangat berat kav." Jawab cala dengan isakan tangis
"ujian setiap orang itu berbeda-beda cal. Dari kejadian cila, kita harus ambil hikmahnya. Kadang kita merasa masalah yang kita hadapi saat ini beratt banget, bahkan sampai putus asa. Padahal, diluar sana ada yang jauh lebih berat ujiannya. Contohnya kaya yang kita temui tadi. Cila, gadis kecil cantik yang seharusnya di usia dia yang sekarang bisa bermain, sekolah dan mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Tapi tuhan kasih ujian dia kehilangan orangtua dan mengidap penyakit leukimia. Kita juga perlu berprasangka baik cal. Bahwa didepan nanti bakal ada kebahagiaan. Entah kapan, yang pasti masa itu akan datang."
"Kamu bener kav, dari cila aku belajar untuk lebih bersyukur lagi." Batin cala lirih

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang