R.U.M.A.H #16

4 1 0
                                    

***

Pagi ini, cala mulai berkemas. Iya, seperti janjinya pada ratna. Setelah wisuda ia akan meninggalkan semua fasilitas dari papanya.

"Cala, maafin mama. Karna masalah mama dan papa. Kamu jadi merasakan susah seperti ini. Harusnya kamu bahagia seperti temen-temenmu. Maaf ya setelah ini mama cuma bisa usahain kita tinggal di rumah kakek sementara. Mama janji akan usahakan rumah yang nyaman untuk kamu." Isak tangis ratna pecah setelah bicara pada cala

"Maaa, sudah berapa kali cala bilang. Ga perlu minta maaf lagi. kemauan cala kok pergi dari rumah ini. Bahkan cala akan lebih bahagia lagi. Asal cala bareng mama, semua akan baik baik aja ma. Hmm malah seru sementara tinggal dirumah kakek, jadi cala bisa bantu kakek juga nanti." Jawab cala tersenyum

Sementara itu terdengar suara mobil berhenti didepan dan ketukan pintu rumah yang keras.

Cala membuka dan terbelalak melihat siapa yang ada didepannya. Bara, papa cala. sebulan terakhir tidak ada kabar tiba-tiba datang ke rumah mereka kembali. Bara melihat sekeliling rumah yang beberapa sudah dikemas.

"Apa-apaan ini ? Oh kalian mau pergi ?! Kamu dihasut apa sama mama kamu cal ? Berani-beraninya ya kamu !" Bentak Bara

"Pa, cala berterima kasih sama apa yang sudah papa kasih berupa materi. Tapi setelah ini cala gaakan merepotkan papa lagi. Ca-"

Plakk!!!

Belum sempat selesai berbicara, bara emosi dan menampar cala. Hal tersebut sontak membuat ratna marah dan menangis.

"Jangan pernah temui cala dan berharap maaf setelah ini bara!" Dengan nada tegas ratna berbicara pada bara. Dan menarik tangan anaknya untuk segera keluar rumah.

"Ohh bagus ya, sini kunci mobil kamu cala!" Bentak bara

"Pa tapi ini dari uang tabungan cala."

Bara yang semakin emosi merebut kunci mobil dan juga rumah. Serta membawa semua tas cala dan ratna keluar.

Cala semakin benci melihat bara. Tidak ada lagi rasa sayang sebagai orangtua di hati dan pikirannya. Menurutnya, semua sudah selesai. Bara juga lebih bahagia bersama wanita simpanannya. Wanita iblis yang berhasil merenggut kebahagiaan keluarganya selama ini.

***

Entah kebetulan atau takdir, Kavi datang. Kavi yang tidak diberitahu cala terkait masalah ini sontak kaget.

"Loh tante, cala mau kemana ? Cal kok nangis ?"

"Kav.." cala menangis sejadi-jadinya menceritakan semuanya.

"Oke aku aja yang antar ya, tante ayo saya antar ke rumah kakek. Cal bawa mama kamu masuk, biar aku yang urus barang-barang ya." Pinta kavi

Cala mengangguk dan masuk ke mobil bersama ratna.

"Tante, yang kuat ya. Kavi tau ini ga mudah. Tapi percaya, hal indah akan segera datang." Ucap kavi memulai obrolan

"Aamiin, makasih ya nak kavi. Maaf kami merepotkan ya."

"Engga tan, kavi sama sekali ga merasa kerepotan."

Setelah sampai, dan selesai berbincang singkat dengan keluarga dari mama cala, Kavi menghampiri cala yang sedang melamun di teras rumah sendirian.

"Cal.." panggil kavi

"Hmm" jawab cala singkat

"Hei liat aku"

Cala merubah posisi duduknya menghadap kavi. Dengan mata sembab dan tidak ada senyuman manis dari wajahnya.

"Senyum dong, katanya selalu bahagia kalo bareng aku. Yuk senyumnya mana ?" Goda kavi namun tetap tidak ada respon dari cala

Air mata cala mulai menetes dan ia memeluk kavi sangat erat.

"Makasih, makasih sudah selalu ada. Bahkan disaat begini kamu hadir tanpa aku minta kav." Ucap cala lirih

"Aku bakal terima ucapan makasih kamu, kalau kamu senyum sekarang." Jawab kavi sungguh sungguh

Cala melepaskan pelukannya dan ia tersenyum tipis pada kavi.

"Nah gitu dong, jangan sedih berlarut-larut ya cal. Aku tau ini ga mudah tapi kamu punya aku. Aku berusaha selalu ada buat kamu. Oiya, sebenernya tadi aku mau ajak kamu keluar. Tapi ternyata keadaannya lagi ga baik-baik aja. Kamu istirahat dulu ya sekarang. Supaya tenang."

Cala menggelengkan kepalanya

"Engga kav, aku pengen nenangin diri. Aku mau ikut kamu keluar, boleh ?" Tanya cala

"Boleh, apapun yang buat kamu nyaman cal. Yuk"


RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang