R.U.M.A.H #17

5 1 0
                                    

Diperjalanan, kavi berkaca-kaca. Ia tidak sanggup melihat cala seperti ini. Tapi ia berusaha kuat untuk tidak meneteskan air mata dihadapan cala.

"Udah sampai cantik. Yuk turun."

"Indah banget pantainya kav."

"Iya, aku suka kesini dulu. ayok kita duduk disana cal." Kavi menggandeng tangan cala

"Oiya kamu mau pesan apa ? Es kelapa enak deh kayanya cal. Aku pesenin ya."

"Gausah kav, aku lagi ga pengen apa-apa. Kita duduk disini dulu aja ya." Pinta cala

Kavi pun menuruti kemauan cal, ia hanya ingin duduk melihat laut dan merasakan angin yang membuatnya sedikit tenang.

"Kav, kalau aku bilang ga kuat. Dosa ga ya ? Jujur ini terlalu sakit buat aku kav. Aku ga pernah ngebayangin hidupku serumit ini. Hiks." Ucap Cala menangis sambil menatap laut

"Cal, aku mungkin salah kalau terus-terusan minta kamu untuk senyum dan kuat. Tapi aku mau kamu jangan putus asa ya. Inget cal, Tuhan ga pernah menaruh tangguh jawab dibahu yang salah, kalau kamu yang dipilih, berarti kamu mampu dan bisa melewati masalah ini cal." 

"Mampu ? Bahkan bertahun-tahun sampai detik ini pun aku masih gatau letak mampuku dimana kav. Selama ini cuma berusaha kuat. Tapi hari ini aku cape dengan semua usaha itu." Cala tersenyum miris

"Kamu duduk disebelah aku detik ini. Ini semua karna kamu mampu. Kamu harus sadar itu, kamu bisa selesaiin pendidikan dan ada dihadapanku sekarang karna usaha kamu. Kamu bisa cal. Jadi jangan pernah merasa semuanya sia-sia."

Cala hanya diam bersandar pada bahu kavi. ia bersyukur kehadiran kavi membuatnya sadar bahwa menyalahkan keadaan itu bukan hal yang tepat.

 ia bersyukur kehadiran kavi membuatnya sadar bahwa menyalahkan keadaan itu bukan hal yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo by : Pinterest

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang