R.U.M.A.H#15 🎓

10 1 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat cerah, cala, keyra dan denise sudah sangat cantik dengan kebaya warna maroon untuk bersiap hadir di wisuda mereka. Hari yang selama 3 tahun lebih mereka tunggu akhirnya sampai juga. Dulu, saat masih kuliah mereka sudah merencanakan untuk lulus bersama dan memakai kebaya dengan warna yang sama juga.

"Huaaaa gaiss aku deg degan dan happy banget. Akhirnya kita bisa ada dititik ini. Bareng-bareng lagi." Keyra merengek lalu memeluk denise dan cala

"Iyalagi, alhamdulillah. Kita harus bangga sama diri kita sendiri." Sahut denise

"Iya gais bener, we did it!!" Teriak cala antusias

Satu persatu nama dari mereka bertiga bergantian dipanggil untuk maju ke depan untuk bersalaman dengan rektor dan jajarannya. Cala sangat terharu ketika namanya disebut, nama yang saat ini bertambahkan gelar dibelakangnya. Iya, Niscala Alisha, S.Gz. Terlihat diatas tribun senyum haru terukir diwajah ratna. Ya, cala melihat dan dapat merasakan kehangatan itu.

"Mama cala berhasil." Gumam cala lirih dengan melambaikan tangan pada ratna

Ratna yang melihat pun juga membalas lambaian tangan dari cala. Tidak hentinya ratna meneteskan air mata. Rasanya campur aduk. Tangis haru bangga pada cala, namun disisi lain ada kesedihan. Karna melihat orangtua temanteman cala yang hadir lengkap dihari bahagia anaknya. Namun berbeda dengan cala, jangankan hadir dan mengetahui bahwa cala wisuda. Bahkan mendapat kabar dari papanya saja sudah tidak pernah ada lagi sebulan terakhir ini.

Selesai juga serangkaian acara wisuda cala, sekarang saatnya berfoto bersama keluarga dan teman-teman.

Cala keluar gedung mencari keberadaan mamanya.

"Calaa.. mama disini." Teriak ratna melambaikan tangan

"Maaa..." tangis cala pecah saat memeluk ratna

"Makasih ya ma, sudah hadir dan selalu ada buat cala sampai dihari wisuda ini. Semua pencapaian dan gelar cala, cala persembahkan buat mama."

"Sayang... mama bangga sama cala. Semoga cala menjadi ahli gizi hebat kedepannya ya. cup cup udah jangan nangis nanti make up nya luntur loh. Belum juga foto nih." Canda ratna agar cala kembali tersenyum

Kavi datang dan langsung bersalaman dengan ratna, mama cala.

"Halo tan. Masya allah cantik banget tante hehehe" kavi tersenyum

"Eh iya nak kavi. Duh bisa aja hahaha makasih ya." Jawab ratna

"Cal, congrats ya. Ini aku bawain bunga special kesukaan kamu. Mawar merah tua. Aku inget kan. Harus merah tuaa biar senada sama kebaya." Ucap kavi jail penuh penekanan

"Ish kavii jangan buka disini dong malu. Btw makasih ya ahahah suka deh jadi senada sama kebaya ku."

"Cal, kamu keren! Aku bangga sama kamu, aku bangga punya kamu. Kamu bisa melewati ini semua dengan keterbatasan yang ada. Dengan semua pikiran-pikiran yang menganggu kamu selama ini." Ucap kavi sambil memeluk cala

"Kav, ini semua berkat doa orang tersayang aku. Terutama kamu, kamu juga yang sering kasih energy positif buat aku semangat ngejalanin hari hari. Kamu yang ga pernah berhenti buat aku tersenyum sampai tertawa. Kamu juga yang bantu aku setiap aku kesulita

ngelakuin berbagai hal. Makasih dan maaf aku mungkin sering ngerepotin kamu selama ini." Jawab cala haru

"Sayang, kamu ga perlu minta maaf. Aku lakuin ini semua enjoy tanpa merasa berat sedikitpun. Dan emang sudah seharusnya sebagai pasangan membantu dan support kamu selagi itu positif."

"Ehem... scene romantisnya bisa dijeda dulu ga ya. Ini sahabatnya mau berpelukan juga nih." Celetuk denise

"Hahahah ih kalian ganggu aja."

"BERPELUKAN gurls." Teriak keyra

Setelah selesai berbincang haru, mereka lanjut berfoto ria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai berbincang haru, mereka lanjut berfoto ria. Memperlihatkan kebahagiaan dihari itu. Sampai tak terasa hari semakin sore dan merekapun pulang.

Cala telah membersihkan seluruh tubuhnya dan memakai piyama.

"Huftt legaaa akhirnya bisa pakai piyama. Cape juga ya wisuda. Tapii seru sih." Gumam cala pada diri sendiri

"Papa tau ga ya aku wisuda hari ini, kira kira dia lagi apa ya. Emang sama sekali ga pernah kepikiran sedikitpun ke aku ? ". Batin cala

Cala mengusap kasar wajahnya

"Ah apaan sih cal, have fun gausah mikirin hal yang ga harus dipikirin. Bahkan untuk nanya kabar biasa aja gaada. Jadi ngapain di harapin" ucap cala berusaha menyadarkan dirinya.

Namun, beberapa kali ia berusaha menyadarkan diri untuk tidak memikirkan hal itu. Rasanya susah, bohong jika tidak ada rasa sakit di hati cala. Bahkan rasa benci sekalipun belum bisa menutupi rasa sedih akan rindunya pada sosok papa.

"Pa, disaat semua anak perempuan merasa dekat bahkan sering kali menyebut ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Kenapa cala ga ngerasain itu ? Mungkin cala dapat kebahagiaan itu saat masih kecil. Saat cala belum tau apa-apa. Trus kenapa disaat cala tumbuh dewasa papa pergi ninggalin semuanya demi kepuasan papa sendiri ?" Batin cala

"Pa, cala sudah wisuda. Walau sedikitpun papa gamau tau keadaan cala sekarang. Cala mau ucapin terima kasih atas semuanya. Terima kasih atas materi yang sudah diberikan sampai cala menyelesaikan pendidikan. Cala janji, setelah ini gaakan merepotkan lagi. Cari kebahagiaan papa dan jangan pernah nyakitin mama lagi." Sambung cala

Rasa emosi dan sedih menjadi satu malam ini. Rasanya ingin berteriak. Ia selalu bertanya-tanya kenapa dan mengapa diberikan masalah sebesar ini.

Kali ini ia benar-benar tidak ingin keluarganya bersatu seperti dulu lagi. karna setelah semua rasa sakit yang diberikan bara, sudah menutup rapat hati dan keinginan cala. Baginya, kebahagiaan ratna lebih penting dari segalanya. Ia ingin membahagiakan ratna tanpa harus bergantung pada bara.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang