Part 25

2.8K 259 6
                                    

Hai guys, maaf banget nih baru bisa up hari ini 🙏 author habis kelar ujian soalnya.
kita lanjut aja ya ceritanya 👌

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dua Keluarga

Seperti yang sudah Chika sampaikan saat itu, malam hari-nya Zee benar-benar datang ke mansion Chika.

"Assalamualaikum" Zee memberi salam

"Wa'alaikumsalam, eh Zee udah datang, ayo masuk" jawab seseorang yang memang sudah menunggunya.

"Hehe iya mih" begitu Zee selesai menyalami mami Aya ia pun langsung di arahkan ke ruang tengah karena papi Pucho sudah menunggunya disana.

"Assalamualaikum papi" sapa Zee kembali setelah tiba di ruangan itu.

"Wa'alaikumsalam, Zee, duduk Zee" papi Pucho

Diruang tengah itu hanya ada Zee dan papi Pucho, Chika entahlah sejak Zee datang dia tak melihatnya.

"Zee, bagaimana kabar kedua orang tua mu? Sehat kan? Papi sudah lama sekali tidak bertemu mereka" papi Pucho membuka obrolan

"Baik pih, mereka biasa lah pih sibuk jadi jangankan bertemu papi saya anaknya saja susah untuk bertemunya pih, hehe" jawab Zee sambil sedikit terkekeh

"Kamu membenci mereka?" Entah mengapa tiba-tiba papi Pucho menanyakan ini.

Sebelum menjawab Zee nampak tersenyum,
"Tidak mungkin pih, namun mungkin dulu iya tapi seiring berjalannya waktu saya perlahan-lahan mengerti bahwa mereka sibuk bukan hanya karena tanggung jawab mereka sebagai orang tua namun itu merupakan kesukaan mereka. Mereka nampak bahagia dengan pekerjaan mereka, Sama halnya seperti saya yang sangat menyukai olahraga basket pih, di saat saya cedera dan tidak bisa memainkan apa yang menjadi kesukaan saya itu rasanya sedih sekali. dari sana saya mulai memahami dan ya sepertinya sudah berdamai sama keadaan pih. Ditambah lagi ditengah kesibukan mereka, mereka tetap ingat saya. Bahkan terkadang mereka menelpon atau langsung pulang walau hanya 1 jam atau beberapa menit saja tapi mereka melakukan itu hanya untuk melihat saya katanya" Zee nampak tertawa ringan mengingat kejadian dimana papa dan mamanya bela-belain pulang karena dirinya tidak mengangkat panggilan telepon dari mereka. Padahal posisinya mereka sama-sama ada meeting saat itu.

Papi Pucho ikut tersenyum dan merasa bangga akan fikiran calon menantunya ini,
"Oh ya papi dengar kamu sudah melamar Chika? Apa benar?" Tanya papi Pucho beralih topik

"Hehe benar pih" awalnya sedikit canggung lalu,

"Maaf jika saya terburu-buru pih namun saya sudah merasa sanggup untuk bertanggungjawab di kehidupan kak Chika dan Indira kelak pih, jadi saya mohon izinkan saya untuk menikahi anak papi" lanjutnya dengan tegas.

"Hahaha....kamu sungguh berani sekali Zee. Memang anak Gracio ya kamu" ucap papi Pucho sambil tertawa renyah.

"Hmm....yasudah kalau kalian sudah sepakat sama-sama ingin segera melangsungkan pernikahan, papi sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anaknya bukan? Namun jujur saja, papi sebenarnya masih belum rela Chika dibawa pergi oleh suaminya. Tapi karena itu kamu, huft....papi percayakan Chika dan Indira ya Zee. Tolong jaga mereka, sayangi dan cintai mereka, jangan pernah sekali pun kamu menyakiti keduanya. Jika itu terjadi maka saya sendiri yang akan jemput mereka dan membawa mereka pergi dari kamu sejauh mungkin" kata papi Pucho

"Zee janji itu tidak akan pernah terjadi Pih"

Mendengar jawaban Zee tentu saja membuat Pucho lega, dia yakin Zee merupakan seorang pria yang akan menepati semua perkataannya itu.

Beberapa menit kemudian, Chika dan mami Aya datang seraya membawakan cake yang ternyata sejak tadi mereka sibuk membuat cemilan didapur.

"Ngobrolin apa tadi sama papi?" Tanya Chika yang kini sudah duduk disebelah Zee

SISI LAIN YESSICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang