Part 27

2.6K 282 13
                                    

Pov Chika

Berawal dari rasa yang tak nyaman dimalam itu, malam di mana aku menginap di mansion milik keluarga Zee. Sebelumnya mama Shani bilang gaun pernikahanku biarkan dia saja yang membuatnya. Tentu saja aku sangat amat senang akan hal itu, terutama mami ku. Kalian pasti tau betapa sukanya beliau dengan desain gaun yang mama Shani rancang.

Bahkan orang yang paling excited saat itu adalah mami. Ah sejak bersama Zee selalu banyak kejutan yang tak terduga, dan membuatku terkejut berkali-kali.

Malam itu, kami membahas detail gaun serta acara yang akan kami gelar beberapa hari lagi. Namun di tengah pembicaraan entah kenapa perasaan ku mendadak tidak enak, fikiran ku tiba-tiba teralihkan ke mami dan Indira. Awalnya ku fikir karena aku saat ini tinggal di lingkungan baru jadi belum bisa beradaptasi dan masih memikirkan keberadaan mami dan Indira yang selalu bersama denganku.

Namun kenyataannya ternyata tidak begitu, di sekolah saat aku masih serius memperhatikan pelajaran di kelasku. Zee tiba-tiba datang dan meminta izin pada guruku untuk membawaku pulang. Tentu saja aku panik, namun aku tak ingin berfikir macam-macam dan akan membuat ku semakin berfikiran negatif nantinya.

Lama di perjalanan aku berusaha mencari tau, namun ternyata Zee juga belum dikasih tau oleh papi terkait apa yang sedang terjadi saat ini.

Begitu tiba di mansion sudah ada papi yang menunggu kami tiba. Disana papi mulai memberitahu sesuatu hal yang membuat ku lemas seketika. Mendengar situasi yang tidak terduga di tambah adanya nomor anonim yang menghubungiku membuat fikiran ku entah kenapa tertujuh pada satu nama.

Malam harinya sudah diputuskan bahwa aku yang akan menemui penculik mami dan Indira.

00.00 wib.

Aku tiba di lokasi yang nomor anonim itu beritahukan.
Dan setibanya aku di lantai 4 gedung tua itu, Damn...tebakan ku tentu saja tidak meleset sama sekali.

"Wow...selamat datang sayang, lama tidak berjumpa ternyata kamu tambah cantik saja" ujarnya seraya mencolek daguku.

Ku tepis tangan itu dengan kasar, sungguh kurang ajar. Aku amat jijik disentuh lelaki sialan ini. Namun demi mami dan Indira ku coba redam sedikit emosiku. Walau detik ini juga rasanya ingin ku patahkan tangannya itu.

"Mana mami dan Indira, Vian?" Tanyaku sedikit membentak.

"Sabar dong, mereka aman kok. Kita temu kangen dulu dong baby. Tidak taujah kamu bahwa aku sangat merindukan kamu Chika" lagi-lagi tangan itu berulah, kali ini ia merangkul ku dengan muka jeleknya itu ia mencoba menggoda ku.

"Menjijikkan" ketusku sambil ku singkirkan tangan kotor itu dari pundak ku.

"Hahaha kamu masih saja galak ya baby" kekehnya

"Gak usah banyak bacot cepat lepasin mami sama Indira"

Dia tertawa seraya berjalan ke salah satu tempat duduk usang yang ada disana.

"Kamu tahu baby, sejak hadirnya kakak kamu itu, hidup ku jadi runyam. Segala hal yang aku sukai seakan hilang seketika. Semuanya sudah di rampas paksa oleh kakak kamu itu"

"Yang ada kebalikannya, kak Ara jadi menderita gara-gara lo, hidup kak Ara jauh lebih runyam karna hadirnya lo dalam hidup dia. Kalau lo ga siap menikah kenapa lo sampe hamilin kakak gue hah?"

"Gak bisa jawab? Jawabannya mudah padahal. Itu karena lo cowok brengsek yang tidak bertanggungjawab" lanjutku.

"Aku gak pernah paksa kakak kamu untuk melakukan itu baby. Dia sendiri yang naik kekasurku dengan suka rela bahkan dia lah yang menggoda ku untuk melakukannya"

SISI LAIN YESSICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang