Part 11

2.8K 260 9
                                    

Indira Sedih....

"Assalamualaikum, Chika pulang" ucap Chika sedikit mengencangkan suaranya.

"Wa'alaikumsalam, eh non Chika udah pulang"

"Iya bik, yang lain kemana ya kok sepi banget?"

"Ibu lagi dikamar non Indira non, lagi bujuk buat makan siang"

"Lah dia belum makan bik?" Art itu pun menggeleng sebagai jawaban atas pernyataan yang Chika lontarkan tadi.

Tanpa bertanya lagi, Chika langsung pamit untuk keatas, ia juga akan melihat keadaan anaknya itu. Apa yang membuat Indira tidak mau makan seperti ini? Membuat dia sangat khawatir.

"Mih" tegur Chika setelah sudah berada di sebelah sang mami

"Chika untunglah kamu udah pulang, bujuk Dira dong. Dia gak mau makan, dari tadi ngurung diri terus di kamar, mami jadi khawatir"

"Kenapa mami gak masuk aja? Kenapa malah nunggu di depan pintu?"

"Dikunci Chika, gimana dong ini cucu mami di dalam sendirian Chik"

"Emang dia kenapa sih mih? Tiba-tiba banget kayak gini emang? Pasti ada penyebabnya kan?" Tanya Chika

"Enggak tau juga mami masalahnya apa, tapi sehabis pulang sekolah, dia kelihatan murung Chik, mukanya sedih juga. Mami tanya dia diem aja terus langsung masuk kamar dan dikunci gini"

"Hmm...pasti ada yang ga beres nih disekolah. Yaudah mih Chika mau ambil kunci cadangannya dulu di laci"

5 menit kemudian, Chika kembali ke kamar Indira dengan membawa kunci cadangan.

Srett.... cklek.....

Akhirnya pintu itu berhasil dibuka dan menampilkan seorang gadis kecil yang sedang berjongkok di sudut ruangan, kepalanya di telungkupkan di kedua tangannya.

Perlahan Chika mulai mendekati anaknya itu,
"Diraaa... Kamu kenapa sayang?" Tanya Chika dengan sangat lembutnya.

Mendengar suara lembut itu, Indira langsung menegakkan kepalanya,
"Bunaa...." Panggilnya dengan mata yang sembab, wajah merah dan rambut nampak acak-acakan.

"Kamu kenapa sayang? Duduk disana aja mau?" Ajak Chika sambil menunjuk ke arah kasur milik Indira

Tanpa menjawab, gadis kecil itu langsung memeluk Chika dan menyandarkan kepalanya di pundak Chika.

Chika tahu saat ini anaknya sedang merasa sedih itu pun langsung menggendongnya dan di letakkan dikasur.

"Mau cerita ke buna ga sayang?" Tanya Chika hati-hati

"Hiksss....bunaaaa....Dila cedih..." Adunya dengan tangisan yang sudah pecah.

Chika mengelus rambut gadis kecil itu dengan penuh kasih sayang, ia ingin anaknya rileks terlebih dahulu barulah ia akan menanyakannya lagi.

15 menit berlalu, akhirnya Indira sudah mulai tenang.

"Buna"

"Iya sayang?"

"Buna, tadi di sekolah ada yang ledekin Dila, katanya Dila ndak punya ayah. Dia telus ledekin Dila di cekolah buna...hikss...Dila gak malah sama dia tapi Dila cedih pas dia dijemput ayahnya buna. Ayahnya cium pipi dia, gandeng tangan dia, telus gendong dia. Katanya Dila tidak akan pelnah ngelasain sepelti itu buna...Dila Cedih..."

Mendengar penuturan Indira, tentu saja membuat hati kecil Chika tersentil. Jujur saja ia juga merasakan sakit melihat anaknya diperlakukan seperti ini dengan orang lain. Tapi tidak mungkin dia memberitahu Indira jika sebenarnya dia masih memiliki ayah.

SISI LAIN YESSICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang