05 Keceplosan

21 6 0
                                    







               PUKUL tiga lebih sepuluh. Teja dan Julia sesuai janji, sepulang dari kantor mereka pergi untuk berkencan. Kemudian Teja yang teringat karena kepindahannya ke rumah baru, baju-baju bermerk Gucci miliknya berkurang, dia berniat membeli beberapa model baru untuk ia gunakan di rumah serta untuk bekerja.

Dan disini mereka saat ini. Julia yang dirangkul mesra Teja memasuki toko Gucci di Genade Plaza Mall. Sang kasir yang mengenal Teja pun seketika menunduk hormat.

Teja yang melihatnya hanya tersenyum tipis. Sedang Julia agak resah, dia takut.

"Teㅡ kamu jangan terlalu deket-deket sama aku, nggak enak dilihat sama mereka. Mereka kenal sama kamu gimmmmㅡ "

"ㅡsssttt." Teja meletakkan telunjuknya pada depan bibir Julia dan menghela napas. "Jul. Dengarㅡ mereka hanya pegawaiku. Mereka pekerja di mall yang juga milikku, lalu apakah salah jika aku hanya merangkul kekasihku sendiri?"

Julia menggeleng, "Ya sudah, ayo bantu aku memilih baju, bajuku yang lama sudah habis."

Julia memutar matanya jengah, "Kamu ini jangan terlalu boros Te, bajumu bermerk Gucci sudah terlalu banyak."

Teja yang mendengar ocehan Julia malah tertawa kecil, dengan gemas ia mencubit pipi Julia, "Dasar menggemaskan, makanya aku suka."

Julia mendelik, "Apa korelasinya Te!"

Teja tidak membalas dan malah berjalan ke rak baju casual. "Oke- kita pilih kaos tidur dulu." That a rich man. Baju casual saja merk Gucci. Dan bajunya hanya untuk tidur. Sungguh membuat jiwa misqueeen bergetar.

*

*

*

*

*

Di depan stan ice cream, Jelita duduk berjongkok. Menutup wajahnya dengan topi miliknya, melirik kanan-kiri.

"Nggak ada yang ngenalin aku kan Kak."

Mahesa yang melihat kelakuan menggemaskan Jelita terkekeh, menyerahkan dua cone ice cream pesanan Jelita dan menarik Jelita untuk berdiri.

"Nggak ada Je, jangan kuatir, kamu belum seterkenal itu kokㅡ"

Bugh

Memukul bahu Mahesa agak keras, Jelita melotot tidak terima.

"Kamu ngatain aku nggak terkenal Kak, aku ini salah satu pemberi penghasilan terbanyak ke dua setelah Kak Sheila yang jadi aktor di AG Entertaiment ya."

Mahesa tertawa, menguyel-uyel pipi Jelita gemas.

"Iya-iya Jeje yang terkenal."

Jelita mendelik, menampik tangan Mahesa sebal, "Stop it, aku bukan bocah lagi Kak, jangan suka nguyel pipi ku deh, nanti melar."

Dan Mahesa yang diperlakukan begitu oleh Jelita tidak marah. Dia tahu Jelita memang begitu sifatnya, lagi pula jika mau yang sok manis dan centil tentu saja Mahesa akan mengencani wanita lain. Mahesa sadar pacarnya itu perempuan yang tidak centil dan suka mengerubuti dirinya karena hartanya saja.

Oleh karena itu Mahesa hanya tersenyum tipis, mengusap ujung bibir Jelita yang belepotan ice cream vanila dan coklat, "Dasar menggemaskan." Setelahnya Mahesa menawari kekasihnya itu sesuatu.

"Mau kemana lagi?"

Jelita berpikir sebentar, kemudian mengusap perutnya.

"Laparㅡ ke food court aja deh Kak."

Mantan Tapi Jodoh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang