12 Terlanjur

25 4 0
                                    









               NIAT awalnya setelah setuju dengan ide damai, mereka langsung tidur. Lelah dengan kegiatan seharian. Namun nyatanya sekarang, di jam dua belas lebih lima belas Jelita belum juga bisa tertidur.

Padahal sudah berbaring dalam posisi nyaman. Tapi tetap saja, apalagi ketika tahu Mas suami juga belum tidur, rasanya matanya semakin melek saja.

"Lit, udah tidur?

Jelita yang sedari tadi terdiam menatap plafon menoleh ke arah kanannya, menatap Mas suami yang ternyata berbaring menyamping menatap penuh ke arah dirinya. Jelita menggeleng halus.

"Belum. Kenapa, lo juga belum tidur?"

Teja tersenyum tipis, menggeleng kecil. "Nggak tau, nggak bisa tidur aja."

Jelita tidak berbicara lagi. Mereka seketika berada pada lautan moment of silence sampai tiba-tiba Teja bergerak menindihnya.

"Bangsat lo mau ngapain?" Tanya Jelita dengan suara berbisik. Iya, mampus saja kalau keras-keras. Ini tengah malam, dan tetangga akan lebih bisa mendengar suaranya kalau dia berteriak.

Sedangkan Teja yang sekarang posisinya di atas Jelita, malah tersenyum lebar membuat Jelita bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan manusia yang pernah menjadi mantannya ini. Jujur Jelita takut Teja kesambet. Tapi akhirnya dia semakin membelalakkan matanya lebar saat tiba-tiba Teja mencium bibirnya.

Dan ciuman itu tidak berhenti hanya sekedar kecupan, ciuman itu berubah menjadi lumatan halus yang sialnya membuat pertahanan Jelita jebol.

Tangan Teja bergerak ke arah tengkuk Jelita, menekan tengkuk istrinya agar ciuman mereka semakin dalam. Dan begitu Teja melesakkan lidahnya ke dalam mulut Jelita dan disambut oleh Jelita dengan sama ganasnya.

Permainan malam ini ternyata baru dimulai.

*

*

*

*

*

Pukul 3 pagi tepat. Kegiatan mereka baru selesai. Jelita menduselkan wajahnya ke dada bidang Teja, Sedangkan Teja melingkarkan tangannya dipinggang Jelita dengan tangan satunya sebagai bantal dek istri.

Rasanya kondisi seperti ini sangat familiar, namun sudah lama hal seperti ini berlalu.

Jelita sudah terlelap. Dan Teja sejujurnya juga sudah mengantuk, tapi menatap wajah Jelita yang begini gemasnya, Teja tersenyum tipis.

Mengelus punggung halus Jelita, dirinya menggumam.

"Selamat malam istri gemesin gue, love you."

*

*

*

*

*

Matahari sudah naik ke singgahsananya sejak 2 jam lalu. Jam dinding di kamar menunjukkan pukul 9 pagi.

Jelita mengerjap pelan, dan mulai menggerakkan tubuhnya.

"Ashhh perihㅡ" reflek Jelita. Kemudian matanya menatap depannya dengan mengernyitkan dahi. "Dada bidang telanjangㅡ" Sampai tiba-tiba otaknya memproses dan membawa ingatannya ke kegiatannya tadi malam.

"HWAAAAAAA BUNDAAAAAA!" teriak Jelita yang membuat Teja yang masih tidur ikut terbangun.

"Hoammㅡkenapa sih Lit pagi-pagi heboh?" Tanya Teja santai, sedangkan Jelita mendelik tajam dan memukul bahu telanjang Teja heboh.

Mantan Tapi Jodoh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang