JADI kali ini adalah kilas balik saat Jelita kuliah di tingkat semester 2, dan Teja berasa di tingkat semester 6.
Sudah tahu bukan keduanya berbeda dua tahun?
Yep. Meskipun sudah kenal sejak SMA dan pendekatan sejak SMA, nyatanya untuk mendapatkan hati Jelita, Teja baru berhasil saat Jelita menjadi mahasiswa baru, dan dia adalah kakak tingkat yang saat itu menjadi Ketua BEM Fakultas.
Dan pada semester 2 inilah Jelita baru berani untuk pergi kencan keluar bersama Teja. Alasannya masih samaㅡ takut dimarahi Bunda Bening.
Soalnya Bunda pernah bersabda, 'My Jeje sayang semua lelaki itu banyak modusnya, kamu yang polos ini jangan mau di modusin, jadi jangan pernah pacaran ya. Bahaya buat kamu.'
Jelita yang saat itu masih kelas 1 SMA hanya mengangguk mengiyakan saja. Dia masih sangat polos. Sampai semua laki-laki yang mau mengajaknya berpacaran pun ditolak semua. Bahkan ada yang sampai sujud di kaki Bunda Bening saat jaman SMA, tetap saja tidak bisa.
Dengan sarkas Bunda Bening mengatakan kepada mereka, "Kamu masih kecil sok-sokan mau pacaran sama anak saya, keluargamu mau saya buat miskin, hah?!"
Jahat memang. Tapi semua itu Bunda Bening lakukan untuk anak-anaknya.
Bahkan saat Cantika anak keduanya (adik kembar tidak identik Jelita) di angkat anak oleh adiknya Ayu Renata dan diajak ke Singapura karena mengikuti tugas suaminyaㅡ kebetulan Ayu tidak bisa memiliki anak, dan dengan berat hati Bunda menyerahkan putri keduanya. Dengan pesan kepada adiknya kalau Cantika tidak boleh berpacaran dengan orang sembarangan juga.
Mendengar titah kakaknya, Ayu pun mengiyakan. Mau tidak mau Bunda Bening pun percaya pada adiknya.
Oleh karena itu, sejak Cantika pergi ke Singapura, Bunda Bening semakin overprotective pada Jelita, karena fokusnya hanya pada satu putrinya, dan dia tidak akan membiarkan buaya-buaya darat diluar sana menyentuh anaknya yang polos.
Rasanya dia seperti anak tunggal saja. Semua gerak-geriknya benar-benar diawasi oleh ibunya.
Dan mungkin karena umur Jelita yang masih kecil, dia memahami bahwa yang diucapkan ibunya benar dengan melihat lingkungan disekitarnya. Karena dia sering melihat temannya patah hati juga sampai menangis tidak karuan selama berminggu-minggu. Akhirnya dia menyimpulkan memang semua laki-laki jahat. Bagaimana bisa mereka membuat temannya patah hati hingga banyak yang terkena tifus karena tidak selera makan. Benar-benar jahat.
Sampai suatu waktu akhir semester 1 kelas 1 SMA, di jam kosong kelasnya, Jelita pergi ke perpustakaan. Tiba-tiba saja Alien dari keluarga Daneshwara yang saat itu menjabat sebagai Ketua OSIS mengajaknya berkenalan, memang awalnya berkedok ingin mengajari Jelita soal yang sulit, tapi berakhir modus.
Dan yahㅡ perjuangan pendekatan oleh Alien Daneshwara berbuah manis di semester 5 perkuliahan, dimana si manis keluarga Kusuma menjadi mahasiswa baru di kampusnya, beruntungnya lagi mengambil jurusan yang sama di fakultasnya. How lucky he is!
Ya begitulah singkat cerita tentang lika-liku kepolosan Jelita sampai sekarang sudah mulai hilang.
Iya, hilang. Sejak pacaran dengan Teja Jelita bagaikan memiliki dua kepribadian.
Manis imut depan Bunda. Cerewet, sarkas dan binal saat bersama Mas pacar.
Tentu saja itu disukai Teja.
Seperti saat ini mereka sedang berkencan keluar area Kampus untuk pertama kalinya. Setelah menjalin hubungan selama 8 bulan yang kencannya kalau tidak di ruangan BEM Fakultas ya di Perpustakaan Fakultas. Ya kalau mepet di UKS Fakultas. Pokoknya di lingkup area Fakultas saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Tapi Jodoh.
RomanceNyonya Bening Renata Kusuma dan Nyonya Meira Daneshwara adalah sahabat diperkuliahan. Mereka bahkan berjanji untuk menyekolahkan kedua anaknya di sekolah yang sama meskipun kedua anaknya berbeda tingkat. Kemudian ketika umur kedua anaknya sudah mema...