INI kilas balik saat Jelita masih kelas satu SMA.
Hari ini ada razia kelengkapan seragam. Teja sebagai ketua OSIS, Aaron sang wakil, Yanuar sang sekretaris dan Yasmine sebagai Bendahara, bersama ketua Bidang Kedisiplinan, Manggala dan wakilnya, Yudayana melakukan razia dari kelas ke kelas lain.
Kebetulan Jelita berada di kelas Execellent, yang mana menjadi kelas percontohan dari kelas lain karena kecerdasan dan skill mereka diatas rata-rata. Teja yang memimpin kegiatan razia langsung saja masuk dengan wajah dinginnya. Meminta ijin pada guru dan segera memerintah semua anak buahnya untuk melakukan razia.
Kebetulan semuanya sudah bekerja, biasanya Teja hanya diam memperhatikan, takut ada yang curang.
Tapiㅡ matanya yang menatap tajam seluruh kelas menjadi sendu manakala matanya menangkap siluet bocah menggemaskan, yang kemarin ia temui di perpustakaan.
"Jelita Beril K..." gumamnya lirih, bibirnya seketika tersenyum tipis menatap si bocah.
Sampai dia menyadari sesuatu.
Bocah itu terlihat gelisah.
Teja semakin memperhatikan dan ternyata dia tau penyebabnya.
"Jelita nggak pakai sabuk.." gumamnya lirih, lalu ingatannya melayang pada kesepakatan kemarin,
"Hukuman per perlengkapan yang nggak dipakai, lari 10 putaran lapangan utama." Ucap Yasmine sadis.
Manggala menggeleng, "Itu keterlaluan Kak."
Yasmine menatap sadis Manggala, "Kalau nggak gitu anak-anak nggak akan ada yang disiplin, lo ini dewan kedisplinan jangan menye-menye, Ngga."
Teja sebagai ketua menengahi, "Tapi benar kata Manggala, Kak Yas. Kasian anak-anak perempuan, gimana kalau yang perempuan 5 putaran, laki-laki 7?"
Yasmine menatap Teja tajam, "Lo bercanda, laki-laki cuma 7, 10 putaran itu terlalu sedikit Danesh!"
Teja meneguk ludahnya serat, dia ketua tapi kalau sudah berdebat dengan bendaharanya dia kalah telak.
"Okay 10 putaran laki-laki, 5 putaran perempuan."
"ㅡdengan denda per perlengkapan 15ribu rupiah."
Teja mendelik, "Terlalu kejam itu Kak, uang saku anak-anakㅡ"
"Teja Daneshwara lo pengen selama masa kepemimpinan lo anak-anak suka ngelanggar? Kalau nggak, hukuman itu harus keras. Paham!"
Akhirnya Teja mengangguk dan kesepatan disetujui semua.
"Teja! Bantuin gue!" Teriak Yasmine ke arah Teja yang tengah melamun.
Teja menatap ke arah Yasmine dan bertanya ada apa, "Bantuin gue meriksa baris bangku sebelah gue, kita harus cepet, jangan kuatir ada kecurangan, gue yakin anak kelas 1 belum berani curang, kalau berani nanti berhadapan sama gue."
Seketika anak-anak kelas itu langsung diam, menatap takut Yasmine.
Teja yang dimintai begitu langsung jalan menuju barisan yang dimaksud Yasmine.
Meski begitu seperti dewi fortuna memihaknya. Ternyata barisan yang Yasmine maksud adalah barisan Jelita.
Teja tersenyum semakin sumringah saat berjalan ke arah barisan itu.
Memeriksa dengan cekatan Teja menyelesaikan tugasnya dengan cepat, sampai pada bangku Jelita dia tersenyum lebar.
"Halo Litaㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Tapi Jodoh.
RomanceNyonya Bening Renata Kusuma dan Nyonya Meira Daneshwara adalah sahabat diperkuliahan. Mereka bahkan berjanji untuk menyekolahkan kedua anaknya di sekolah yang sama meskipun kedua anaknya berbeda tingkat. Kemudian ketika umur kedua anaknya sudah mema...