JULIA yang sadar terlebih dahulu akan ucapan mereka membeo.
"Mantan? Kamu udah pernah punya pacar?" Julia menatap Teja kaget. Pasalnya selama ini menjadi pacar Teja selama dua tahun, tapi dirinya tidak tahu apapun.
Teja yang mendapat pertanyaan dari Julia menghela napas dan menjawab dengan sok santai, padahal aslinya gopoh setengah mati.
"Hmmㅡ Iya Jul, aku udah pernah pacaran. Tapi cuma Jelita aja mantan aku kok. Bisa dibilang Jelita satu-satunya mantan yang aku punya."
Julia yang mendengar jawaban Teja mengangguk paham, meskipun pikirannya sedikit teracak, tapi tidak terlalu, hanya saja sekarang dipikirannya malah berpikir mungkin sikap setiap orang pada mantannya berbeda, maksudnya cara penyampaian rasa mereka berbeda. Jika dirinya akan diam jika bertemu mantan, sedangkan orang lain ada yang sepertinya ada yang seperti mereka yang agak bar-barㅡ Jelita dan Teja contohnya.
Disisi lain, Mahesa hanya mengangguk saja ketika sudah sadar dari keterkejutannya.
Tapi akhirnya dia bertanya karena ingat sesuatu, "Tungguㅡ jadi dia mantan kamu itu Je?"
Mahesa dulu saat pendekatan dengan Jelita, Jelita pernah bilang, dia sudah pernah punya hubungan dengan laki-laki lain, dan untuk memulai lagi Jelita perlu waktu.
Tapi disini Jelita yang malu. Mampus si kampret pasti pede gue omongin.
Dan dengan wajah memerah, Jelita menjawab, "Hmm, iya Kak."
Sedang Teja yang diakui sebagai mantan oleh Jelita di depan pacarnya Jelita bukannya senang malah agak kesal.
'Gue kan suaminya bukan mantannya doang.'
Namun seketika juga ingat kelakuannya dengan Jelita, 'Tapi gue juga bilang Jelita mantan gue sih di depan Julia. Ah bomatlah, kenapa gue jadi labil gini sih!' Teja berteriak dalam hati.
Tapi kenyataannya mereka malah terjebak dalam lautan moment of silence sampai bunyi alarm bahwa pesanan mereka sudah siap menyadarkan mereka.
"Aku aja yang ambil, Kak." Jelita langsung berdiri dari duduknya. Serius dia tidak mau disana karena dia sudah tidak tahan. Terlalu awkward.
"Aku juga yang bakal ambil." Dan si bodoh Teja juga ikut berdiri, kemudian menyusul Jelita yang sudah jalan terlebih dahulu.
Ketika sampai di tempat penjual, Teja berbicara kepada Jelita.
"Lit— " panggil Teja pelan.
"Apaan?" Jelita menyahut acuh.
"Dia pacar Lo?" Dan Jelita mengernyit aneh ketika mendapat pertanyaan begitu dari Teja.
"Hooh, kenapa lo Te? Cemburu lo?" Setelah berkata begitu Jelita tertawa terkekeh, merasa lucu jika memang benar begitu. Teja yang dikatai begitu oleh Jelita mendelik tidak setuju.
"Nggaklah, apaan gue cemburu sama Lo! Impossible!"
Jelita mengangguk saja, tapi bibirnya tersenyum geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Tapi Jodoh.
RomanceNyonya Bening Renata Kusuma dan Nyonya Meira Daneshwara adalah sahabat diperkuliahan. Mereka bahkan berjanji untuk menyekolahkan kedua anaknya di sekolah yang sama meskipun kedua anaknya berbeda tingkat. Kemudian ketika umur kedua anaknya sudah mema...