16 Istri Teja Daneshwara

49 5 0
                                    





              TERSADAR dari kejadian saos yang belepotan, Jelita mencairkan suasana dengan mendengus dan mengusap bibirnya kasar.

"Sok romantis deh Mas suami, jijay gue."

Teja yang mendapat respon begitu dari Jelita malah tersenyum lebar, kemudian menjawil dagu si adek istrinya itu.

"Halah ngaku aja lo Lit, lo baper kan gue gituin."

Jelita mendengus kasar, kemudian semakin lahap memakan Mie Ayam miliknya.

Teja yang memang pada dasarnya lapar, akhirnya mulai memakan mie nya lagi dengan tersenyum lebar. Ah sungguh, rasanya seperti mengenang masa lalu.

"Oh iya Te, lo tadi dapet salam dari Tante Shinta."

Teja menatap ke arah Jelita dan mengangguk paham, ia ingat pemilik kedai Mie Ayam tersebut bernama Tante Shinta. Dulu tante Shinta selalu berbisik padanya, bertanya-tanya, kapan dirinya akan meminang sang pacarㅡ Jelita.

Dan sekarang? Sepertinya memang terlalu banyak orang mendukung keduanya untuk berjodoh, oleh karena itu tuhan bahkan mempersatukan keduanya tanpa keduanya mau.

"Oh iya Te, lo kebiasaan ya kalau lagi banyak kerjaan nggak makan?" Pertanyaan Jelita membawa atensi Teja kembali ke dunia nyata. Mengangguk kecil sembari mengaduk mienya, Teja menjawab, "Iya, kebiasaan sih, gimana lagi?"

Jelita mendelik dan reflek memukul punggung Teja cukup keras.

Plak

Plak

"Awㅡ sakit Lit." Jelita tidak memperdulikan ringisan Teja dan memilih melotot tajam.

"Lo tuh ya nggak berubah dari jaman dulu suka kebiasaan terlalu hard working terus kalo bener-bener limit langsung tumbang. Terus ngerepotin orang lain, nggak sadar diri udah gede."

Teja cemberut mendengarnya. "Ya gimana lagi Lit, kalo ngerjain berkas, gue udah lupa sama hal lain."

Teja memasukkan lagi mie ke mulutnya, namun wajahnya memasang wajah merajuk.

Jelita memutar mata jengah. Menurutnya Teja sangat ceroboh, kerja keras boleh, lupa makan tidak boleh. Kan hidup itu perlu makan. Anak Tk bahkan sudah tahu.

Hingga suara pintu yang terbuka pelan membuat keduanya menoleh. Julia yang biasa masuk tanpa basa-basi berjalan dengan menyusun berkas, matanya tak menatap sedikitpun keadaan di depannya.

Sampai suara Teja menyadarkannya. "Julia?"

Tersadar, Julia mendongak ke arah Teja yang duduk di sofa, bibirnya menyunggingkan senyum lebar dan berniat memgatakan sesuatu, tapi terhentiㅡ Bibirnya kelu.

Di depannya; mantan pacar kekasihnya tengah mengaduk Mie Ayam dengan cengiran canggung yang membuatnya terdiam. Sungguh pikirannya yang sudah lelah dengan pekerjaan tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi. Sampai suara Jelita yang menyapanya membuatnya tersadar dari keterpakuan. "Halo Julia, kita ketemu lagi ya ..."

Dengan tergagap Julia membalas kikuk, "Oh iya, Halo juga Jelita. Kamu disini sedang apa?"

Jelita menyengir, kemudian memukul kepala Teja yang masih memakan Mie Ayam dengan garpunya. "Aw sakit anjir!" Keluh Teja, tapi Jelita tidak peduli dan lebih memilih berbicara pada Julia, "Aku kesini buat maksa dia makan siang Jul hehehe. Oh ya— kamu jangan salah paham, ini semua karena Mama Meira kok, beliau memintaku untuk memaksa putra menyebalkannya ini makan siang yang tertunda hingga jam segini."

Julia mengangguk paham. Teja yang melihat Julia membawa setumpuk berkas pun ingat, Julia pasti kesini ingin memberikannya berkas lagi. "Oh ya Jul kamu letakkan berkas di meja sana aja, setelah itu kamu bisa pergi."

Mantan Tapi Jodoh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang