14. Flashback : Tragedi Fotbar

15 4 0
                                    









               TIDAK terasa setengah tahun berjalan dengan cepat. Semester satu kelas satu Jelita berlalu dengan cepat.

UAS yang sangat tidak Jelita sukai bahkan sudah berlalu, tinggal menunggu kapan nilai UAS dibagikan.

Sejujurnya tidak hanya sekedar menunggu saja, tapi juga harus mengikuti segala kegiatan classmeeting. Iya agenda tahunan dari pengurus OSIS itu sedang dilaksanakan seperti biasa. Sungguh membuat Jelita bosan. Hanya melihat pertandingan olahraga, kemudian pulang. Kalau tidak ingin melihat pertandingan, mangkir kabur ke kantin bersama dengan sahabatnya Bagas dan Liora.

Kecuali saat ia mewakili kelasnya untuk mengikuti pertandingan Taekwondo, hanya saat itu dia merasa senang, setelahnya bosan.

Jelita tidak suka. Bahkan Liora dan Bagas semakin menyebalkan karena pertandingan yang sedang belangsung di akhir classmeeting adalah basket dan bola, dimana pemainnya adalah para laki-laki tampan idola sekolah yang membuat keduanya lebih memilih berteriak ke arah mereka dibanding menemaninya yang uwu ini.

Dan syukurlah semuanya sudah selesai.

Hari ini akhir dari event classmeeting. Dimana penutupan dan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba.

Jelita adalah penerima Juara 1 Taekwondo. Jelita senang sekaligus bangga. Begitupun Liora dan Bagas.

Keduanya juga bersemangat untuk melihat temannya yang gemas itu menerima hadiah juara satunya. Oleh karena itu dengan bersemangat mereka berjalan ke aula sekolah dengan bergandengan tangan bagaikan anak kembar siam tiga.

Mengabaikan tatapan orang lain yang melihat ketiganya gemas. Iya gemas, terutama kepada Jelita.

Iya, siapa yang tidak gemas kepadanya. Gadis polos, pendiam namun baik hati, dengan visual yang cantik, imut, manis mirip kelinci.

Semuanya suka padanya, tak terkecuali si bapak mantan ketua OSIS. Yang memasang wajah bucin hingga ke tiga temannya mendecih jijik.

"Ewh Teja, mata lo keliatan bucin banget anjir!" Aaron memasang wajah ingin mual ke arah Teja yang tengah tersenyum lebar menatap kelinci gembul kelas X-IPA-1 yang lewat koridor depan kelasnyaㅡ kelas XII-IPA-1.

Sedangkan yang dihina malah semakin tersenyum lebar dan menepuk bahu Aaron yang berdiri di sampingnya.

"Aarㅡ inilah tanda-tanda orang Jomblo sejati, ada orang jatuh cinta malah dihina. Sungguh gue yakin lo bakal lama ngejomblo, percaya gue."

Dan Aaron hanya merotasikan matanya acuh. Percaya Teja adalah musyrik.

Yasmine yang biasanya suka berbicara pedas kepada Teja pun hanya diam, lebih nyaman mengusal pada pelukan sang pacar dibanding peduli dengan perdebatan kedua temannya.

Sampai suara Manggala dari depan kelas mengalihkan atensi mereka.

"Kak Teja, sama Kakak yang lain juga, ayo ke Aula Sekolah, kalian nanti ikut nyerahin penghargaan ke pemenang sebagai mantan anggota inti OSIS."

"Sekarang, Ngga?" Tanya Aaron yang mendapat geplakan di kepala oleh Teja, "Sakit bangsat!"

"Iya lah Aar, masa tahun depan, Udah lulus lah kita."

Aaron mendecak dan balas menggeplak kepala Teja.

"Awㅡ sakit anjir."

"Makanya nggak usah ngegeplak gue."

Dan Yasmine akhirnya turun tangan.

Plak

Plak

Mantan Tapi Jodoh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang