10 Udang dibalik Kaca

18 2 0
                                    


Warn!
Dalam cerita ini banyak kata-kata kasar dan beberapa adegan dewasa!
Mohon sadar diri bila belum cukup umur ya.











           JIKALAU  kalian mencari Teja dan Jelita yang katanya ke Toilet tapi lama sekali. Nyatanya mereka tidak ke toilet, tetapi bersembunyi dibalik kaca rayban tempat para pelayan hilir mudik ke arah dapur dengan saling berbisik heboh.

Mengintip bak spy, menatap dengan was-was duo super mom bersama pacar masing-masing.

Iya, awalnya mereka serius ingin bersembunyi ke toilet. Tapi takutnya dikira berbuat yang iya-iya dimuka umum, jadinya mereka tidak jadi masuk toilet berdua.

Kembali ke mereka, Teja yang sejujurnya paling was-was. Ibunya itu kenal Julia. Akrab malah. Kemarin saja saat Julia tugas ke Jepang bersama Aaron dan Julia tidak diundang ke pernikahannya, Meira marah-marah. Katanya Julia sudah seperti anak sendiri.

Disini Teja ingin mengumpat, kalau seperti anak sendiri kenapa tidak dijodohkan dengan Julia saja dia. Kenapa malah dengan mantannya yang uwu, gembul menggemaskan semacam Jelita yang suka membuat gamon, kan Teja ice mochi.

Dan semakin emosi saat suara Jelita yang sok melas dan teraniaya terdengar. "Te gimana kalau Bunda gue cerita yang enggak-enggak ke Kak Mahesa, mampus gue kalau Bunda nyebut-nyebut nama lo sebagai suami gue, berakhir sudah kisah cinta gue, hikseu.. gue bakal jadi jomblo lagi hueee..."

Teja menutup matanya rapat, kemudian membukanya dengan cepat.

Menonyor dahi Jelita sayang, mendelik heboh.

"Lo pikir kalau Bunda nyebut nama gue cuma hubungan lo yang berakhir? Gue juga bangsat. Hubungan 2 tahun gue sama Julia bakal kandas. Lagi pula Lit, kalau lo putus sama si Mahesa kan lo masih bisa sama gue hehehe, guna juga kok gue jadi suami. Minta apa lo? Minta belai?"

Dan Jelita langsung menginjak kaki Teja dengan penuh cinta, "Argh! Sakit bajingan!"

"Makanya makan tuh kaki! Enak aja lo kalau ngomong, lo pikir gue Jablay kurang belaian. Lagi pula gue nggak mau ya sama lo seterusnya. Apa kabar anak gue kalau bapaknya kayak lo?"

Teja masih mengelus kakinya yang terinjak, namun malah tersenyum aneh.

"Anak lo sama gue? Ganteng lah kalau cowok, kalau cewek jelas cantik kayak lo atau ya mirip duo mama atau adek gue Tari lah. Ya nggak jauh beda sama mereka lah."

Dan Jelita malah menginjak kaki Teja satunya.

"Arggh! Bangsat Jelita kenapa lo nginjek kaki satunya juga anjir!"

"Salahin mulut lo itu ya! Ngomong kok aneh-aneh." Jelita mendecih pelan kemudian semakin menempelkan wajahnya pada kaca rayban itu.

"Haduh mereka ngomong apa sih, kepo banget gue anjir!"

Teja yang melihat kelakuan Jelita malah gemas sendiri. Pipi kanan Jelita yang menempel pada kaca membuat lemaknya mengumpul menghimpit hidung. Membuat wajah menggemaskan Jelita semakin menggemaskan, persis seperti induk kelinci.

Dan ketika matanya menatap Mahesa dan Julia yang beranjak pergi keluar restoran.

Tanpa sebab jelas Teja malah meraih wajah Jelita dan menangkupnya. Jelita kaget tentu saja, dengan setengah sadar dia bertanya,

"Hah Te lo mau ngapainㅡhmftt.." terlambat. Bibirnya sudah diraup dan dilumat oleh Teja.

Cup

Melepas ciumannya Teja malah menyeringai lebar, "Gue kesana dulu ya dek istri bye bye."

Berlalu berjalan ke arah duo mama, Teja tersenyum sangat lebar. Sedangkan Jelita membulatkan matanya semakin lebar. Dirinya belum memproses dengan apa yang sedang terjadi, sampai pikirannya sudah berjalan dia berteriak tertahan.

Mantan Tapi Jodoh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang