Chapter 20 ( Rio Pov)

22.5K 922 0
                                    

Tubuhku begitu lelah saat ini,di akhir pekan selalu saja aku bekerja tidak ada waktu untuk berlibur atau hanya beristirahat total selama satu hari penuh,menjadi pemimpin dalam perusahaan begitu sulit dan melelahkan ada saja yang harus ku datangi rapat demi rapat.

Mata ku berkeliling mencari sosok yang selalu ada di sini,masalah yang kemarin berkelebat di kepala ku,baru kali itu aku melihatnya berbicara cukup panjang dan emosian,kata-kata yang di lontarkanya membuatku menjadi lebih merasa bersalah kepadanya,hilang sudah tujuanku untuk membalas dendam lebih jauh hanya melihat matanya yang begitu menyedihkan dan terpukul selama ini.

Saat aku melangkah masuk ke dalam apartemen milik ku,aku melihat apartemen ku kosong tidak ada tanda-tanda dirinya,biasanya jam tiga sore ini ia selalu menonton tv atau tiduran di ranjang,namun sekarang kehadirannya tidak ada,tas kantor yang berada di tangan ku lemparkan begitu saja di atas sofa,dasi yang berada di kemeja ku longgarkan mengurangi rasa gerah.

Kemana dia sekarang? Apa dia pergi ke butik? Tapi ini adalah akhir pekan butik nya selalu libur di ahir pekan ini dengan gusar aku melangkah masuk ke kamar membuka baju ku di gantikan dengan kaos polo  badan ku sudah terlanjur pegal untuk membersihkan diri,aku menghempaskan tubuhku yang lelah di atas kasur yang empuk membuat mata ku terkantuk,mata ku menatap langit-langit kamar yang berwarna putih,di mana ia sekarang? Kenapa tidak ada tanda kemunculannya? Apakah ia kabur dari sini?

Sontak tubuhku pun bangkit saat pikiranku berpikir bahwa ia pergi dari sini,tubuhku pun bangkit menuju ke arah lemari pakaiannya dan benar sekali dugaanku saat tangan ku membuka lemarinya hanya tinggal beberapa baju yang sengaja tinggalkannya dengan emosi ku banting pintu lemari dengan kasar.

Sial! ternyata ia kabur dari sini! Agh! Kepala ku pusing memikirkannya.

Tangan ku segera mengambil ponsel yang tadi ku letakkan di atas kasur lalu menekan nomor nya untuk ku hubungi,sambungan ku tersambung tapi tidak di angkat nya sama sekali.Agh! Mengapa ia tidak mengangkat teleponnya? Apa ia takut jika aku hubungi?

Aku memutuskan untuk menelepon bunda,mungkin ia pergi ke rumah bunda. Pikirku

"Hallo" suara bunda terdengar di seberang.

"Hallo bunda,Dilla nya ada tidak di rumah bunda?"

"Tidak ada,ada apa? Dilla pergi tidak memberitahu mu?" Apa aku harus berbohong agar bunda tidak khawatir?

"Ah Rio lupa bun,Dilla ada di apartemen" ucapku berbohong.

"Kamu sekarang ada di mana?"

"Masih di kantor bun" terpaksa aku kembali berbohong,maafkan Rio bun.

"Ya sudah,bunda tutup dulu ya,tolong jagain dia ya nak" ucap bunda sebelum menutup telepon aku hanya mengiyakan ucapan bunda.

Ponsel yang berada di genggaman tangan ku lempar dengan kasar ke ranjang,wanita itu membuatku pusing sekarang,tidakkah ia takut dengan ancaman ku kemarin?
Ke rebahkan tubuhku yang sangat lelah di atas ranjang,aroma tubuh Dilla menusuk indra penciuman ku,wangi bunga lavender membuat kepala ku menjadi lebih sedikit tenang,emosi yang tadi kini hilang begitu saja.

Saat ini biarlah aku beristirahat sejenak menjernihkan pikiranku yang mendadak kaku,wanita itu akan ku cari setelah aku mendapatkan keberadannya walaupun aku tidak mengetahui siapa teman-temannya,hari ini hari yang sangat panjang dan menyebalkan,lihat saja kamu Dilla akan ku buat kamu menjadi jera meninggalkan ku sendirian di sini.

Lorcin

Bury Sense[Completed] (SUDAH TERSEDIA DALAM VERSI E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang