Vernon mendesis sebal jika pada akhirnya ia tak bisa menebeng siapapun setelah pesta bujang kecil-kecilan Mingyu di bar yang jauh dari jangkauan transportasi umum kecuali bis. Mulutnya tak berhenti mengumpat karena siapa-siapa yang diharap bisa memberinya tebengan memilih tanpa menawarinya. Sedang mobilnya di bawa Seokmin yang memang datang bersamanya. Pria berhidung mancung itu sedang melancarkan aksi pendekatan pada Jisoo dan menawarkan diri mengantarkan gadis itu saat Jisoo setengah mabuk.
Seungcheol Jeonghan tak mungkin ia tebengi karena akan menjemput Chan di kediaman rumah Choi yang letaknya sangat jauh dengan apartemennya. Jihoon Soonyoung sudah pulang duluan karena Soonyoung yang mabok dan sulit di kendalikan tadi. Dan ia tak mungkin menebeng dengan si pemilik pesta karena mungkin pasangan itu akan menghabiskan malam mendung ini dengan tidak tidur. Paham kan maksudnya? Dan Vernon tak mau jadi pengganggu.
Akhirnya pemuda mandiri itu menggunakan cara terakhir untuk ia bisa pulang. Yaitu menelpon supir keluarga untuk menjemputnya dan memutuskan berdiri di pojokan halte bus tanpa kursi tak jauh dari bar. Dan ia semakin sebal karena hujan mulai turun.
"Aigoo.. aigoo... Kenapa malah turun hujan sih?"
Seorang gadis datang berlari kecil dengan tangan yang menutupi kepalanya dengan tas agar terhindar dari hujan. Agaknya ia tak menyadari keberadaan Vernon karena memang pria itu berdiri di pojokan.
"Coba tadi aku bawa vespaku saja! Pasti tak perlu menunggu bis terakhir begini! Ish!"
Dan Vernon agak kaget saat mendengar lagi suara familiar gadis itu.
"Boo Seungkwan?"
"Ya Tuhan!!"
Gadis yang ternyata Seungkwan itu hampir melompat karena kaget. Ia menoleh ke arah suara dan memegang dadanya yang berdebar.
"Oh, sajangnim" gadis itu lalu menunduk sopan pada Vernon.
"Kau masih di luar saat larut malam begini?" Vernon selangkah mendekat dan memindai penampilan Seungkwan yang seperti berdandan padahal di malam hari.
Seungkwan yang sadar sedang diperhatikan jadi canggung, gadis berbibir tipis itu merapihkan rok pendeknya dan tersenyum kecil.
"Aku ada panggilan kerja malam sajangnim" jelasnya.
Vernon mengerutkan keningnya bingung, "kerja? Di malam hari? Jam kerjamu di kantor kan hanya sampai pukul lima sore?"
"Ah, maksudku kerja sampingan ku. Ada sebuah acara anniversary di restauran seberang sana dan kebetulan aku diminta untuk menjadi pembawa acaranya"
"Ah.. kau juga seorang MC?"
"Hanya saat hari libur" Seungkwan menyelipkan rambutnya yang ditata bergelombang, ia lalu menggosok lengan terbukanya yang mulai dingin. "Sajangnim sendiri sedang apa di sini? Sedang menunggu bis juga"
"Pesta kak Mingyu di adakan di bar sebelah sana. Dan kebetulan mobilku di bawa kak Seokmin, aku sedang menunggu sopir"
"Ah, begitu.." Seungkwan lantas mengangguk dan tersenyum kecil.
Gadis itu mengusap lengannya yang mulai dingin karena hujan yang semakin deras. Ia juga memundurkan tubuhnya agar tak terkena cipratan air hujan. Otomatis ia berdiri bersisian dengan atasannya itu.
Dari jarak sedekat ini Seungkwan dapat menghirup parfum Vernon yang bercampur dengan bau alkohol. Gadis itu tak lagi bicara saat Vernon diam bermain dengan ponselnya.
Duar!!
"Ibuu!!!"
Vernon hampir saja menjatuhkan ponselnya saat ada suara petir. Pemuda itu menengok pada Seungkwan yang menyembunyikan wajahnya di belakang bahunya sambil meremas kuat bisepnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357103990-288-k96521.jpg)