Tidak. Bukan seperti ini yang Jihoon inginkan. Dirinya memang berniat sejak awal akan berusaha terbuka dan menceritakan tentang masalahnya. Tapi bukan dengan Soonyoung di hadapannya. Jihoon belum siap.
Tubuhnya gemetar dan air matanya tiba-tiba saja turun saat Soonyoung dengan kasar menariknya berdiri. Mata tajam pria itu seolah menusuk tubuh Jihoon yang seketika takut.
"Katakan yang sebenarnya! Kau hamil Jihoon?!"
Pertanyaan Soonyoung memanglah pelan,tapi nadanya begitu ketus. Jihoon yang biasanya pandai membantah kini gemetar di hadapan pria yang biasanya humoris itu.
"Katakan Jihoon!!!"
"Bisakah kau tak membentaknya Soonyoung?" Jeonghan berdiri di belakang Jihoon dan mencoba Manarik sahabatnya itu menjauh dari sang kekasih yang dilanda emosi. Tapi cengkraman pemuda Kwon itu amatlah erat.
"Sebaiknya kau tak ikut campur kak,"
Jeonghan mengisyaratkan pada sang suami untuk menahan Soonyoung agar tidak kelewatan. Dan Seungcheol melepas paksa cengkraman tangan Soonyoung sedikit kasar.
"Tahan emosimu! Dan jangan menekan Jihoon, bukankah dari awal dia memang akan menceritakan masalahnya pada Jeonghan dan yang lainnya bukan denganmu? Maka dari itu, tenangkan dirimu dan biarkan Jihoon bicara tanpa tekanan"
Jeonghan segera merangkul Jihoon mendekat padanya. Menarik gadis itu untuk duduk di antaranya dan Jisoo.
"Jihoon," Seungcheol mengalihkan suaranya untuk teman semasa kecilnya itu, "ini hakmu, untuk tetap membuka masalahmu pada kami ataupun tidak. Apapun itu kami akan mendengarkannya. Tapi jika kau merasa keberatan dan ingin menyelesaikan masalahmu hanya berdua dengan Soonyoung. Kami tidak memaksa"
Gadis bertubuh mungil itu bertukar pandangan pada Jeonghan dan yang lainnya seakan meminta kekuatan. Dan saat matanya bertemu dengan mata Soonyoung yang menatapnya tajam, Jihoon seakan gentar. Ia kembali diam dan menunduk.
Melihat kekasihnya yang bungkam, Soonyoung tertawa sumbang, "lihat, dia tak berani bicara karena ada aku. Pasti sesuatu yang besar telah terjadi dan aku tak tahu! Iya kan Lee Jihoon!!"
"Maka dari itu berhenti menekannya Soon! Kau membuatnya takut" Wonwoo memperhatikan teman dari semasa kuliahnya itu karena melihat Jihoon yang semakin gemetar.
"Kau membelanya Won? Sudah jelas dia hamil enam bulan lalu! Tanpa memberitahuku yang saat itu bahkan dia tinggal seatap bersamaku?! Dia bahkan tidak cerita dengan kalian sahabatnya! Kau tahu, aku jadi curiga jika itu bukan anakku-"
"Kau satu-satunya yang pernah menyentuhku brengsek!!!!!"
Di antara suara gemetarnya Jihoon berteriak dan menatap Soonyoung sengit.
"Kau pikir aku wanita murahan yang akan seenaknya tidur dengan lelaki yang bukan kekasihku?!"
"Lalu kenapa kau menyembunyikan kehamilanmu?! Dan apa yang sebenarnya terjadi? Perutmu tak pernah membesar Jihoon! Kemana bayi itu?!"
"DIA MATI!!"
Mata semua orang disana membelalak terkejut mendengar jawaban keras Jihoon dari cercaan Soonyoung.
"Anakku mati sebulan setelah aku tahu kehamilanku"
Jeonghan menutup matanya dan memeluk Jihoon yang menangis dan meremas rambutnya frustasi. Sedang Soonyoung yang semula berdiri dengan emosi yang menyelimuti kini terduduk di samping Seungcheol. Ekspresi wajahnya sangat sulit di artikan.
"Anakku mati bahkan sebelum aku melihat wajahnya dengan jelas kak Jeonghan...hiks..."
Jeonghan hanya bisa mengelus punggung Jihoon walau tak membantu banyak, "sssh... tenanglah Ji... kau tak perlu menceritakan ini jika kau belum bisa"
![](https://img.wattpad.com/cover/357103990-288-k96521.jpg)