Minghao menutupi lukisan di galery nya dengan kain putih dengan gerakan malas. Raut wajahnya tak seceria hari-hari biasa sejak kejadian semalam di apartemen Jisoo. Dirinya masih terbayang wajah pias Jihoon yang tak berhenti menangis, gadis itu bahkan menangis diam-diam di luar kamar tamu yang mereka inapi semalam.
"Kau melamun?"
Minghao berjengit kaget saat Jun tiba-tiba datang dan memeluknya dari belakang.
"Ish, Gege!! Gege membuatku kaget, bagaimana jika lukisanku sampai jatuh?!"
"Tinggal lukis lagi"
Jawaban enteng Junhui membuat Minghao berdecak. Dengan gerakan cepat ia menyelesaikan kegiatannya menutup lukisan lalu membalik tubuhnya menghadap sang tunangan.
"Kanapa kesini? Bukankah Gege ada meeting?"
Junhui mengangguk lucu. Tangannya terangkat merapikan anak rambut Hao yang berantakan. "Sudah selesai. Karena tempat meetingnya ada di dekat studiomu, sekalian saja mampir. Eh kau malah melamun sampai tak sadar aku masuk"
Gadis bertubuh ramping cenderung kurus itu menghela nafas dan melepaskan diri dari pelukan Jun.
"Ada sesuatu yang terjadi? Kau tampak tak bersemangat"
Minghao tak langsung menjawab. Gadis itu menjatuhkan dirinya di atas sofa di ruangan itu dan menepuk sisi sebelahnya agar Jun duduk. Ia langsung menyandarkan kepalanya saat sang tunangan duduk di sampingnya.
"Gege, bagaimana sikapmu jika aku menyembunyikan sesuatu rahasia besar darimu?"
Alias Jun bertaut tanda heran karena mendengar pertanyaan Hao. "Kenapa bertanya begitu? Kau punya rahasia besar yang aku tak tau?"
Pukulan pelan Minghao berikan pada lengan Jun, "ish tidak!! Aku hanya bertanya, permisalan saja. Jadi, bagaimana sikapmu?"
"Eumm.." Jun tampak berfikir, "mungkin ku maafkan mungkin juga tak ku maafkan"
"Ih, kenapa plinplan begitu sih Gege!!"
"Hey bukan plin-plan Hao sayang," cubitan gemas Jun berikan pada sang kekasih, "rahasia seperti apa dulu yang kau simpan. Jika itu bukan sesuatu yang berakibat buruk bagi hubungan kita mungkin aku akan memaklumi. Tapi jika itu adalah kebohongan besar yang menyangkut keyakinan dan kepercayaan terhadap hubungan kita ya.... bisa saja aku marah dan kecewa."
Dan Hao membatin dalam hati, masalah Jihoon dan Soonyoung ada di kategori kedua ucapan Jun.
"Lalu jika ternyata kebohonganku itu besar, lalu Gege marah dan kecewa padaku. Apa keputusan Gege terhadap kelanjutan hubungan kita? Apa Gege akan menyerah?"
Lagi-lagi dahi Junhui bertaut bingung, "kenapa sih bertanya begitu terus?"
"Ih Gege.. jawab saja!"
"Oke-oke. Aku akan menjawab. Selama masalah besar itu bukan perselingkuhan, Gege akan memaafkanmu, mencoba menghormati keputusan untuk menyimpan masalah itu sendiri dan lalu mencoba melupakannya. Karena rasanya sayang jika harus sampai mengorbankan suatu hubungan yang sudah dijalin begitu lama untuk kandas begitu saja dengan cara menyakitkan. Akan lebih baik untuk saling memaafkan dan memaklumi lalu hidup dengan lebih baik lagi kan?"
Mendengar jawaban bijak itu, Minghao mau tak mau merekahkan senyumnya. Dengan manja ia bangkit dan duduk menyamping di pangkuan Jun. "Terimakasih sudah memberikan jawaban yang memuaskan Wen Junhui, aku jadi makin makin makin cinta padamu"
Kalimat picisan Hao membuat Jun tertawa, "hey, kau kenapa sih. Tadi bertanya aneh-aneh sekarang merayu! Kau mau selingkuh ya?!"
Pukulan Hao layangkan di atas bibir tipis Junhui, "sembarangan! Aku kan hanya bertanya. Lagian aku kan sudah ada calon suami yang tampan dan kaya raya, baik hati dan bijaksana pula. Pria lain tak akan bisa mengambil hatiku, karena hatiku sudah berada di tanganmu"
