Mystery Box

228 14 0
                                    

Malam itu Yasmin dan Vania menginap di apartemen Nana. Ketiga sahabat itu sudah sangat lama merindukan momen untuk bisa berkumpul dan menginap seperti zaman kuliah dulu. Dan di waktu yang pas, ketika Yasmin sedang libur selama dua pekan, Nana dan Vania juga tengah mengambil cuti kerja alhasil mereka membuat ide untuk menginap di apartemen Nana.

Nana menyeruput banana milk yang dibelikan oleh Yasmin.

"Oh iya Yas, gimana soal Yoongi?" Tanya Vania.

"Tadi pagi aku dan Yoongi sudah berkunjung ke rumah Professor Azhar. Alhamdulillah semuanya dicarikan jalan keluar terbaik oleh beliau."

"Yaaaa, sumpah seumur hidup aku tidak pernah menyangka jika akan ada seorang idol kpop yang akan menjadi seorang muslim. Dalam kamus perkpopanku saja tidak ada daftar hal itu." Celoteh Nana yang disusul dengan anggukan Vania tanda setuju dengan pernyataannya.

"Aku juga berpikir demikian. Tapi itu diluar kuasa kita sebagai manusia." Hanya itu yang bisa Yasmin katakan. Karena Yasmin sendiri masih berusaha mencerna semua kejadian yang tiba-tiba saja mengejutkan hidupnya, termasuk perihal Min Yoongi.

Nana menenggelamkan kepalanya diatas bantal guling miliknya. "Andai saja yang masuk Islam itu adalah salah satu dari member Exo. Maka akan aku pertaruhkan seluruh jiwa dan ragaku untuk menghalalkannya." Nana mengembuskan nafasnya frustasi.

"Iya juga sih yah Na. Kalau aku ada di posisi Yasmin, maka akan aku perjuangkan rasa cinta ini untuk biasku sepanjang zaman." Vania menambahi. Yasmin ternganga melihat kehaluan kedua sahabatnya itu.

"Kalian sudah akut rupannya." Timpal Yasmin. Mendengar kalimat Yasmin, Nana langsung melongo.

"Ya! Kalau aku jadi kamu Yas, aku bakal terima saja kalau biasku menyatakan cintanya. Jangan menyia-nyiakan kesempatan emas ini Yas." Ejek Nana.

"Iya Yas terima saja kenapa. Lagian aku perhatikan, Yoongi itu orangnya tulus loh." Imbuh Vania.

Mendengar hal itu, Yasmin mendengus pelan. "Terkadang ada beberapa hal yang kita cintai, namun hanya cukup untuk dikagumi, bukan untuk dimiliki." Lanjutnya.

Kedua sahabatnya itu mengembuskan nafas berat secara bersamaan. Mereka tahu betul jika perasaan Yasmin untuk Yoongi itu bukan tentang perasaan antara idola dan fans. Tapi perasaan antara pria dan wanita. Hanya saja kedua sahabatnya itu sangat memahami maksud Yasmin. Bahwa tidak semua yang dicintai harus dimiliki juga.

Malam itu ketiga sahabat itu hanyut dalam perbincangan-perbincangan hangat tentang perasaan, pekerjaan, keluarga dan masa depan mereka sendiri. Setidaknya dengan hadirnya Vania dan Nana dihidup Yasmin, membuat Yasmin tidak merasa seorang diri menjalani hidupnya di Korea.

Pagi harinya Yasmin bangun lebih dulu dan menyiapkan tiga piring nasi goreng dan telor mata sapi. Dari dulu Yasmin memang suka memasak, hanya saja untuk bahan-bahan makanan halal di Korea sedikit sulit untuk dicari. Untungnya hari itu Yasmin melihat masih ada beberapa stok bumbu-bumbu Indonesia didalam lemari pendingin apartemen Nana.

Selesai memasak, ternyata kedua sahabatnya juga sudah terbangun selesai solat subuh. Ketiga sahabat itu lalu menyantap hidangan sederhana yang sudah nampak sangat lezat.

"Eumm bulan depan aku mau pulang ke Indo nih, sekalian liburan ada saudara juga yang nikahan." Ucap Vania.

"Omooo, aku juga ingin sekali pulang. Tapi apa daya, kantorku sedang banyak sekali project." Timpal Nana. Dalam hati Yasmin juga ingin sekali pulang, rasanya rindu sekali terhadap Ibu dan Adik-Adiknya.

Yas & Min [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang