One Night

228 15 0
                                    

Malam itu Yoongi tengah duduk di kursi kerjanya. Layar komputer besar dengan merek mahal itu masih menyala dengan terang. Matanya menyusuri setiap lembar demi lembar setiap halaman dari buku yang diberikan oleh Professor Azhar pagi tadi.

Buku dengan judul tuntunan solat yang ditulis dengan bahasa Korea itu membuat Yoongi lebih mudah memahami isi konteksnya. Ia membaca dengan seksama dari halaman pertama.

Yoongi bisa melihat gambar cara berwudhu yang benar. Dalam buku itu, Professor Azhar tak lupa menambahkan ilustrasi gerakan wudhu. Bibir mungilnya mulai mengeja bacaan niat wudhu.

Sulit. Ya, itu yang dirasakan Min Yoongi. Walaupun tulisan bahasa Arab itu dilengkapi dengan bahasa Korea juga, tapi tidak bisa dipungkiri lidahnya masih sulit mengucapkan setiap kalimatnya. Yoongi masih terbata-bata mengeja setiap kalimat yang ada dihalaman buku tersebut.

Tak hanya belajar mengeja, tapi Yoongi juga memahami arti dari setiap bacaan. Hampir berjam-jam Yoongi duduk di tempat kerjanya. Setelah membaca bagian satu, ia memutuskan untuk menutup terlebih dahulu belajarnya kali itu. Yoongi baru ingat jika ada latihan bersama teman-temannya di kantor.

Yoongi beranjak dari tempat kerjanya. Ia kemudian memakai jaket, lalu memakai sepatunya. Ia bergegas turun ke bawah, dan memasuki mobil.

Dalam perjalanan menuju Hybe, tiba-tiba Kim Seokjin menelfonnya.

"Yobesoyo, kenapa Hyung?" Tanya Yoongi. Ia memakai headset disebelah kiri telinganya.

"Yoongi-a kau dimana? Apa sudah berangkat?" Ucap Seokjin diseberang sana.

"Aku dalam perjalanan Hyung. Wae? Apa ingin menitip sesuatu untuk dibawa sekalian?"

"Aaaa sepertinya kau bisa membaca pikiranku Yoongi-a. Tolong belikan beberapa soju di minimarket yang kamu lewati. Sudah lama kita tidak minum-minum bukan?" Terdengar gelak tawa Seokjin diseberang sana.

Yoongi terdiam sejenak, bagaimana mungkin dia juga ikut minum sedangkan itu adalah hal yang dilarang oleh agama yang sedang ia pelajari. Tangannya mengusap rambut sebahunya dengan kasar.

"Ya! Yoongi-a! Apa kau masih disana?" Tanya Seokjin karena tak terdengar jawaban apa-apa dari Yoongi.

"Aaaaa iya iya Hyung, nanti akan aku belikan." Yoongi mengiyakan dengan terpaksa.

"Gumawo Yoongi-a. Hati-hati dijalan, disini baru datang Namjoon dan J-Hope. Baiklah, aku tutup telfonnya."

"Neee."

Yoongi kemudian kembali mempercepat laju kemudinya. Ia kemudian melipir berhenti disebuah minimarket. Masker dan topi tak lupa ia kenakan hingga yang nampak hanya mata sipit tajamnya saja.

Ia memasuki minimarket, mengambil beberapa soju dan bir serta berbagai macam camilan. Yoongi melangkah ke rak khusus ramyeon. Saat sedang asik memilih ramyeon, Yoongi mendengar suara tawa perempuan yang sepertinya tak asing, suara perempuan yang sepertinya sedang menerima telfon.

Suara perempuan dibalik rak ramyeon. Yoongi yang penasaran akhirnya melihat siapa perempuan yang tertawa dibalik rak ramyeon itu. Yoongi berjalan, langkahnya pelan namun pasti. Lama-lama suara tawa perempuan itu lenyap. Yoongi berjalan seperti mengendap-endap sampai akhirnya ia melihat wanita tinggi menggunakan dress panjang hitam dan kerudung berwarna merah maroon sedang memilih roti. Matanya terpana ketika melihat siapa yang ia dapati didepannya. Suara tawa perempuan dibalik rak ramyeon itu adalah suara perempuan yang sudah membuatnya jatuh cinta pada pandang pertama. Ya seseorang itu adalah Yasmin Almahyra. 

"Yoongi-ssi? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yasmin. Wajahnya masih tak percaya mendapati Yoongi yang tengah berada di minimarket.

"Aaaaaa aku sedang membeli sesuatu. Jin hyung dan anak-anak titip dibelikan beberapa minuman. Kau sendiri?"

Yas & Min [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang