Awal Pertemuan

684 43 7
                                    

Halo guys ketemu lagi sama aku, kali ini aku bawa buku baru dengan karakter yang baru.

Happy reading
.
.
.
.
.
.
Kring kring kring

Suara berisik dari jam waker itu tak didengarkan oleh pria manis yang sedang terlelap dengan pulasnya. Suara deringan alarm yang berasal dari handphone nya pun tak bisa untuk membangunkan dan membuatnya tersadar. Hingga suara pintu yang dibuka secara paksa menampilkan seorang wanita berjalan dengan garangnya kearah seseorang yang tidur seperti orang mati.

"Forza bangun! Ini tu udah jam berapa? Telat berangkat sekolah kamu  dek."

Wanita tadi berusaha untuk membangunkan sang adik yang sepertinya masih tidak ada pergerakan.

"Ini anak tidur atau mati si?"

Dengan sekali tarik wanita tadi menarik tubuh Forza dipaksa untuk duduk dan menepuk-nepuk pipi itu dengan kencang. Berhasil, caranya kali ini berhasil membuat Forza secara perlahan membuka kedua mata dan sedang berusaha untuk menetralkan penglihatannya.

"Ini udah jam 7 kurang 15 menit, mau berangkat sekolah jam berapa lu woy?"

Mendengar hal yang dibisikkan oleh sang kakak mata itu langsung terbuka lebar, bergegas menuju kamar mandi dengan gerakan yang terburu-buru.

" Kak kenapa nggak bangunin gw dari tadi si?"

"Gw pukul sini mulut lu, gw tuh udah bangunin lu dari jam 6, alarm dua bunyi berisiknya kaya gitu kok ya lu nggak bangun, tidur atau mati sebenernya?"

Forza tak membalas ucapan sang kakaknya lagi, memilih untuk bergegas untuk mandi karna dia sudah tak memiliki banyak waktu.
.
.
Forza turun kebawah dari kamarnya, berlari kencang melewati meja makan kearah luar dengan tampilan yang masih berantakan, dasi yang belum terpasang, beberapa kancing baju yang belum terkait, dan tas yang menyampir pada pundaknya yang belum di resletingkan. Berusaha keras untuk memakai sepatu dan bergegas jalan kearah motornya terparkir.

"Forza nak sarapan dulu!"

Teriakan dari arah dalam membuat Forza menoleh, menggeleng setelah melihat sang Papa yang berjalan kearahnya membawa sepiring nasi sayur dan juga lauk disana.

"Nggak usah Pa, aku udah telat ini, aku berangkat dulu ya!"

Forza melajukan motornya dengan kencang, membelah jalanan yang ramai berisikan anak-anak sekolah dan para pekerja yang takut akan kesiangan. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit, Forza hanya memiliki waktu lima menit untuk mencapai sekolahnya sebelum bel berbunyi. Namun sepertinya hari ini bukan lah hari keberuntungannya. Dirinya tiba disekolah 5 menit setelah bel berbunyi, jadi dirinya harus siap-siap menerima hukuman yang akan di berikan oleh sang guru.
.
.
Forza jalan mengendap-endap kearah kelasnya melihat situasi mencari sinyal pada teman-temannya dan bergegas masuk kedalam ketika posisi guru membelakangi dirinya.

"Forza jangan kamu kira ibu nggak tau ya, maju sini kamu ke depan."

Masih dengan posisi membelakangi, sang guru memanggil Forza untuk berhadapan dengannya.

"Ini guru punya indra ke enam apa ya?"

Forza dengan langkah lunglainya mendekat dan memposisikan dirinya tepat dibelakang sang Guru. Menunduk tak berani menatap ketika guru itu membalikkan badannya.

"Alesan apa lagi yang kamu pake hari ini?"

"Alesan nya masih sama kaya yang kemarin Bu, bangun kesiangan hehehe."

Pukulan diterima Forza pada kakinya. penggaris kayu yang panjang itu berhasil membuat bagian kakinya sedikit memerah. Bibirnya cemberut sambil mengusap-usap kakinya yang sakit dan melihat teman-teman dibelakang sedang menertawakannya.

FOTOCOPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang