Sinar sang mentari mulai menyapa, menemani seorang anak adam yang sedang bersiap didepan cermin dengan setelan baju kerjanya. Sedikit memberikan perawatan pada wajahnya agar terlihat lebih fresh dari sebelumnya.
Dia berjalan kearah meja yang berada di samping tempat tidur, berniat untuk mengambil tas namun ekstensinya teralihkan oleh secarik kertas berbentuk burung.
Ahh Forza melupakan itu, dia mengambil kertas itu lalu membukanya, membaca dengan seksama untuk semua kata yang tertulis. Keningnya berkerut bertanya apa maksud dari tulisan yang ada di dalamnya.
Di situ tertulis "Atap pukul 08.00", dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 07.30, Forza harus bergegas Karna jarak antara rumah dan kantornya memerlukan waktu sekitar 25 menit.
Forza turun ke bawah dengan berlari tak memperdulikan semua teriakan orang rumah yang memanggil nya untuk sarapan. Forza terus berlari menuju kearah garasi untuk mengambil motor kesayangannya. Biar hari ini dia berangkat sendiri, jika dia menunggu sayang Ayah maka dia akan terlambat.
Lajuan motor Forza begitu kencang, membuat siapa saja yang melihatnya pasti ketakutan, melaju diatas rata-rata untuk ukuran orang biasa dan lintasan umum seperti ini. Kita doakan saja Forza selamat sampai tujuannya.
.
.
.
.
Kaki kecil itu terus dia bawa berlari, bahkan dia tak memperdulikan helm nya yang terjatuh di samping motor Karna dia salah posisi letak. Sekarang yang ada dipikiran Forza hanya satu yaitu "Atap".5 menit lagi waktu yang dijanjikan dalam tulisan dan Forza harus tepat waktu untuk mencapainya. Tak mengindahkan semua tatapan semua orang kepada dirinya, dia hanya tetap fokus berlari tanpa dasar jika tali sepatu yang dia kenakan terlepas.
Pintu Rooftop mulai terlihat dan Firza semakin melajukan kaki ya dengan cepat. Membuka gagang pintu itu dan melihat ke segala arah.
Kosong tak ada apapun dan siapa pun disana. Dengan nafasnya yang tersengal Forza semakin berjalan tepat di tengah-tengah bangunan itu. Mengedarkan pandangan keseluruhan tempat untuk mencari sesuatu.
"Ini gw di kerjain Mas Gema kah?"
Forza masih berusaha untuk mencari sesuatu disana namun sepertinya memang benar-benar kosong tak ada apapun.
Dia berjongkok untuk mengatur nafasnya, matanya sedikit berkaca-kaca Karna rasa kecewa, apa Gema sedang mengerjai nya sekarang?
Forza menelungkup kan kepala pada tangan yang terlipat di atas lutut, menekan semua rasa sedih yang benar-benar membuatnya lelah.
Hingga satu suara ledakan pada setiap bangunan itu mengejutkan dirinya. Buyarnya kertas berwarna warni mengelilinginya sekarang, dengan sebuah balon-balon yang berterbangan di sekitar area gedung.
Forza berjalan kearah tepian, melihat semua orang pada kantornya mengeluarkan balon udara yang begitu indah untuk di pandang.
Angin tiba-tiba berhembus begitu kencang menyapu semua bal dan kertas yang ada pada gedung itu. Suara berisik dari benda yang terbang tepat di atasnya ini benar-benar membuat dirinya tak mampu mendengarkan apa pun.
Namun ada satu kata yang Forza dapat lihat dengan jelas disana, untaian kain yang begitu besar dibawa oleh helikopter yang melintas di atasnya. Dengan perpaduan antara lain putih dan tinta merah Forza benar-benar tak bisa berkata-kata lagi dan hanya mengeluarkan airmata bahagianya.
"Forza Would You Be Mine?"
Tulisan itu terlalu jelas untuk semua orang, berkibar dengan elok di atas langit mengelilingi gedung. Hingga ekor matanya dapat melihat laki-laki dengan tubuh yang tinggi berjalan kearahnya dengan sebuket di tangannya. Dia laki-laki yang menjadi alasan dia berlari dengan lelah pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOTOCOPY
FanfictionIni hanya kisah tentang Forza yang tergila-gila dengan Gema Mas-mas Fotocopy depan SMK dia sekolah. "Mas Gema kok makin ganteng aja si? Jadi pacar aku mau ya?"-Forza "Lulusin aja dulu sekolahnya dek!" Gema Main Cast Fourth as Forza Gemini as Gema to...