Mulai Terlihat Dekat

226 25 2
                                    

Matahari kembali menyembunyikan dirinya, dengan hembusan angin yang bermain membuat para pepohonan ikut bergoyang mengikuti ritme yang dia hembuskan. Situasi ini manjadi Dejavu untuk remaja laki-laki yang sedang berdiri tepat di depan Gerbang sekolah seperti sedang menunggu sesuatu. Kaki kecil itu tak ada henti di hentakan pada tanah yang dia pijak dan tangan yang sibuk menekan menu panggilan pada ponselnya.

Suara kendara bermotor memenuhi pendengarannya, menoleh pada sisi berlawanan dan terlihat motor itu melaju tepat kearahnya. Dari kejauhan bisa dia lihat sosok laki-laki lain yang sangat dia kenali sedang menatap kearahnya, hal itu membuat dirinya tersenyum dengan begitu lebar hingga membuat kedua mata menyipit membentuk bulan sabit. Tak ingin terlalu percaya diri namun ketika motor itu berhenti tepat di hadapnnya seketika senyuman itu bertambah menjadi lebih lebar.

"Belum di jemput lagi dek?" Masih dengan posisi diatas motor dan dengan helm yang masih terpasang, sosok laki-laki tadi bertanya kepada Forza dengan suara nya yang begitu merdu untuk didengar.

"Iya, nggak tau deh orang-orang pada kemana, sebel banget."  Gema memekik tertahan dalam hati ketika melihat wajah gemas yang di tunjukan oleh Forza, bibir merah yang di majukan itu sempat membuat Gema salah fokus dan menggeleng dengan cepat untuk mengembalikan kesadarannya. 

"Khmm, ya udah kalo gitu bareng sama aku aja kan kita searah juga." Forza yang mendenger itu langsung berseri kembali, merasakan rasa bahagia yang membuncah dalam diri ketika Gema kembali memberikan perhatian untuk dirinya. Anggukan kecil Forza lakukan untuk membalas ucapan yang lebih tua, kembali lagi untuk kedua kalinya Forza berada pada bocengan sang laki-laki pujaannya.

.

.

Motor Gema berhenti tepat pada pintu gerbang rumah yang menjadi tujuan mereka, menghantarkan sosok manis yang sekarang sedang menatap dirinya dengan ucapan terimakasih yang diberikan.

"Makasih ya Mas Gema udah nganterin aku sekali lagi, besok aku traktir minum gimana? buat ganti jasa Mas Gema nganterin aku?" Gema terlihat sedikit menimang-nimang dengan tawaran yang Forza berikan, menatap kearah Forza yang sekarang juga sedang menatapnya.

"Okey boleh." Mendengar jawaban itu Forza memekik kegirangan, semakin melebarkan senyumannya dengan segala khayalan yang ada pada otak nya. Membuat rencana untuk membuat dirinya dan laki-laki yang berada di depanya ini bisa semakin menjadi lebih dekat.

"Kalau gitu besok kita ketemu di cafe Youth gimana? mumpung besok hari minggu." 

"Boleh, besok kamu aku jemput aja biar kita kesana nya bareng." Forza tersenyum semakin lebar, apakah ini saat untuk dirinya bisa menjadi lebih dekat dengan laki-laki incarannya ini? 

"Okey, besok jam 9 pagi aku tunggu ya Mas." Rona merah mulai mewarnai pipi Forza hingga ketelinga, rasa malu dan bahagia menjadi satu seperti pasir pantai yang bercampur dengan air laut, luruh dalam gumpalan ombak yang membuat butiran pasir itu menari-nari di dalamnya. Perasaan ini membuat Forza lagi-lagi jatuh dalam pesona laki-laki di depannya itu.

"Ya udah kalau gitu Mas pulang dulu ya."  Forza merasakan sesuatu yang menggelitik memenuhi seisi perutnya, mendengar ucapan yang begitu manis terlontar dari mulu Gema yang mampu membuat hatinya berdetak tak beraturan.

Deruan motor itu menyadarkan Forza, tersenyum setelahnya dan melambaikan tangan untuk memberikan salam perpisahan, menatap kearah motor yang semakin lama semakin menjauh dan hilang dari pandangannya. Forza tersenyum kembali, tersenyum dengan lebar memikirkan semua deretan kata yang Gema lontarkan untuknya. Menggeleng dengan brutal Karna rasa salting yang dia rasakan, sedikit menepuk-nepuk pipi putihnya untuk membantu meredakan perasa penuh dalam hati yang semakin lama semakin membuncah.

FOTOCOPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang