17-Salah sasaran

39 13 14
                                    


Ares, yang memukul tanpa henti, tiba tiba tangan alzo memegang balok. yang disamping. dan membalas pukulan.

"argh, sialan"

ia pun segera berdiri dengan wajah penuh luka-luka. dan hingga, melihat Sea dan alex Alzo. pun segera, memukul dengan kayu balok ditangannya.

"kalian, membuatku marah!"

Alzo pun menghampiri Gladia yang ketakutan. dengan naisya dan Friska dipelukannya

"Jangan, sakitin temanku lagi!"  gertak Friska

tak tanggung-tanggung, Alzo pun mendorong Friska dan naisya. ia tak peduli mau itu perempuan atau laki-laki,  selagi dia mengikut campur urusanya. ia tak segan membunuhnya

Gladia yang ketakutan, bahkan ia menangis sejadi-jadinya.

"Mohon, jangan sakitin teman temanku lagi!" Sambil terisak

Alzo menarik, keras tubuh Gladia sehingga pisau yang dia. genggam di sembunyikan dari tadi, pisaunya mengarah ke leher jenjang Gladia. ia pun mendorong keras tubuh Gladia ke tembok

"jika ada yang mendekat, perempuan ini akan saya bunuh!" ancam Alzo

"aww" ringis Gladia perih. ia tak kuasa melawan Alzo, Seluruh tubuhnya sakit

Ares semakin tersiksa melihat orang yang ia sayang, dilukai dan khawatir. ia melihat pistol dan menembak Alzo agar melepaskan Gladia

"DOR"

"Arghhhh!"

****

Namun naas ternyata pelurunya, mengenai Gladia karena Alzo menghindar. ia sangat gemetar mengapa bisa lolos?

Gladia yang malang, langsung jatuh lemas dan melihat. seluruh temannya yang khawatir dan kaget, sakit sangat sakit tubuhnya seperti ada yang tertanam sehingga cahaya gelap menghampiri.

"Sialan! kau membunuh temanku"  Teriak Friska dan menuju Gladia yang terjatuh, darah yang berceceran

Sea yang panik, langsung menggendong  Gladia ala bridal style. Alzo yang melihat kejadian secara tiba-tiba otaknya beku tidak merasapi.

"bodoh kalian bodoh!" batin seseorang dan tersenyum smirk

Sea, Alex, Friska, Naisya, Ares. langsung membawa Gladia yang tidak sadarkan. inilah saatnya mereka kabur dari sekolah mengerikan.

"Hey! kalian mau kemana" teriak penjaga di gerbang High Raflesia high school

"Tolong pak, Teman saya lagi sekarat" ucap Naisya

"apa benar?" jawab petugas itu ragu

"anda tidak, bisa lihat?  teman saya sekarat. bodoh membiarkan teman saya mati!" jawab Friska dingin

langsung Saja. petugas mempersilakan anak-anak Asrama mereka keluar terburu-buru, sepertinya petugas ini orang baru dia tidak tahu peraturan

Kabar dari Gladia dan teman-nya, terdengar sampai ke murid. bahkan kepala sekolah murka, mengapa sangat ceroboh membiarkan hal yang ia rancang gagal begitu saja. 'tidak bisa dibiarkan petugas itu akan dikasih pelajaran' batin Kepala sekolah murka sambil menggebrak meja

***

akhirnya mereka  sampai rumah sakit, yang terletak cukup jauh. beruntungnya ada mobil yang mau menumpang, sampai tiba mereka bertiga berlima cemas.

dan sea menaruh Tubuh Gladia Di brankar rumah sakit para perawat pun, membawa dengan langkah tergesa-gesa. Ares, yang merasa bersalah melihat orang yang ia sayang terluka

wajah yang tadinya ceria, kini menutup mata. tidak ada ocehan keluar dari mulut manisnya. tubuh yang penuh luka-luka akibat siksaan Alzo

"Dya bertahanlah!"

"dya, kumohon kau harus kuat"

" aku sangat khawatir, maafkan aku"

mereka menangis, dan sampai tiba didepan pintu Ruangan

"mohon. kalian tidak bisa masuk"  ucap perawat itu melarang mereka. dan langsung menutup pintu UGD

***

para dokter dan perawat memeriksa Gladia dengan penuh hati-hati, dokter yang memasang infus dan mencari peluru yang di perut Gladia.

"sus, siapkan ruang operasi sepertinya ini membutuhkan untuk mengeluarkan peluru. "

"baik dok"

**

sea yang bajunya berlumuran darah akibat menggendong Gladia, dan menuju naisya menenangkan karena khawatir.

"jangan menangis, Gladia akan baik-baik saja" ujar sea sambil mengelus surai milik naisya

Naisya dan Friska menangis daritadi. Alex yang mondar-mandir, Ares yang mengintip celah dan menyesal atas kejadian

Friska yang melihat ke arah Ares, sedikit kesal. mengapa sangat gegabah ia pun sangat emosi langsung menampar Ares

"plak!"

ares yang merasa pipinya panas, akibat perlakuan Friska secara tiba-tiba. ia pun merintih kesakitan

"GARA-GARA KAU, MEMBUNUH TEMANKU!" Teriak Friska dengan penuh amarah alex pun langsung memeluk dari belakang.

"ris, tidak boleh emosi" ucap alex lembut. disertai tangisan Friska. Friska pun memeluk Alex dan mencekram baju milik Alex dan mengeluarkan emosi yang sedari awal ia tahan

**

Fatamorgana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang