16-Help

40 21 17
                                    

**

mereka yang frustasi mencari ke berbagai sudut sekolah, bahkan tidak menemukan titik celah. Waktu terus berjalan dan sialnya sudah malam hari

"dya kau kemana!" keluh Naisya dan membayangkan ketika Gladia di bawah pergi, namun bayang-bayang orang itu tidak ada alias samar. sama seperti Friska

"Shit, kenapa sudah malam saja?" Decak Ares sambil menendang Botol yang ada di sekitaran sini. Botol itu meluncur kesebuah tempat hingga menemukan Ruangan tak terpakai. Bahkan banyak Rumput di sekitaran Ruangan itu, dan pintu yang sudah layak tak pakai.

Ares yang ingin masuk ke dalam Ruangan, dan memegang sel pintu. namun tidak bisa dibuka, tiba-tiba ada penjaga. lantas Ares memundurkan langkah nya

"Hey, kau! bukannya ke asrama malah kesini!"

Ares dengan yang lain berlari agar tidak, tertangkap pria itu terus mengejar tapi akhirnya mereka bisa  bebas. Semua memikirkan Gladia dengan khawatir

Mau tak mau, Pencarian nya dihentikan karena malam hari. Friska dan Naisya tak sempat makan malam. karena hilang selera ia pun ke asrama dengan langkah Lemas

"Gladia. Kau Bertahanlah Aku merindukan mu." batin Ares sambil melihat Orang-orang berlalu lalang "Res apa kauu, tidak curiga saat tadi kita memeriksa ruangan itu?"

Naisya melirik Ranjang milik Gladia, Biasanya Dia suka membuat. yang lainnya menjadi hangat dengan kelakuan tingkah dia.

"Sya, aku coba mencari pelaku namun samar-samar apakah kau juga sama?"

**

Cahaya putih memasuki indra manik milik Gladia, Ia sangat pening namun Gladia takut ketika sadar ada di sebuah tempat. Mulutnya di lakban. Serta tangannya yang diikat, dengan kuat ia mulai menggerakan tangannya namun sulit.

"mmmm" Teriak Gladia namun tak jelas, ia menangis histeris. Bulir keringat menghiasi wajahnya. Gladia sangat gemetar

"Tuhan dimana ini?" Batin Gladia, Ruangan ini sangat gelap bahkan banyak sekali bau anyir darah. ia sangat takut. Tertampang jelas foto milik Gladia yang dipasang ia ingin menyelamatkan diri, tetapi tangan diikat tali dan susah untuk terputus.

Badan Gladia sangat lemas, menangis yang ia lakukan. Seperkian detik muncul seseorang itu. Membawa makanan

Badan tegap, dan kekar wajah yang ditutupi topeng. Dia pun, berjongkok di hadapan Gladia. Ia memberi sekotak makanan dan tak lupa minum, Seseorang hanya diam. ia melepas topeng dan muncul wajah yang sangat Gladia kenalin. Badan Gladia membeku seketika

Tangannya mengelus Pipi Gladia, Ia hanya menangis dan takut. bergerak menuju Rambutnya mengacak-ngacak rambutnya hingga gemas. beralih ke bagian bibir yang ditutupin, Nafsunya tinggi namun ia akan tahan. melihat secara inci lebih dari dekat.

Ia mencium pipi dan menjilatnya, hingga berbekas. Gladia terdiam kaku karena kakinya yang tertindih oleh orang itu. Gladia menunduk dengan tubuh gemetar. Melihat Gladia yang terdiam, Alzo segera menarik dagu Gladia dengan lembut. Kedua mata mereka bertemu.

"Dimakan Nona, aku tak mau kau sakit." Perintah Alzo sambil membuka lem plastik.

"Kau jahat! Lepaskan aku, ku mohon" Tangis Gladia.

"Jangan marah seperti itu, sudah diam saja. Jangan melakukan apapun, atau tubuhmu ini akan menjadi santapan yang lezat" sambil memegang pisau ia mengarahkan nya tepat pada paha Gladia.

Gladia yang ringis, melihat pisau itu untungnya tidak mengenai Pahanya. Alzo membuka Kotak makanan dan menyendok dan menyuapi Gladia.

Gladia yang terpaksa menuruti, dan mengunyah makanan walau sangat tak enak ia telan. karena baru diisi setelah pagi tadi.

"Bagus, pintarnya. baby" puji Alzo dan menyuapi terus menerus hingga, makanan itu habis tak bersisa.

Ia membuang kardus kosong itu ke sembarang tempat, membuat tubuh gladia gemetar. Alzo mendekatkan dirinya kepada gladia, tangannya mengambil anak rambut milik Gladia dan menyisihkannya ke telinga. Ia berbisik pelan "Kau tak mau kan, jika nasib mu seperti kotak kosong itu!"

"Tolong, kumohon!"

2 hari, Gladia di siksa tanpa henti dan tubuhnya tak berdaya. ia sangat merindukan teman-temannya

**

Alzo semakin mendekat dan, menindih tubuh Gladia. tangannya meraba ke area sentive Gladia. Alzo melihat kenafsuan sambil membisikan di telinga perempuan yang ia cintai "Sebentar lagi kau, akan jadi milikku dan setelah ini aku akan menculik mu jauh dari teman-temanmu"

"Tolong, lepaskan saya!"

"Diamlah, kau akan nikmati permainan ku"

Alzo mengikat kencang tangan Gladia ke papan kayu, ia melebarkan kaki Gladia.

Ia membuang Baju Gladia kesembarangan tempat. namun tangannya, masih setia  mengelus area sensitiv milik Gladia.

"kumohon, jangan melecehkan ku plis"

Alzo tersenyum smirk. wajahnya mendekat dan, mencium bibir Gladia kasar. beradu lidah. bibirnya sangat manis.

**

dan hari itu juga, Gladia seperti pelacur pribadi milik Alzo. tak henti-hentinya ia memohon kepadanya.

"***

Naisya, dan Friska memeluk satu sama lain seolah-olah butuh waktu. untuk mencerna semuanya. mereka hanya diam sekelibat ingatan saat Gladia memasuki kamar mandi dan hilang Secara Tiba-Tiba.

"Argh, kenapa masih samar?"  teriak Friska Frustasi. sambil melepaskan pelukan. Naisya pun sesaat terdiam. ia terus berjalan menuju jendela, melihat suasana dari luar, terlalu banyak suara yang masuk dari pikiran.

***

Mereka berenam, langsung mencari setelah perjuangan mencari tanpa henti dan tak kunjung membuahkan hasil. sambil mengedap ngedap Ares yang memimpin ia tiba-tiba mendekati, suara yang ia kenalin. ruangan itu ditempatkan di belakang Sekolah.

"Apa benar Gladia disini?" ucap Friska smbil mendekat, ia terus, mendengar suara yang sangat di kenalin

"Tolong, Ampun Argh"

"Kumohon!"

"ssstt, sakit"

teriakan demi teriakan, membuat mereka cemas. lantas Ares mendobrak paksa pintu dan terbuka. Mereka melihat ruangan yang sangat kotor dan, Naisya melihat layar komputer yang menampilkan Gladia yang di siksa tubuh yang kurus.

"Gladia!"

Sedangkan, Ares sea dan alex mencari Gladia di setiap tempat dan sudut. akhirnya menemukan tetapi terkunci

bagaimana mereka bisa menyelamatkan Gladia? sedangkan, Gladia di dalam sedang menangis tanpa henti.

Giliran Sea ia mengambil sebuah batu atau mencari kayu agar, bisa terbuka. karena ini keahlian sea. ia menaruh kayu tersebut di sela tempat kunci memutarkan seperti kunci pada umumnya

"Sea apa ini akan berhasil?" ucap Ares sambil melihat situasi.

"Gladia bertahanlah! ini aku" pekik Ares dan Akhirnya, pintu terbuka menampilkan Alzo yang sedang menindih tubuh Gladia Erat  Nafsu nya tidak tertahan sambil melucuti pakaian Gladia satu persatu. Gladia hanya menangis tangannya dipegang erat oleh alzo. Tubuhnya merasa jijik dan lemas, ia sangat terkejut melihat ares dengan yang lain tapi ia tak bisa melepaskan cekalan

Tanpa aba aba Ares langsung memukul orang tersebut dengan mencekram. baju dari belakang. memukulnya bertubi tubi. hingga orang tersebut tidak berdaya

"Shit beraninya, kau menondai teman ku rasakan ini!"

Alzo yang merasa seluruh tubuhnya sakit

Sea, dan Alex membantu Gladia. Alex yang melepas jaket dari tubuhnya, dan membantu memakaikan
dan baru saja Friska dan naisya datang. sambil memeluk lalu. memompa Gladia karena tubuhnya, terasa lemas.

Ares, yang memukul tanpa henti, tiba tiba tangan alzo memegang balok. yang disamping. dan membalas pukulan.

"argh, sialan"

***

Fatamorgana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang