18-Koma?

17 4 0
                                    

Hingga malam hari, mereka masih setia menunggu Gladia terbangun. Friska masih bersandar dibahu alex merasa tenang. setelah kejadian tadi Alex menenangkan Friska di salah satu taman Rumah sakit

"kenapa, harus kau Glad. " terisak tangisan sambil melihat, kupu-kupu berlalu lalang
Alex yang, merasa khawatir dari Friska langsung. menemui di taman belakang rumah sakit.

terlihat jelas, Friska yang masih menangis. ia pun tak tega langsung menghampiri

"diluar dingin, sebaiknya kau masuk" ujar alex sambil terduduk disamping Friska ia masih melamun dan menatap ke arah depan

Alex pun inisiatif, mengelus surai lembut Friska. agar ia tenang

"kenapa, masalah semakin rumit?"

"kenapa harus Gladia? bukan aku?"

"Sumpah, kalo gladia kenapa kenapa aku akan menghajar abis-abisan Ares."

"tidak, usah menyalahkan takdir ini semua karena penjahat itu. Gladia baik-baik"
ia sangat tak tega mendengar penuturan dari Friska.

Alex menatap Friska dalam, ia mencoba menenangkannya

merasa tenang, di dekat alex dan nyaman. Tiba tiba seorang wanita dan pria cukup agak tua. mulai berlari-lari koridor rumah sakit terlihat dari mukanya, dan sedikit panik mereka pun berjalan menuju segerombolan Ares Dkk. Yang sedang menunggu Gladia terbangun

"nak, apa kalian teman. dari Gladia?"

"Kemana, Gladia?"

"Gladia Anakku kenapa!"

rentetan pertanyaan yah itu! orang tua Gladia. yang menanyakan kabar untuk mereka Ares, friska, Naisya dan juga Sea. mereka masih membisu. dan enggan menjawab apa.

ibunya, gladia pun terduduk lemas matanya masih berkaca-kaca. ia sangat tidak menyangka, Anaknya, terluka menyesal telah Memasukan ke asrama.

dokter, pun datang ingin. mengabarkan kondisi pasien lantas mereka mulai mengerubuni dokter

"Dari hasil pemeriksaan, pasien bernama Gladia dinyatakan koma. Karena ada benturan yang cukup keras dan darah yang menghambat" tutur dokter Raihan

Seketika, mereka melemas dari penjelasan dokter Raihan.

"Saya permisi dulu, jika ingin menjenguk pastikan hanya dua orang masuk" pamit dokter sambil melenggang pergi

***

Ibu Maya, dan bapak Raja hanya menangis seharusnya kasus anaknya ini harus dilaporkan. Mereka pun langsung menuju kamar ICU

Terlihat, dari raut wajah Gladia yang pucat badan kurus. Dan mata yang masih menutup. Ia membisu tanpa suara dari cerewetnya itu.

"kenapa, kau seterluka ini nak?"

"Ibu menyesal memasuki mu ke asrama tersebut."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fatamorgana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang