⭐ 12

131 18 6
                                    


"Biar saya saja yang menjelaskan, jadi tolong biarkan mereka berdua untuk pergi beristirahat." Ucap Jimin.

Mendengar itu Namjoon pun segera membawa Sooya kembali ke ruangannya. Sedangkan Jimin saat ini berbicara dengan Yonggi dan Jungkook di ruang tunggu yang berada tepat di depan ruang ICU.

"Maaf kalau malam-malam begini membuat anda berdua sedikit kaget. Jadi begini tadi beberapa menit yang lalu pasien bernama Seokjin sempat mengalami penurunan kondisi secara drastis. Tiba-tiba saja kondisinya memburuk seketika." Ucap Jimin pelan.

"Apa dok .. lalu bagaimana kondisi kakak saya sekarang dokter." Ucap Jungkook sambil menangis.

"Syukurnya kondisi pasien sekarang kembali stabil. Besok kami akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pasien, agar kita dapat mengetahui apa penyebab dari penurunan kondisi pasien." Jelas Jimin.

"Kalau begitu saya permisi dulu, untuk malam ini kalian berdua bisa beristirahat karena kondisi pasien sudah kembali stabil." Pamit Jimin.

"Dokter tunggu sebentar bisa saya bicara berdua dengan dokter." Tanya Yonggi.

Jimin pun menganggukkan kepalanya menandakan bahwa dia setuju atas permintaan Yonggi. Mereka berdua pun berjalan sedikit menjauh dari posisi Jungkook.

"Apa yang ingin ada tanyakan kepada saya."

"Dokter saya ingin bertanya beberapa hari ini saya tidak sengaja melihat keberadaan seorang dokter wanita yang yang terlihat sering memasuki ruang ICU apa dokter Jimin mengenalnya." Tanya Yonggi yang penasaran sejak beberapa hari lalu.

"Oh itu.. mulai tiga hari yang lalu saya di bantu dokter Sooya untuk mengawasi kondisi pasien yang bernama Seokjin. Mungkin yang anda lihat adalah dokter Sooya tuan." Jelas Jimin.

"Apa dokter .. siapa dokter Sooya. Apa maksud dokter Kim Jisoo. Dan apakah yang tadi itu juga dia dokter."

"Ya betul itu tadi dia dokter Sooya. Apa anda mengenalnya tuan Yonggi." Tanya Jimin yang curiga kalau sebenarnya mereka saling mengenal satu sama lainnya.

"Ah.. hanya merasa dia mirip dengan seseorang yang saya kenal dokter. Mungkin hanya mirip dan terdengar memiliki nama yang sama." Jelas Yonggi

Akan tetapi ucapan Yonggi tadi semakin membuat Jimin curiga. Bahwa Yonggi adalah salah satu orang yang mengetahui apa yang pernah terjadi antara Seokjin dan Sooya.

***

"Apa kau sudah merasa lebih baik." tanya Namjoon setelah memberikan segelas air kepada Sooya.

"ehmm... aku baik-baik saja, terima kasih Joon." ucap Sooya yang mencoba untuk tersenyum.

Namjoon masih melihat dalam ke arah Sooya yang sedang meminum air yang berada di tangannya kembali. Rasanya Namjoon ingin menanyakan semuanya namun ia merasa tidak tega ketika melihat kondisi Sooya. Tapi sekali lagi Namjoon harus memastikan semuanya agar tidak terjadi salah paham kedepannya.

"Sooya apa aku bisa bertanya kepadamu."

"tentu Joon, kenapa kau harus bertanya seperti itu. tanya saja apa yang ingin kau tanyakan." jawab Sooya yang melihat heran ke arah Namjoon.

"Sooya apa kau masih mencintainya.."

"apa maksudmu Joon, aku tidak mengerti."

"Seokjin. apa kau masih mencintainya Sooya." tanya Namjoon penuh selidik.

"tidak."

"tidak usah berbohong kepadaku Sooya."

"tidak."

"Di ICU tadi kau begitu ketakutan saat melihat kondisinya, kau takut kehilangan dirinya. Bahkan yang aku dengar dari Jimin kau mengajukan diri untuk menjadi dokter dari Seokjin. Jadi apa kau masih ingin berbohong kepadaku Sooya." ucap Namjoon kesal.

"Aku hanya berusaha menepati janjiku kepadanya Joon."

"janji.. janji apa."

"Dulu saat masih kuliah dia pernah memintaku untuk menjadi dokter pribadinya suatu saat nanti. Dan saat ini aku hanya berusaha menepati janji itu." jelas Sooya.

"lalu bagaimana dengan perasaanmu sendiri Sooya." tanya Namjoon yang masih penasaran.

"hmmm... aku sudah tidak mempunyai perasaan apapun terhadapnya Joon. yang aku lakukan hanya bentuk kewajibanku sebagai seorang dokter dan berusaha untuk memenuhi janjiku itu saja." tegas Sooya sekali lagi.

"aku tidak yakin dengan jawabanmu itu Sooya. mengingat tadi kau bergitu ke-"

"Sudahlah Joon aku tidak ingin membahas ini lagi. Dan aku tegaskan sekali lagi aku sudah tidak mempunyai perasaan apapun lagi terhadapnya. Jadi aku mohon kepadamu jangan tanyakan tentang ini lagi ataupun membahasnya." Sela Sooya dengan ketegasannya.

Mendengar suara tegas dari Sooya membuat Namjoon terdiam, tidak lagi membahas atau menanyakan tentang Seokjin. Namun Namjoon masih meyakini satu hal di balik ketegasan Sooya itu. bahwa ia merasa Sooya masih memiliki perasaan khusus terhadap Seokjin.

***

Saat ini sudah menunjukkan waktu tengah malam. Sooya memutuskan malam ini untuk tidak pulang ke apartemennya ia akan menginap di rumah sakit. Di saat suster atau dokter lain bergiliran untuk beristirahat, Sooya yang tidak ada jadwal jaga malam itu tidak kunjung bisa memejamkan matanya walau sebentar. Ia terus terjaga di ruangannya dan terus saja merasa gelisah ada sisi dalam dirinya yang tidak tenang.

Sooya memutuskan untuk keluar dari ruangannya dan berjalan di koridor. Mencoba menenangkan dirinya yang merasa gelisah dengan menyusuri rumah sakit. Namun langkah Sooya seakan menuntunnya ke arah ruangan ICU, entah apa yang membawanya berjalan kesana. Sooya berhenti beberapa meter sebelum tiba di depan ruangan tersebut, ia ingin memastikan dirinya sendiri apa benar ia ingin pergi kesana.

Sooya sempat ragu beberapa saat ketika ingin melangkah jauh kesana. Sooya juga sempat melihat ke arah ruang tunggu yang tepat berada di depan ICU, ia ingin memastikan sahabat Seokjin tadi tidak melihat keberadaannya. Ya Sooya sudah tau kalau tadi orang yang sempat menhentikan langkahnya ketika keluar dari ICU adalah Yonggi sahabat Seokjin sejak masa kuliah. Sooya menghindari Yonggi bukan bermaksud apapun akan tetapi saat ini ia tidak ingin ditanya soal apapun itu.

Setelah Sooya memastikan orang yang ia ingin hindari saat ini tengah tertidur di ruang tunggu, ia pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam ICU. Setelah mengganti pakainnya seperti biasa dengan pakaian khusus Sooya pun menuju ke arah ranjang Seokjin. Sooya menarik nafasnya dalam-dalam ketika dia sudah duduk tepat di samping ranjang Seokjin. Dia terus menatap dalam kondisi orang yang sedang tertidur di hadapannya ini.

"bagaimana keadaanmu oppa, apa kau sudah merasa lebih baik sekarang. aku harap kau bisa beristirahat dengan tenang malam ini, tanpa merasa sakit apapun."

"kau tau oppa malam ini aku tidak bisa tidur, entah kenapa aku juga tidak tahu. aku merasa tidak tenang sejak dari tadi, perasaanku terus saja gelisah oppa. Apa benar aku masih memikirkanmu atau aku memikirkan yang lainnya, yang jelas kaki ku menuntunku untuk datang kemari saat ini."Sooya terus mengajak bicara Seokjin walau tidak ada respon dari yang bersangkutan.

"oppa apa setelah kau sadar nanti kita akan menjadi asing atau akan kembali seperti dulu.." ucap Sooya yang terisak disamping Seokjin.

"seandainya kalau aku bisa memilih, lebih baik kita menjadi asing satu sama lain oppa daripada harus kembali menjadi seperti dulu. rasanya itu terlalu sakit bagiku, mungkin aku tidak akan sanggup lagi menjalani untuk kedua kalinya.."

******

HURT || JINSOO [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang